tag:blogger.com,1999:blog-76365951234188421672024-03-20T13:49:51.498+07:00Ezramos | Raising Godly Kidsezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.comBlogger105125tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-36063770768260157372012-02-22T18:23:00.003+07:002012-02-22T18:34:37.726+07:00Mengajar Anak Berdoa Sebelum Belajar<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfBR56fB_W1CvOv_89-l7xG4-ew4_ZteNLRE4xl2jzw44-hutSUnxwB_2dpiAFswp80tONaNXdsZpsJErXP1l7BQdSNmSE2bDNClXrXnLKLutQzN2ypXkdrjGxcgbR7zD-znRJQbmbEWUt/s1600/KidStudying.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfBR56fB_W1CvOv_89-l7xG4-ew4_ZteNLRE4xl2jzw44-hutSUnxwB_2dpiAFswp80tONaNXdsZpsJErXP1l7BQdSNmSE2bDNClXrXnLKLutQzN2ypXkdrjGxcgbR7zD-znRJQbmbEWUt/s200/KidStudying.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5711921620150477730" border="0" /></a>Paulus menulis pada rekan sekerjanya, Timotius, tentang sifat yang harus dimiliki dalam Kristus Yesus. Ia berkata, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Lukas menggambarkan Yesus ketika masih kecil "makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia." (Lukas 2:52)<br /><span class="fullpost"><br />Tujuan yang harus kita tunjukkan pada anak kita adalah mereka mempunyai pikiran sehat, yang bisa membedakan antara kejahatan dan kebaikan, dan yang ditetapkan oleh Tuhan. Kita harus selalu menunjukkan pada anak- anak kita untuk meraih hikmat, kemampuan untuk berpikir, dan menggunakan rasio dalam situasi apa saja seperti cara berpikir Yesus.<br /><br />Untuk mendapatkan ini, kita bisa mendorong anak-anak kita untuk berdoa, "Jadikan pikiran saya untuk berpikir dengan cara Engkau merancangnya, Tuhan!" Terutama, anak Anda bisa berdoa untuk kemampuan berkonsentrasi.<br /><br />"Bantu saya, Bapa di sorga, untuk bisa memusatkan perhatian pada satu topik. Tolong saya untuk berkonsentrasi penuh untuk mempelajari bahan ini."<br /><br />Anak Anda bisa juga berdoa untuk kemampuan menimbang dan menelusuri sebuah hal.<br /><br />"Tolong saya, Bapa di sorga, untuk melihat masalah ini dari sudut pandang-Mu. Bimbing pikiran saya, Tuhan. Jangan biarkan pikiran saya melantur."<br /><br />Ajari anak Anda bahwa pikirannya adalah ciptaan dan karunia Allah, dan Allah ingin kita memakai pikiran kita untuk memikirkan hal-hal yang baik dan memecahkan masalah, supaya dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semua orang.<br /><br />Ajari anak Anda Filipi 4:8 dan jadikan ayat itu sebagai doa. "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."<br /><br />"Tolong saya, Bapa di sorga, untuk melihat kebenaran-Mu di dalam hal ini. Tolong saya untuk melihat hal-hal mulia dalam pelajaran sejarah ini, untuk memusatkan pada aspek yang baik dalam kisah ini, untuk mencari keindahan dalam pelajaran sains ini."<br /><br />Akhirnya, dorong anak Anda untuk berdoa sebelum memilih pelajaran baru, ulangan, atau mengerjakan pekerjaan rumah:<br /><br />"Bantu saya untuk mempelajari ini semampu saya, untuk mengerti bahan ini dan bisa melihat bagaimana saya bisa menggunakannya suatu hari. Tolong saya bertanya ketika saya tidak mengerti. Beri guru saya hikmat untuk mengajar pelajaran ini, dan tolong mereka untuk bersabar ketika kami mempelajarinya. Terima kasih karena Engkau memberi saya kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang ciptaan-Mu dan prinsip-prinsip yang Kau tetapkan untuk kehidupan saya.<br /><br /><span style="font-size:85%;">By Roberta Hromas<br />Sumber: 52 Cara Sederhana Mengajar Anak Anda Berdoa/Karisma/2009</span><br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-67134446649157675032012-02-12T18:00:00.001+07:002012-02-12T18:11:11.520+07:00Warisan Seorang Ibu bagi Anaknya<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ-UdWupi6hz0ZWhgbZ9VITlobZddIkFnOftr9D1Z-SGo4kXup0rTG0XQEHrx-N6oGMcVu5dHLhdpfm-yURlUvGwmaZIbzWjtrrC_VUAYTVRN2TuKXQc4nho8tXxFzO-MRrzpeUaGJfq9b/s1600/paul-brand.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ-UdWupi6hz0ZWhgbZ9VITlobZddIkFnOftr9D1Z-SGo4kXup0rTG0XQEHrx-N6oGMcVu5dHLhdpfm-yURlUvGwmaZIbzWjtrrC_VUAYTVRN2TuKXQc4nho8tXxFzO-MRrzpeUaGJfq9b/s200/paul-brand.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5708205079593668194" /></a>Sadon hanya dapat duduk di dalam mobilnya memandang dari kejauhan pesta pernikahan anak perempuannya. Ia khawatir kehadirannya akan membuat para undangan merasa terganggu karena ia mantan penderita kusta. Ia sudah terbiasa dengan penolakan dan dianggap "najis" akibatnya penyakitnya. Sejak kecil ia menjadi bahan olokan anak-anak yang lain. Sadon juga tidak bebas berpergian karena pengemudi bis sering mengusirnya. Diperlakukan seperti sampah adalah hal yang lazim baginya. <span class="fullpost"><br /><br />Sadon telah banyak menderita akibat dari penyakit kusta maka sangatlah mengherankan mendengarnya berkomentar, "Saya harus berkata bahwa saya bahagia karena mendapat penyakit ini." Philip Yancey penulis buku Kristen tersohor yang sedang mewawancarainya tersentak dan kembali bertanya, "Bahagia?"<br /><br />"Ya, jika bukan karena penyakit kusta, saya akan menjadi seorang pria yang mempunyai keluarga yang normal, mengejar kekayaan dan status yang lebih tinggi di dalam masyarakat. Saya tidak akan pernah mengenal orang-orang mengagumkan seperti Dr Paul Brand, dan saya tidak akan pernah mengenal Tuhan yang hidup di dalam dia."<br /><br />Siapakah Dr Paul Brand yang membuat seorang penderita kusta merasa bahagia mendapat kusta karena lewat penyakitnya yang mengerikan itu ia dapat mengenal dia?<br /><br />Dr Paul Brand adalah misionaris yang melayani di Sekolah Tinggi Kedokteran dan Rumah Sakit Kristen di Vellore, India selama sekitar 18 tahun. Walaupun sudah meninggalkan India dari tahun 1965, kasih dan pelayanannya bersama istrinya, Margaret meninggalkan kesan yang begitu mendalam di hati mantan pasien kusta yang dilayaninya. Seorang lagi mantan pasien yang bernama Namo menggantung foto Paul di rumahnya dengan catatan yang berbunyi, "Kiranya semangat yang ada di dalam dirinya hidup di dalam diriku."<br /><br />Dr Paul Brand banyak dikenali melalui buku karangan Philip Yancey, In His Image (Sesuai Gambarnya) dan Wonderfully and Fearfully Made (Diciptakan dengan Dahsyat dan Ajaib). Konsep asli kedua buku tersebut diambil dari pengamatan dan pengalaman Paul sebagai ahli bedah dan ahli biologi. Brand merupakan salah satu tokoh yang hebat di dalam dunia medis karena sumbangannya dalam riset penyakit kusta dan prosedur pembedahan tangan yang disebut dengan namanya sebagai penghormatan atas jasanya. (Tulisan Philip Yancey tentang Dr Paul Brand dapat dibaca di dalam buku Soul Survivor.)<br /><br />Siapa Paul Brand itu tidak dapat dipisahkan dari warisan kedua orang tuanya. Paul dilahirkan pada tahun 1914 di pergunungan Kolli Malai, di selatan India tempat orang tuanya, Evelyn dan Jessie Brand melayani sebagai misionaris di pergunungan terpencil yang disebut Pergunungan Maut. Di desa yang kumuh dan terbelakang, tanpa sekolah elit yang bagus Paul menemukan pendidikan awalnya dalam bidang medis. Ia sering harus membantu kedua orang tuanya merawat dan mengobati penduduk desa yang miskin dengan peralatan medis yang minim. Namun uniknya, pengalaman awalnya dengan darah dan nanah membuat Paul merasa mual dan takut. Selama bertahun-tahun ia mengelak untuk belajar kedokteran karena tidak berani untuk berurusan dengan darah, nanah dan penyakit.<br /><br />Setelah ayahnya meninggal dunia di pergunungan itu karena berulang kali terserang penyakit malaria, ibunya coba membujuk Paul untuk menekuni bidang medis. Kata ibunya, "Ayahmu selalu berharap memiliki gelar dokter, bukannya hanya mengandalkan kursus pelatihan singkat. Jika saja ia memilikinya…siapa tahu, mungkin ia masih bersama kita. Ia akan tahu cara mengobati malaria itu." Ibunya meneruskan untuk memberitahu peraturan baru di India yang melarang semua orang kecuali dokter berijazah untuk praktek. Ibunya mengakhiri diskusi tentang masa depannya dengan berkata, "Paul, ayahmu selalu bermimpi kau akan meneruskan apa yang ia tinggalkan, dan kembali ke India sebagai dokter sungguhan."<br /><br />Dengan tegas Paul memotong percakapan ibunya, "Tidak, saya tidak mau menjadi dokter. Saya tidak suka pekerjaan medis. Saya lebih suka bekerja di bidang bangunan. Saya bisa membangun rumah, sekolah dan bahkan rumah sakit." Paul tahu ia telah mengecewakan ibu dan almarhum ayahnya, tetapi ia masih belum bisa memberitahu ibunya dan mungkin juga belum bisa mengakui pada dirinya sendiri bahwa ia bereaksi pada darah dan nanah. Jadi akhirnya selama 4 tahun, Paul menekuni bidang bangunan, ia magang sebagai tukang kayu, tukang batu, tukang cat dan penyusun bata dan ia sangat menyukainya. Paul tidak sabar untuk kembali ke India untuk mempraktekkan keahliannya. Sebelum ia berangkat badan misi yang mengutusnya menasihatinya untuk mengambil kursus tentang higiene dan penyakit tropis seperti yang pernah diambil ayahnya.<br /><br />Di sinilah tangan Tuhan mulai berkarya. Suatu malam saat ia ditugaskan untuk membantu di rumah sakit seorang gadis muda korban kecelakaan didorong ke unit gawat darurat. Di bawah lampu yang terang benderang gadis itu kelihatan sangat pucat sama seperti patung lilin karena telah kehilangan banyak darah. Paul sama sekali tidak mendeteksi denyutan di pergelangan gadis itu dan tampaknya ia juga sudah tidak bernafas. Paul yakin gadis itu sudah tewas. Seorang perawat memasang sebotol darah ke tiang logam dan seorang dokter memasukkan jarum ke vena gadis itu. Paul disuruh untuk mengamati botol darah yang mulai mengalir sementara mereka bergegas untuk mengambil lebih banyak darah.<br /><br />Dengan tangan yang gemetaran Paul memegangi pergelangan tangan gadis itu dan tiba-tiba ia dapat merasakan denyut yang samar, satu getaran yang nyaris tidak terasa. Botol darahnya berikutnya tiba, dan setelah dipasang—sebuah bintik merah jambu muncul di pipi gadis itu. Perlahan-lahan bintik kecil itu menyebar menjadi kemerahan yang indah. Tubuhnya mulai bergetar dan kemudian kelopak matanya bergerak dan terbuka. Akhirnya gadis itu memandang ke Paul dan dengan sangat terkejut ia mendengar gadis itu berbicara, "Minta air."<br /><br />Hal itu merupakan satu mukjizat bagi Paul. Orang mati dibangkitkan, darah dan kedokteran dapat melakukan ini! Tuhan pada malam itu dalam waktu satu jam sudah mengubah Paul, sesuai dengan doa dan pengharapan ibunya, dan ketika ia menyelesaikan kursus singkat hatinya sudah begitu didorong oleh keinginan batin untuk menekuni bidang medis.<br /><br />Evelyn pernah menulis bahwa saat yang paling sulit baginya adalah ketika ia harus mengucapkan selamat tinggal kepada kedua anaknya yang harus ditinggalkan di Inggris untuk meneruskan pendidikan mereka. Katanya, "sesuatu mati di dalam saya" di hari saya harus mengucapkan selamat tinggal kepada mereka. Hal itu merupakan ujian ketaatan yang paling sulit dari Tuhan untuknya. Tetapi dengan berat hati ia tahu ia harus melakukannya dan menyerahkan kesejahteraan anak-anaknya ke dalam tangan Tuhan. Dan Tuhan memang telah dengan baik merawat dan membimbing jalan hidup kedua anaknya walaupun sejak Paul berumur 9 tahun ia harus berpisah dari orang tua.<br /><br />Evelyn meninggal dunia di pergunungan di India di usia 95 tahun, di masa hidupnya ia berkesempatan menyaksikan bagaimana Paul bukan saja mengikuti jejak ayahnya menjadi misionaris di India tetapi berkat kejeniusannya dalam teknik bedah dan riset telah membuat banyak terobosan baru yang membuat hidup banyak penderita kusta menjadi lebih berarti. Tuhan telah melakukan jauh lebih banyak dari yang pernah didoakan Evelyn buat anaknya dan sesuai dengan janjiNya, Tuhan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. (Roma pasal 8, ayat 28)<br /><br />Evelyn pasti akan sangat senang jika ia dapat mendengar komentar Yancey tentang anaknya di bukunya Soul Survivor. Sebagai jurnalis, Yancey sudah mewawancarai banyak tokoh yang terkenal: peraih hadiah Nobel, Pulitzer, atlet Olympiade, musisi, politikus, pengusaha yang sukses tetapi saat ia bertemu dengan Paul merupakan pertama kalinya ia menemukan kerendahan hati yang tulus. Seorang yang jenius tetapi sangat rendah hati, yang dengan keahlian sebagai ahli bedah ternama mengabdikan diri bukan untuk memperkaya diri sendiri tetapi membantu kaum papa yang tidak dapat membalasnya dengan kekayaan materil. Kata Yancey di lain kesempatan, "Anda hanya perlu menemukan satu orang kudus untuk percaya. Dan saya sudah menemukannya." (CPM)<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-8258362657436818472012-02-05T16:39:00.004+07:002012-02-05T16:45:38.271+07:00Hati-hati Saat Dandani Anak Seperti Putri Raja<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrvaPSoRWqmqKQncgK9eY5rYJYR19HA9hh_dtiEbTl4hAYaLI50L2w-z3S3a9VqiHppz0pn3uQ5okbEYpcsaTlnSwK5UDOFlvOTgXO_hDktRSh9CQW8IUpAaUUucE37AfGQRzgBfLEtWCo/s1600/princess-dress.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 132px; height: 162px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrvaPSoRWqmqKQncgK9eY5rYJYR19HA9hh_dtiEbTl4hAYaLI50L2w-z3S3a9VqiHppz0pn3uQ5okbEYpcsaTlnSwK5UDOFlvOTgXO_hDktRSh9CQW8IUpAaUUucE37AfGQRzgBfLEtWCo/s200/princess-dress.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5705584763291333778" border="0" /></a>Mengenakan buah hati dengan gaun, sepatu cantik, lengkap dengan mahkota berhias manik-manik, mungkin terlihat wajar. Namun, menurut seorang psikolog, hal ini bisa berdampak negatif pada perkembangan psikologisnya karena menyampaikan pesan berbahaya.<br /><br />Yaitu, membuat putri Anda mempercayai sebuah dongeng yang ceritanya selalu berakhir bahagia selamanya. Menurut Dr. Jennifer L. Hardstein, penulis buku <span style="font-style: italic;">'Princess Recovery: A How-To Guide to Raising Strong, Empowered Girls Who Can Create Their Own Happily Ever Afters'</span>, seseorang yang mengadaptasi ide dari buku dongeng dapat berdampak langsung pada tingkat kepercayaan dirinya.<br /><span class="fullpost"><br />Ia mencontohkan, seperti dongeng klasik <span style="font-style: italic;">Sleeping Beauty </span>dan <span style="font-style: italic;">Cinderella</span>, yang sebenarnya menggambarkan ide kalau seseorang yang cantik dan memiliki banyak busana dan sepatu bagus, akan bisa dengan mudah menemukan cinta dan popularitas. Kondisi ini oleh Hardstein digambarkan sebagai <span style="font-style: italic;">'Princess Syndrome'.</span><br /><br />Pesan semacam ini, menurut Hardstein, memiliki dampak besar pada kepercayaan diri seorang gadis dan membuat sulit bagi anak untuk memahaminya saat tumbuh dewasa. Bahwa kecerdasan, kemurahan hati dan keinginan besar merupakan nilai yang lebih penting.<br /><br />"Para gadis mendapatkan pesan ini di mana-mana. Nilai yang mereka pahami didasarkan pada bagaimana mereka melihat hal-hal yang mereka miliki dan itu sangat dangkal," Dr. Jennifer L. Hardstein, dikutip Daily Mail.<br /><br />Ia juga memperingatkan tentang pengaruh mainan, seperti boneka barbie atau tokoh lain, yang mengenakan riasan tebal. Hal ini akan memberikan ide yang buruk pada anak-anak terkait penampilan. (Vivanews)</span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-47619763553595694342011-04-20T12:56:00.002+07:002012-02-05T16:46:38.051+07:00Should Kids Be Taught to Pray?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAKHreRafDFuagJmbG5mEA0LH3chIRNp07fClPyONojSgQUU9U9bzK-VvrK7RYszT5ZngjIHB3eQr7shf1Tc2YKpfW3lWevKtFryBVIO4LCghF9JA8dpvGZxeSouZGg4nFT0KLKAJMmfTL/s1600/kidPray.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAKHreRafDFuagJmbG5mEA0LH3chIRNp07fClPyONojSgQUU9U9bzK-VvrK7RYszT5ZngjIHB3eQr7shf1Tc2YKpfW3lWevKtFryBVIO4LCghF9JA8dpvGZxeSouZGg4nFT0KLKAJMmfTL/s200/kidPray.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5597540929157054802" border="0" /></a>Should children be taught to pray even if they haven't professed faith? Yes. I think we should teach our children to pray as soon as they can say anything. The first words they should say are, "Dear Jesus, thank you."<br /><br />I say this is because I can't discern when a child is being spiritually wrought upon by the Lord. I don't put much stock in children's professions of faith. They seem to come and go. What matters is whether or not they have been born again.<br /><span class="fullpost"><br />I don't know when a child is born again. I don't assume that a child must become a blatant rebellious unbeliever before he is regenerated. He can start to believe at a young age. And because he can believe at a young age, and because I can't tell precisely when his faith becomes his own and authentic, I don't want to wait too long before I start treating him as a believer.<br /><br />Also, practically, it seems right to put the vocabulary of prayer into a child's mouth from the very beginning. That way, when his faith is born, he has a whole vocabulary, orientation, and habit that the Lord can use.<br /><br />It would be very awkward or even cruel to leave your child out of family worship or prayer. You should take his hand around the dinner table and have him bow his head too. You would never tell your child that he isn't included in the prayer because he is a pagan. You can't treat your children that way.<br /><br />You have to build the disciplines of the Christian life into your children from the beginning, all the while praying that they are going to grow up and mean what they say. They may mean it at age 2. You just don't know.<br /><br /><span style="font-size:85%;">By John Piper</span></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-37493841134664331942011-04-02T23:44:00.002+07:002011-04-02T23:48:45.596+07:00How Effective Is Spanking as Discipline For Children?<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj658XoP3aTY0MQgxYsjKJPnRQiVQvfNlYrpdZKJh0NeXiLJ-f_QQ-QVLUAkwuILwBgPlhyfwI0UAtdAlEZUtttMDokNQ11I9lnIK1LCOmeTJ2fHmGWWdqxFazH4nrGbTPw11p2E_osbm0H/s1600/spanking.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj658XoP3aTY0MQgxYsjKJPnRQiVQvfNlYrpdZKJh0NeXiLJ-f_QQ-QVLUAkwuILwBgPlhyfwI0UAtdAlEZUtttMDokNQ11I9lnIK1LCOmeTJ2fHmGWWdqxFazH4nrGbTPw11p2E_osbm0H/s200/spanking.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5591028476173432386" /></a>A more definitive question would be: "How should spanking be used as discipline for children?" When clearly defined guidelines are practiced, spanking is both effective and biblical. It is possible to be too strict. For that reason, parents need to establish a balance between two requirements: consistency in enforcing good behavior, while obeying God's command that we love our children. "Don't fail to correct your children. They won't die if you spank them. Physical discipline may well save them from death" (Proverbs 23:13-14, NLT). Spanking is an act of parental love established to change a child's behavior.<br /><span class="fullpost"><br />Children respond to the world differently from an adult. A child develops within boundaries that need to be filled with parental love. It is important that children learn the consequences of crossing those boundaries when they rebel or disregard authority. As adults, we realize that the purpose of a speeding ticket is to get our attention and to restrain our behavior. Children learn that the reason for their discipline is to get their attention and to change their behavior.<br /><br />How effective is spanking as a discipline for children when parents are angry? The purpose of spanking is not for parents to express their anxiety or frustration. Anger places destructive fear into discipline. ". . .Everyone should be quick to listen, slow to speak and slow to become angry, for man's anger does not bring about the righteous life that God desires" (James 1:19-20). Spanking is never used to humiliate a child. One parent made a habit of spanking their sons in front of the other brothers. The intent was to illustrate the consequences of disobedience. The results proved ineffective and even caused ridicule and disrespect among the brothers.<br /><br />Parents who discipline effectively spank on a basis of clearly defined rules, not on their feelings at that particular moment. They spank for acts of disobedience, defiance, and rebellion. Just like a police officer, they do not need to be angry to enforce a rule or law. Effective parenting is accomplished when God's moral laws are enforced. "Discipline your children while there is hope. If you don't you will ruin their lives" (Proverbs 19:18, NLT).<br /><br />How effective is spanking as discipline for children when biblical principles are followed? Spanking is effective as a method of correction when it follows God's Word and also focuses on instruction beyond punishment. Wouldn't it be terrible if God changed His rules daily? Fortunately, God is not vague concerning punishment and sin. Children need clear explanation of the wrong behavior, the reason for the punishment, and your expectations for their future behavior. Focus on positive behavior rather than directing negative attitudes toward children. It helps parents to respond appropriately when the right questions are asked:<br /><br />• What was wrong about my child's behavior?<br />• Was the behavior dangerous or sinful? Or was the behavior just a childish, natural response that was inconvenient to me?<br />• What motivated my child's behavior?<br />• What is the best method to correct this specific behavior so that I can encourage more positive actions in the future?<br /><br />How effective is spanking as discipline for children? The Scriptures do not give parents permission or a command to yell at or hit a child. Hitting is an uncontrolled emotional response. Spanking is a calm application of discipline that is appropriate to a specific behavior. Often parents will ask, "How many times do I have to tell you that?" If simply telling a child made them obey, we wouldn't have to repeat ourselves so many times. Spanking is only one tool in disciplining children. Always think beyond the spanking to the goal of long-lasting results of godly obedience.<br /><br />"Children, obey your parents because you belong to the Lord, for this is the right thing to do" (Ephesians 6:1, NLT).<br /><br /><span style="font-size:85%;">Source: <a href="http://www.allaboutparenting.org" target="_blank">All About Parenting</a></span><br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-85011246336402894072011-01-30T18:01:00.014+07:002011-04-01T18:09:27.523+07:00Melihat dan Belajar<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCe7poJB7-JaGMLW25QZsgR6Cx2uqxKBdnFfs-8WugFPcef5TQE75jPQ1qbwxOjxapbI84ZXlgtfXsv2AKPhjGuGzMmLBtizXLqTtXbGUGx-aMnBzNJjl0XPzzdWre-X6zSQkgOicO8DW1/s1600/mom-and-kid.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 130px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCe7poJB7-JaGMLW25QZsgR6Cx2uqxKBdnFfs-8WugFPcef5TQE75jPQ1qbwxOjxapbI84ZXlgtfXsv2AKPhjGuGzMmLBtizXLqTtXbGUGx-aMnBzNJjl0XPzzdWre-X6zSQkgOicO8DW1/s200/mom-and-kid.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5567934711819456002" border="0" /></a>Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya. —Amsal 22:6a<br /><br />Saat seorang wasit berdiri di belakang plate pada suatu pertandingan softball putri, ia mendengar ibu dari seorang pemain mulai berteriak: “Ganti wasitnya! Ganti wasitnya!” Dengan segera, orangtua lain mengikuti teriakan itu.<br /><span class="fullpost"><br />Wasit itu tersenyum, lalu berbalik ke arah kerumunan penonton dan membalas teriakan mereka, “Ganti orangtuanya! Ganti orangtuanya!” Kecaman para orangtua itu pun langsung berhenti.<br /><br />Betapa penting orangtua memberikan contoh yang baik, karena anak-anaknya memperhatikan mereka. Orangtua Kristen dapat mendorong kebiasaan dan perilaku yang baik dengan melakukan hal-hal berikut ini:<br /><br />• <span style="font-weight: bold;">Berdoa untuk dan dengan mereka</span>—supaya mereka belajar bagaimana berbicara kepada Allah. “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur (Kolose 4:2).<br /><br />• <span style="font-weight: bold;">Membaca dan mengajarkan Alkitab kepada mereka</span>—sehingga mereka belajar tentang kebenaran Allah. “Haruslah engkau mengajarkannya [semua perintah Allah] berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apa bila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:7).<br /><br />• <span style="font-weight: bold;">Menceritakan tentang Yesus kepada mereka</span>—dan memimpin mereka untuk beriman kepada-Nya. “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yoh. 3:3).<br /><br />Cara terbaik untuk memberikan contoh yang baik bagi anak-anak kita adalah dengan hidup sesuai iman kita di hadapan mereka. Ketika mereka memperhatikan kita—mereka belajar tentang nilai hidup utama yang kita pegang.<br /><br /><span style="text-align: center;">Perhatikanlah dirimu dan pikirkan anakmu—<br />Waktumu dan pikiranmu adalah haknya;<br />Bagaimana kau menjawab Tuhan ketika Dia bertanya,<br />“Orangtua seperti apakah dirimu?”—NN.</span><br /><br />Anak-anak mungkin tak mewarisi bakat orangtuanya, tetapi akan menyerap nilai hidup mereka.<br /><br /><span style="font-style: italic;">(disadur dari Renungan Our Daily Bread 30 Januari 2011)</span><br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-34250703867645654202011-01-20T14:00:00.003+07:002012-02-05T16:55:30.636+07:00Menonton TV Sebabkan Masalah Psikologi Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoe-6L7pidSAPdIX04wJF9oz67Srs9JMJHIGldserwSb1v4eTVCevA71DFkueiNU1zYHuTOke5bQ-QRpdieksq_pVKWsdIrAdA_2jU6XWrudnkuyjhYAA3dZGcX-zoIIqvpmZhA3YjpPX9/s1600/anak+nonton+tv.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoe-6L7pidSAPdIX04wJF9oz67Srs9JMJHIGldserwSb1v4eTVCevA71DFkueiNU1zYHuTOke5bQ-QRpdieksq_pVKWsdIrAdA_2jU6XWrudnkuyjhYAA3dZGcX-zoIIqvpmZhA3YjpPX9/s200/anak+nonton+tv.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5564161679564037186" border="0" /></a>Dalam sebuah studi yang melibatkan sekitar 1.013 anak berusia di antara 10-11 tahun, ditemukan bahwa mereka yang menonton televisi, menatap layar komputer, atau kombinasinya, lebih dari 2 jam per hari akan mengalami masalah psikologi.<br /><br />Masalah psikologi yang dimaksud adalah kesulitan menjalin pertemanan, sulit berempati dengan teman, dan dilaporkan merasa tidak bahagia. Penelitian dilakukan dengan mengikatkan alat pengukur accelerometer, sebuah alat untuk mengukur aktivitas si anak setiap 10 detik selama ia terjaga selama 7 hari.<br /><span class="fullpost"><br />Kemudian para anak diminta untuk menceritakan seberapa lama mereka menonton televisi atua menggunakan komputer di luar waktu harus mengerjakan pekerjaan rumahnya. Mereka juga diminta menjawab pertanyaan seperti, seberapa sering mereka merasa tidak bahagia, mood berantakan, ingin menangis, atau kesepian.<br /><br />Jawaban para responden ini dikombinasikan untuk memeroleh nilai keseluruhan yang mengindikasikan apakah si anak memiliki masalah signifikan.<br /><br />Angie S. Page, PhD, dari University of Bristol di Inggris mengatakan bahwa tak ada hubungan antara waktu mereka bergerak atau tidak dengan kesehatan psikologi anak. Nampaknya apa yang dilakukan saat itulah yang penting. Misal, jika Anda memilih menonton televisi untuk hiburan, maka ini akan berkaitan dengan kesehatan mental yang negatif.<br /><br />Dikutip dari WebMD, Page mengatkan bahwa kita tidak bisa mengandalkan aktivitas fisik untuk mengkompensasi lamanya waktu menatap layar televisi atau komputer. Menonton televisi atau bermain permainan komputer lebih dari 2 jam per hari sangat berhubungan dengan permasalahan psikologi, sulit menghormati orang lain, dan tingkat aktif anak.<br /><br />Para orangtua harus mendorong anak untuk melakukan aktivitas fisik agar anaknya mengurangi waktu menonton televisi atau menatap layar komputer. Page menekankan bahwa studi tersebut memang menemukan konsekuensi pada anak yang menatap layar komputer dan televisi lebih dari dua jam, dalam hal fisik dan mental. Anak yang melakukan aktivitas fisik, secara umum dinilai memiliki kesehatan psikologi yang lebih sehat. (Kompas)<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-71797720333850848562011-01-20T13:37:00.002+07:002011-01-20T13:42:32.177+07:00Komunikasi Tepat supaya Anak Bersikap Baik<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO_cd6HT8eZXCp00ofrPiq4eCdSQqg_-yige0KA-niKXCc4N7aimk066o_QRZPqlyTmDgo-GjCDGv_oqz7XrCVMFJP2MQMWkA7rb9ujFmfpxw_stymd9YW18e1yJoQmpgAPsOwUgRpJAhV/s1600/mom-and-kid.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 130px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO_cd6HT8eZXCp00ofrPiq4eCdSQqg_-yige0KA-niKXCc4N7aimk066o_QRZPqlyTmDgo-GjCDGv_oqz7XrCVMFJP2MQMWkA7rb9ujFmfpxw_stymd9YW18e1yJoQmpgAPsOwUgRpJAhV/s200/mom-and-kid.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5564154684761951234" border="0" /></a>Jika Anda ingin si kecil bersikap dengan baik, perhatikan cara Anda mengomunikasikan keinginan Anda itu. Menurut pengarang How to Behave So Your Preschooler Will, Too!, Sal Severe PhD, komunikasi adalah faktor terpenting agar si kecil bisa belajar bersikap dengan baik. Cara Anda mengomunikasikan ekspektasi dan keinginan akan membuat banyak perbedaan.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Bayangkan diri Anda ada di posisi si kecil. Jika ia mendengar suara orangtuanya mengatakan sesuatu dengan nada melengking atau tidak menyenangkan, apakah pesan yang disampaikan bisa dimengerti? Tentu sulit untuk dicerna. Tetapi kadang, dengan nada lembut pun si kecil seakan tidak mau mengerti. Bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dengan anak? Dr Severe menyarankan beberapa langkah, antara lain:<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Nada positif</span><br />Katakan pada si kecil apa yang Anda ingin ia lakukan ketimbang apa yang Anda tak ingin ia lakukan. Misal, "Tolong keringkan air mata kamu," ketimbang, "Jangan cengeng!" atau "Berhenti nangis!" Contoh lainnya, ketimbang mengatakan, "Berhenti mengeluh", katakan, "Mintanya dengan nada sopan, dong." Saat anak Anda mengikuti instruksi Anda, berikan pujian. Ingat untuk memuji sikapnya, bukan anak secara keseluruhan. Jika Anda mengatakan, "Kamu anak yang baik saat kamu main manis sama adik kamu," pesan yang ditangkap anak adalah ia bukan anak baik kalau tidak main manis dengan adiknya. Alih-alih, katakan, "Mama bangga dengan cara kamu berbagi sama adik kamu. Pilihan kamu bagus, Nak."<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rencanakan sikap bagus</span><br />Anak-anak perlu tahu ekspektasi yang Anda harapkan darinya sejak dini. Biarkan ia tahu ke mana Anda dan ia akan pergi, apa aturannya, dan apa yang akan terjadi jika ia bersikap baik atau nakal. Jika ia tahu keadaan apa yang akan ia hadapi, ia akan jauh lebih baik dalam mengikuti instruksi Anda.<br /><br />Jangan lupa untuk membawa tas aktivitas untuk si kecil jika Anda berencana pergi jauh, ke restoran, atau tempat lainnya yang membutuhkan si kecil untuk banyak duduk. Jika Anda membawa mainan atau hal lain yang membuat si kecil sibuk, Anda akan menghindari banyak problem potensial. Menurut dr Severe, barang-barang yang dibawa akan lebih efektif jika barangnya masih baru untuk anak. Jika Anda sempat, berbelanjalah mainan atau buku anak dalam jumlah banyak, dan simpan. Keluarkan satu per satu jika Anda ingin si kecil tenang.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pesan positif</span><br />Anak-anak percaya apa pun yang dikatakan oleh orangtua mereka. Jika Anda mengatakan bahwa si kecil susah belajar mendengarkan, ia akan berlaku seperti itu. Jika Anda katakan bahwa Anda yakin ia bisa belajar mendengarkan dan patuh sama apa kata mama, ia akan berusaha membuktikan Anda benar. Tanamkan ide dalam dirinya bahwa ia bisa melakukan apa yang Anda minta. Mereka akan belajar untuk memenuhi permintaan Anda.<br /><br />Berikan pujian atas hal-hal bagus yang ia lakukan. Semakin banyak Anda mendorong ia melakukan sikap yang baik, makin ia ingin membuat Anda bangga. Kebanyakan anak ingin melakukan hal-hal yang benar setiap saat. Fokuskan pada hal-hal yang positif dan Anda akan melihat tingkah positif itu lebih sering.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Contohkan</span><br />Setiap orangtua pasti ingin anaknya patuh sejak pertama diminta. Tetapi banyak pula orangtua yang mengatakan "Nanti dulu," atau, "Sebentar" atau mendengar si anak bicara tetapi tidak seksama? Jika Anda ingin si kecil menjadi pendengar yang baik, maka contohkan bagaimana menjadi pendengar yang baik. Anda harus mencontohkan hal-hal semacam ini. Sebisa mungkin, setiap kali anak Anda mengajak bicara, berhenti melakukan apa yang sedang Anda lakukan, buat kontak mata dengan si kecil, dan dengarkan sungguh-sungguh apa yang ia katakan. Tak hanya ia akan berlaku sama kepada Anda, hal ini juga akan membangun kepercayaan dirinya, dan membuatnya merasa dihargai.<br /><br />Putar kembali<br />Akan membantu untuk Anda belajar mengerti jika Anda memintanya mengatakan kembali apa yang Anda ingin ia lakukan. Contoh, "Kita mau main ke tempat Tante Rina, di sana kamu boleh main di taman belakangnya sama Bella. Tapi, kita cuma setengah jam saja di sana. Kalau Mama panggil kamu untuk pulang, kamu datangi mama, dan kita siap-siap pulang ya? Nah, coba kamu ulangi apa yang mama bilang tadi." Ia akan mencoba mengulang instruksi Anda. Ini akan memastikan si kecil mengerti apa yang diharapkan dari dia.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Harapan yang realistis</span><br />Ingat, anak Anda adalah anak-anak. Anak balita atau usia prasekolah butuh banyak waktu Anda untuk diperhatikan. Ingat juga bahwa perubahan akan memakan waktu. Tetap positif dan konsisten dan Anda akan melihat perubahan pada sikap anak.<br /><br />Belajar untuk berkomunikasi secara efektif dengan si kecil adalah hal krusial untuk meminta si anak melakukan apa yang Anda inginkan. Dengan kesabaran dan praktik, komunikasi Anda akan membaik, begitu pun sikap si anak. (Kompas)<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-7948943913126724992011-01-18T11:35:00.003+07:002011-01-18T11:41:46.739+07:0013 Tips Jauhkan Anak dari Pornografi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji7BTjvWkqQvXUU4g1ebm2ZAHygHBQmYrxh6HitWmgSH8cgYA86wEG1lc9aJUKF-VyfafNjVy6Pdk2q7vBEE78MPFmt9JbbDWSDE-7OPJqOoYZCr1ldeE9qV-T4hdEV94lrkOft0vYiRnu/s1600/ortu+%2526+anak+komputer.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji7BTjvWkqQvXUU4g1ebm2ZAHygHBQmYrxh6HitWmgSH8cgYA86wEG1lc9aJUKF-VyfafNjVy6Pdk2q7vBEE78MPFmt9JbbDWSDE-7OPJqOoYZCr1ldeE9qV-T4hdEV94lrkOft0vYiRnu/s200/ortu+%2526+anak+komputer.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5563381003837747986" border="0" /></a>Kasus video porno artis sempat mengguncangkan masyarakat. Tak hanya orang dewasa, anak-anak kecil pun kerap mendengar mengenai masalah itu, antara lain lewat tayangan media, teman-teman, atau orang sekitar. Tak heran jika para orangtua merasa khawatir anaknya terekspos materi pornografi yang sudah sangat bebas. Di bawah ini adalah beberapa poin yang bisa Anda terapkan supaya anak terhindar dari pornografi:<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">1. Tunjukkan wewenang Anda sebagai orangtua.</span><br />Lakukan hal ini secara bijaksana dan lembut. Tunjukkan bahwa Anda tetap orangtuanya walau hubungan Anda dengannya terjalin seperti sahabat.<br /><br />Sebagai orangtua, Andalah yang berhak mengambil keputusan akhir tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keamanan anak. Anda berhak mengetahui siapa saja temannya, di mana ia berada, dan apa yang sedang ia lakukan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Berikan contoh yang baik.</span><br />Orangtua adalah yang pertama kali akan dicontoh anak di rumah. Jika ingin anak berperilaku baik, Anda juga harus melakukan hal yang sama. Jangan malah ikut-ikutan mengunduh video porno.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Pasang pengaman di komputer atau televisi.</span><br />Saat ini tersedia banyak software yang bisa digunakan untuk mencegah dibukanya situs-situs porno di internet atau saluran-saluran khusus dewasa di televisi. Pasanglah software itu di rumah sebagai pengamanan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Kontrol "password" internet.</span><br />Jangan berlakukan sistem otomatis pada sambungan internet di rumah, melainkan terapkan sistem manual. Saat anak masih kecil, yang boleh mengetahui password ini hanya Anda dan suami. Ganti password secara teratur supaya keamanannya terjaga.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Letakkan komputer atau televisi di ruang publik.</span><br />Maksudnya, ruangan yang dipakai bersama-sama anggota keluarga lain, misalnya ruang keluarga. Dengan demikian, Anda bisa mengawasi apa saja yang sedang ditonton atau diakses anak.<br /><br />Hindari memberikan komputer atau televisi pribadi sepanjang anak belum membutuhkannya. Namun, jika ia memilikinya, Anda harus mengetahui password komputer atau akun jaringan sosialnya supaya tetap bisa melakukan pengawasan terhadap anak.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. Buat aturan soal internet.</span><br />Selain menentukan waktu pemakaian internet, tentukan juga apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan internet. Poin-poin berikut ini, dari www.protectyourkids.info, bisa Anda terapkan padanya:<br />* Jangan pernah memberikan informasi pribadi di forum umum.<br />* Jangan membalas e-mail, obrolan, atau diskusi yang membuatnya merasa tidak nyaman.<br />* Jangan memberikan informasi atau foto kepada orang tak dikenal.<br />* Jangan memberikan password kepada orang lain, kecuali orangtua.<br />* Jangan klik link apa pun dari orang tak dikenal.<br />* Jangan langsung memercayai orang yang baru saja dikenal. Mereka bisa saja berbohong. Jadi,<br /> ia mesti selalu berhati-hati.<br />* Jangan mau diajak bertemu secara langsung oleh orang yang dikenal lewat internet.<br />* Jangan membeli barang apa pun atau memberikan informasi tentang kartu kredit tanpa seizin<br /> orangtua.<br />* Selalu beri tahu orangtua jika ada seseorang atau suatu hal di internet yang membuatnya tidak<br /> nyaman.<br />* Selalu ikuti aturan penggunaan internet dari orangtua.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7. Jangan berikan ponsel canggih.</span><br />Kalau anak memang membutuhkan ponsel, berikan ponsel yang paling sederhana, tanpa kamera, video, ataupun internet. Ponsel seperti itulah yang ia butuhkan saat ini. Katakan padanya bahwa fungsi utama ponsel adalah untuk berkomunikasi. Jika memerlukan internet, ia bisa gunakan komputer di rumah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8. Dampingi saat menonton televisi atau menggunakan internet, terutama untuk yang masih kecil.</span><br />Sebaiknya Anda yang memegang remote control-nya. Setiap kali muncul adegan yang kurang pantas, segera ganti salurannya dan tunjukkan ketidaksukaan Anda. Tujuannya agar anak menjadi terbiasa dan tahu bahwa yang seperti itu memang tidak pantas. Ia pun tak akan tertarik pada hal-hal semacam itu meskipun sedang tidak berada dalam pengawasan Anda. Lakukan tindakan yang sama pada media lain. Ketika ia sudah lebih besar, Anda bisa berdiskusi soal seks dan memberikan penjelasan lebih mendalam.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">9. Sediakan waktu untuk keluarga.</span><br />Banyak orang mengakses pornografi karena merasa bosan dan tidak memiliki kegiatan lain. Inilah sebabnya keluarga sebaiknya menghabiskan waktu bersama-sama, setidaknya sekali seminggu. Ajak anak ke taman, makan di luar, atau yang lainnya, supaya ia terhibur. Diskusikanlah dengannya supaya ia terhibur. Diskusikanlah dengannya mengenai kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa bosan. Dengan demikian, ia tidak berpaling ke televisi atau internet untuk mencari hiburan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">10. Sertakan mereka dalam kegiatan bermanfaat.</span><br />Daftarkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Pilihan lain adalah bekerja sama dengan para orangtua di sekolah atau lingkungan rumah. Anda bisa menyediakan aktivitas kecil-kecilan untuk mereka, misalnya, mendirikan klub membaca atau melukis.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">11. Periksa teman anak.</span><br />Bukan tidak mungkin anak mendapatkan materi pornografi dari temannya. Jadi, tidak ada salahnya jika Anda cermat memilih dengan siapa ia bisa bergaul. Kalau tahu bahwa teman anak suka dengan hal-hal berbau pornografi, bicaralah dengan orangtua teman anak tersebut.<br /><br />Sebagai sesama orangtua, katakan bahwa Anda menginginkan yang terbaik untuk masa depan kedua anak. Apabila cara ini tidak berhasil, jauhkan anak dari sang teman.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">12. Libatkan diri dalam kegiatan akademis anak.</span><br />Cari tahu apa saja yang diajarkan dan yang sedang terjadi di sekolah. Anda bisa berbicara dengan wali kelasnya. Utarakan keprihatinan Anda tentang isu pornografi. Bekerja samalah dengannya beserta orangtua lain untuk mencegah murid-murid terekspos pada hal itu di sekolah. Contohnya, dengan memasang sistem pengaman pada komputer-komputer di sekolah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">13. Beri penjelasan secara baik-baik dan dengan tenang.</span><br />Jika anak ketahuan sedang melihat materi pornografi, jangan langsung marah. Tanyakan baik-baik alasannya. Berilah penjelasan mengapa hal itu tidak pantas untuknya.<br /><br />(Majalah Sekar/Tassia Sipahutar)<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-80769238929319640562011-01-18T11:28:00.002+07:002011-01-18T11:35:51.978+07:00Pornografi Merusak Otak Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzK6BlGyUPGlHNoEvl8rp4tljl9MHWuzKRb4ZIKPyON8Lc5aVG0oSfcPgEP6NrhhlgKgB-HvVqsd-23JBdoapHcGOsB56_BJlk8swjs8RjqQC_mZbF4eJ4anLlKjMlqv6BMYbzfGEprP0I/s1600/anak+dan+komputer+3.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzK6BlGyUPGlHNoEvl8rp4tljl9MHWuzKRb4ZIKPyON8Lc5aVG0oSfcPgEP6NrhhlgKgB-HvVqsd-23JBdoapHcGOsB56_BJlk8swjs8RjqQC_mZbF4eJ4anLlKjMlqv6BMYbzfGEprP0I/s200/anak+dan+komputer+3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5563379811060633394" border="0" /></a>Pornografi menjadi keprihatinan para orangtua. Betapa tidak? Kecanggihan teknologi seperti internet, bahkan telepon seluler berperangkat multimedia, membuat pornografi dengan mudah berada dalam genggaman tangan dan masuk ruang pribadi anak. Keprihatinan tersebut tidak berlebihan mengingat pornografi menimbulkan kerusakan.<br /><span class="fullpost"><br />Sejauh mana pornografi mengganggu otak anak? Kepala Subbidang Pemeliharaan dan Peningkatan Kemampuan Intelegensia Anak Kementerian Kesehatan yang juga meneliti tentang itu, Gunawan Bambang, mencatat, ada dua sistem dalam otak manusia, yakni responder (pada sistem limbik) dan director (bagian otak depan atau prefrontal cortex/PFC).<br /><br />Sistem direktori (director) terkait dengan kemampuan berpikir rasional. PFC, antara lain, bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan, menentukan prioritas, menimbang risiko, kemampuan penilaian, dan analisis. Namun, PFC belum sepenuhnya berkembang pada masa remaja. Bagian itu baru sepenuhnya berkembang saat seseorang mencapai usia 24-25 tahun.<br /><br />Sementara sistem limbik yang berada di perbatasan dengan struktur di sekeliling regio basal serebrum bertanggung jawab, antara lain, mengatur perilaku, hasrat, emosi, memori, motivasi, dan homeostasis.<br /><br />Sistem responder antara lain mengajak seseorang untuk senang, memuaskan diri, dan merasakan kenikmatan. ”Bagi anak, stimulasi sangat mudah karena anak dominan belajar dengan melihat ketimbang rangsang berpikir. Itu pula yang membuat anak sulit membedakan antara fakta dan fantasi serta tindakan yang boleh dan tidak boleh,” ujar Gunawan, akhir pekan lalu.<br /><br />Saat seorang anak menyaksikan materi pornografi, sistem responder lebih banyak berperan dan jauh lebih besar peluang berkembangnya. Hal itu karena pornografi lebih ke arah kesenangan, sedangkan otak depan masih kurang berkembang. Dalam pembuatan keputusan pada otak anak terkait pornografi bisa diibaratkan pertarungan antara sistem responder dan direktori yang belum komplet berkembang.<br /><br />Dalam sebuah seminar internasional dan pelatihan bertajuk ”Penanggulangan Adiksi Pornografi; Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Memelihara Kesehatan Otak dari Bahaya Pornografi”, pakar adiksi pornografi dari Amerika, Mark Kastleman, mengungkapkan, stimulasi oleh pornografi merangsang pelepasan hormon dopamin dan endorfin. Jumlah reseptor di dalam otak juga terus bertambah yang dapat menggiring seseorang menjadi kecanduan.<br /><br />Kedua bahan kimia otak itu menimbulkan perasaan senang dan lebih baik melalui repetisi dan stimulasi neurotransmiter. Jika paparan pornografi diteruskan, otak akan membutuhkan dopamin semakin besar guna mempertahankan kadar rasa senang yang sama. ”Sama saja dengan adiksi lain, seperti alkohol dan heroin. Mereka menjadi mengidamkan kembali perasaan itu. Keadaan normal (tanpa pornografi) membuat mereka ’sakau’ dan depresi. Biasanya mereka merasa malu dan bersalah sehingga ingin berhenti tetapi tidak bisa,” ujarnya.<br /><br />Dopamin dan endorfin akan sangat bermanfaat untuk membuat orang sehat dan menjalankan hidup dengan lebih baik saat normal. Namun, terkait pornografi, otak mengalami rangsangan berlebihan. Otak tak bekerja dengan normal dan tidak dapat merespons lagi, akibatnya otak mengecil. Pada anak dan remaja yang bagian otak logikanya belum berkembang, pornografi akan sangat berpengaruh dan rentan menyebabkan adiksi (kecanduan) serta merusak tumbuh kembang otak anak.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tanda tanda</span><br /><br />Dalam sebuah seminar yang sama, Randall F Hyde PhD dari Department of Clinical Psychology, Brigham Young University, Amerika, mengatakan, terdapat perubahan-perubahan pada anak yang mengalami masalah dengan pornografi. Tanda-tanda adanya pornografi dalam kehidupan anak antara lain anak menjadi depresi, mudah tersinggung, menarik diri, dalam berbahasa menjadi lebih mengarah pada seks, dan mengisolasi diri.<br /><br />Randall mengatakan, dapat dikatakan seseorang kecanduan jika seks atau pornografi menjadi faktor menentukan untuk membentuk hidup seseorang. Adiksi terjadi jika kebutuhan itu harus dipenuhi secara reguler dan pengurangan tak lagi dapat ditoleransi. Orang adiksi tak dapat merasakan kesenangan normal dan harus mendapatkan ”candu”-nya agar dapat senang kembali. ”Saat itu, seseorang ingin berhenti, tetapi tidak bisa,” ujarnya.<br /><br />Namun, menurut Randall, kecanduan pornografi dan keseimbangan fungsi otak dapat dipulihkan melalui berbagai terapi dan biasanya tidak dibutuhkan obat-obatan. ”Berbeda dengan kecanduan narkotika yang bersifat toksik sehingga racun harus dikeluarkan dari tubuh,” ujarnya.<br /><br />Mark berpendapat senada, pada dasarnya otak dapat dibentuk dan berubah (neuro-plastic). Orang yang sudah kecanduan pornografi biasanya merasa cuma ada dua pilihan, yakni melawan keinginan itu atau menyerah pada pornografi. Kedua cara itu tidak efektif dan membuat mereka justru semakin terjebak.<br /><br />Adiksi merupakan gejala permukaan. Harus dipelajari pemicu yang berasal dari lingkungan dan emosi. Setelah pemicu tersebut diketahui dan dapat dikontrol, orang itu dapat mulai menggali permasalahan yang lebih dalam, seperti citra diri, perawatan diri, masalah relasi, dan memotivasi kerja sistem responder otak antara lain dengan mencari aktivitas pengganti lebih baik guna mengalihkan diri dari godaan.<br /><br />Guna menangkal pornografi, pendidikan dan pola asuh juga sangat berpengaruh untuk melatih sistem direktori anak agar memahami kesehatan seksual, batasan-batasan, akuntabilitas, dan keamanan. Di sisi lain, kebutuhan sistem responder juga perlu dipenuhi agar anak tidak mendapatkannya dari tempat lain, termasuk pornografi.<br /><br />Kebutuhan ini dapat dipenuhi, antara lain, dengan koneksi dan relasi yang baik antara individu dan orang lain sekitarnya. Perlu juga disediakan outlet kesenangan yang positif, pengalaman yang kaya, dan yang menyenangkan bagi anak.<br />Kompas-Indira Permanasari)<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-22676372741873839912011-01-05T17:18:00.002+07:002011-01-18T11:44:51.474+07:00Ajarkan Anak Etika Ber-SMS<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBVUu0sAZyQvmVzuYXmZ7-GgKtAh4LtH-enkQYJUn4mJV2ZdqQbiQKPBoB8CxRD1jKcKvdkY4G0Yh80cCNPykQeCztoA9f-sSyy2cP0dCHSN2vz9QmeIBuYmKkKocTTFUFXIbDSe90u1Lj/s1600/kid+sms.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBVUu0sAZyQvmVzuYXmZ7-GgKtAh4LtH-enkQYJUn4mJV2ZdqQbiQKPBoB8CxRD1jKcKvdkY4G0Yh80cCNPykQeCztoA9f-sSyy2cP0dCHSN2vz9QmeIBuYmKkKocTTFUFXIbDSe90u1Lj/s200/kid+sms.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5563382272742880306" border="0" /></a>Sekarang banyak anak-anak menggunakan telepon selular. Alat komunikasi tersebut dapat pula berfungsi untuk alat bersosialisasi bagi anak Anda.<br /><br />Namun, anak-anak perlu diajari bertanggungjawab menggunakan benda pintar itu. Berikut lima etika ber-SMS yang perlu diajarkan kepada buah hati Anda.<br /><span class="fullpost"><br />1. Penggunaan ponsel jangan sampai menggantikan percakapan<br />seringkali anak Anda menggunakan ponsel untuk berkirim pesan pendek, baik kepada teman sekolah, kakak, adik, atau mungkin kepada Anda. Jangan sampai keasyikan ber-SMS mereka menggantikan waktu interaksi mereka dengan sekitarnya.<br /><br />2. Hindari SMS sambil bicara<br />Berbicara sembari menegetik sms sama kasarnya dengan menjawab kasar lawan bicara melalui telepon. Coba tanyakan kepada putra-putri anda, bagaimana rasanya jika seseorang memotong pembicaraan mereka. Atau, ketika mereka bicara dan yang diajak bicara justru asyik ber- SMS.<br /><br />3. Jangan membalas sms ketika sedang kesal<br />Anak Anda perlu memahami, ketika mengirim sms itu artinya mereka tak dapat menarik kembali pesan yang dikirim. Mintalah mereka untuk bersikap tenang sebelum membalas SMS. salah-salah kalimat yang dikirim anak Anda mengandung kata-kata kasar. Minta dia tenang sebelum datang komentar sinis.<br /><br />4. Jangan meminta maaf lewat sms<br />Jangan biasakan buah hati untuk meminta maaf kepada orang lain lewat SMS. Biasakan mereka meminta maaf dengan bertemu dan bertatap muka langsung. Beri pengertian padanya, meminta maaf lewat SMS bukan hanya tak baik, namun ada kesan kurang tulus apabila permintaan maaf itu dikirim lewas SMS. Ini juga bisa membantu pembentukan karakter anak Anda dan membangun rasa percaya diri.<br /><br />5. Ada waktu dan tempat untuk ber-SMS<br />Tak seharusnya mengirim SMS ketika belajar dalam kelas, di tempat ibadah, saat makan malam, atau di bisokop. Ajari pula anak untuk tidak mengirim SMS saat mengemudi atau berkendara. (VIVAnews) </span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-46084194697310309902011-01-03T09:25:00.001+07:002011-01-03T09:27:31.544+07:00Aturan Main Facebook untuk Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQNc7qNiqxezCtG3bRA0jcmqSYBuAymftDW19RHIqZYh3icj2H84FXoO4COQ2_tFpTiDpqwdRIUGmm0lCiZPCYZJGmbT21la_h9D5NHeOmmfoU2qFZjX5SNnnthzubL5TfHDPfZTwSpcit/s1600/online+bersama+anak.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQNc7qNiqxezCtG3bRA0jcmqSYBuAymftDW19RHIqZYh3icj2H84FXoO4COQ2_tFpTiDpqwdRIUGmm0lCiZPCYZJGmbT21la_h9D5NHeOmmfoU2qFZjX5SNnnthzubL5TfHDPfZTwSpcit/s200/online+bersama+anak.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557780421040618370" border="0" /></a>Di jaman serba instan, semakin sulit orangtua melakukan komunikasi dengan anak. Para orangtua saat ini justru banyak disibukkan dengan segudang aktivitas kantor. Alhasil buah hati Anda tidak punya tempat untuk bercerita atau sekadar berkeluh kesah yang pada akhirnya menuangkan unek-unek melalui kecanggihan teknologi, seperti situs jejaring sosial, salah satunya facebook. Kerapkali facebook justru menjadi teman curhat yang lebih mengerti dunia anak dan remaja ketimbang orangtua.<br /><span class="fullpost"><br />Jika buah hati Anda salah satu dari pengguna facebook dan seringkali menjadikan facebook sebagai ajang curhatnya, apa yang harus Anda lakukan? Berikut tips dari beberapa pemerhati anak, Kak Seto dan psikolog, Alexander Sriewijono yang juga penulis serta pendiri 'TALK-inc, Daily Meaning' dan 'Talkinc Points for Kids & Parents'. Mereka memberikan tips bagaimana cara melakukan komunikasi yang efektif dengan anak.<br /><br />Menurut Ketua komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto, seiring berkembangnya zaman dan teknologi, jangan pernah melarang anak menggunakan kecanggihan teknologi seperti facebook. “Jangan salahkan teknologinya. Sebagai orangtua kita harus ikut belajar mengerti dunia teknologi,” ujarnya saat ditemui dalam Launching Buku 'Talkinc Points for Kids & Parents' di Grand Indonesia, Selasa 23 Februari 2010.<br /><br />Hal senada diungkapkan Alexander Sriewijono, cara paling efektif melakukan komunikasi dengan anak dan remaja adalah dengan memahami apa keinginannya. “Begitupula sebaliknya, jika buah hati telah memasuki dunia teknologi, Anda pun juga harus mengerti dulu apa itu facebook, jangan asal meluarkan kata larangan pada anak. Jadilah teman untuk anak Anda adalah prinsip utama yang harus dipegang agar komunikasi Anda dan anak bisa berjalan lancar,” katanya.<br /><br />Dua pakar ini memiliki persepsi yang sama, bahwa berkomunikasi dengan anak memang gampang-gampang susah, tapi ada trik yang bisa Anda ikuti:<br /><br />- Usahakan selalu melakukan komunikasi dengan anak, meski sesibuk apapun.<br />- Jadilah sahabat dari mereka , buang jauh fikiran bahwa Anda adalah orangtua yang harus <br /> selalu dihormati.<br />- Turunkan ego Anda sebagai orangtua, saat melakukan komunikasi dengan anak.<br />- Jadilah pendengar yang baik<br />- Hormati apa yang menjadi pilihan mereka, namun bukan berarti Anda mengiyakan apapun<br /> keinginannya.<br />- Beri pemahaman padanya apa yang baik dan apa yang buruk<br />- Meluangkan waktu seperti bermain bersama, bisa membuat hubungan orangtua dan anak <br /> makin dekat<br />- Usahakan duduk bersama saat melakukan komunikasi. Jangan berdiri saat melakukan<br /> komunikasi dengan anak, sementara buah hati duduk sambil menunduk. Dekati mereka <br /> dengan duduk bersama, dengan begitu, apa yang menjadi keluhannya bisa dia keluarkan. <br /><br />(VIVAnews) </span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-51781054090273130522011-01-03T09:17:00.003+07:002012-02-05T16:47:42.151+07:00Mengapa Mereka Tergila-gila Facebook<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBLRVTudl2qA9WMKxPitSbU05ehbBt-nmxWtobGof7f8Jr-frbNqLc2hRekuG6Aovw-A0353qcHYqeJMohtT46hsHv7veepTeKCU6U3pYehRvHGWDN4bKbwM5jI3FtmEchenBhqnBQqVuJ/s1600/anak+dan+komputer+2.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBLRVTudl2qA9WMKxPitSbU05ehbBt-nmxWtobGof7f8Jr-frbNqLc2hRekuG6Aovw-A0353qcHYqeJMohtT46hsHv7veepTeKCU6U3pYehRvHGWDN4bKbwM5jI3FtmEchenBhqnBQqVuJ/s200/anak+dan+komputer+2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557778901806800498" border="0" /></a>Perkembangan teknologi komunikasi memang berpengaruh besar pada gaya hidup para remaja. Menurut penelitian, para remaja rata-rata mengirim pesan singkat atau SMS 10.000 teks per tahun.<br /><br />Penelitian yang dilakukan Bebo, sebuah situs jaringan sosial populer Inggris, itu mengungkap, lebih dari 2/3 remaja menggunakan ponsel dan kamera digital untuk menyimpan gambar yang merekam kehidupan mereka. Hampir 75 persen dari responden memanfaatkan situs jaringan sosial untuk berbagi foto dan berhubungan dengan teman.<br /><span class="fullpost"><br />Lalu, sekitar 50 persen mengatakan, berhubungan dengan 250 teman secara teratur melalui internet. Sebagian besar remaja juga berujar, menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka di internet. Hampir 1/3 dari responden mengatakan telah menyaksikan lebih dari 50 video online per minggu melalui situs-situs populer seperti YouTube dan Bebo, dan MySpace.<br /><br />"Komunikasi dan sosilisasi adalah kesukaan yang paling populer di kalangan remaja hari ini," kata Sharon Gavin, Direktur Komunikasi Global Bebo, yang memiliki lebih dari 11 juta pengguna di Inggris, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk. "Jika teknologi memungkinkan mereka untuk melakukan sosialisasi lebih mudah, pasti semuanya akan lebih menarik."<br /><br />Penelitian terbaru menunjukkan, penggunaan situs jejaring sosial pada dasarnya memberi banyak manfaat, bahkan untuk anak-anak. Studi MacArthur Foundation di Amerika Serikat menyimpulkan, penggunaan situs-situs seperti Bebo, Facebook dan MySpace membantu kaum muda belajar banyak hal.<br /><br />"Kesukaan mereka pada teknologi, memberi mereka keterampilan bahasa dan teknologi, yang mereka butuhkan untuk berhasil di dunia kontemporer. Tanpa disadari mereka juga belajar bagaimana bergaul dengan orang lain, mengelola identitas publik, serta membuat homepage," kata Mizuko Ito, salah satu peneliti dalam penelitian 'Living and Learning with New Media'. (VIVAnews)</span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-45769102523696070192011-01-03T09:14:00.002+07:002011-01-03T09:17:26.246+07:00Awas, Pornografi Mengintai Anak Anda<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuu23jqCTTDvz4jJ8CbsS1HWtKe0d7Xi3eyQImPqSfosHgCE7T6KLjpzAbqQ1NUiCui4-1KxkpCKVm5kH7Plw1H6H0tH4ofXfw1o1g319vyvXx-qVKyBnGLJwkekMfBT19INykAQiwcmQz/s1600/anak+dan+komputer.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuu23jqCTTDvz4jJ8CbsS1HWtKe0d7Xi3eyQImPqSfosHgCE7T6KLjpzAbqQ1NUiCui4-1KxkpCKVm5kH7Plw1H6H0tH4ofXfw1o1g319vyvXx-qVKyBnGLJwkekMfBT19INykAQiwcmQz/s200/anak+dan+komputer.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557778035748446386" border="0" /></a>Dampak negatif media, khususnya melalui internet tampaknya semakin memerlukan perhatian serius terutama bagi para orangtua. Namun demikian, bukan berarti kita harus menjauhkan internet dari anak-anak. Pengawasan dan pendampingan lebih intensif adalah saran yang dianjurkan.<br /><span class="fullpost"><br />Sebuah penelitian menemukan bahwa enam dari sepuluh anak laki-laki di Britania yang berumur di bawah 16 tahun telah menyaksikan tayangan pornografi, baik disengaja maupun tidak. Waktu rata-rata mereka menyaksikan tayangan porno di internet adalah 90 menit dalam seminggu.<br /><br />Pada Desember 2009, peneliti University of Montreal juga meneliti tentang pornografi. Mereka menemukan bahwa kebanyakan anak laki-laki pertama kali menonton tayangan pornografi saat mereka berumur 10 tahun.<br /><br />Michael Flood, yang melakukan studi di Australian Research Centre in Sex, Health, and Society mengatakan bahwa ada bukti kuat dari seluruh dunia yang memperlihatkan pornografi memiliki dampak negatif pada individu dan masyarakat. “Tayangan porno adalah pendidik seks yang sangat miskin karena menunjukkan cara-cara tidak realistis soal seks,” ujar Flood.<br /><br />John Carr, sekretaris Children Charities Coalition on Internet Safety (CHIS), kepada Sunday Times mengatakan, “Kami punya kasus di Barat London, di mana seorang anak di tahun pertama sekolah dasar membawa foto ke sekolah dan melakukannya di taman bermain saat istirahat. Ternyata itu dia dapatkan dari komputer rumah yang didownload oleh ayahnya.”<br /><br />“Ini bukan argumen untuk melarang, tapi argumen untuk menemukan cara yang lebih baik agar anak-anak sulit mendapatkan hal semacam itu,” kata John Carr.<br /><br />“Anak-anak melihat tayangan pornografi bukan untuk kepuasan. Mereka melakukannya karena merasa bosan dan tidak diawasi. Sering kali, saat mereka menyaksikan adegan pornografi yang ekstrem mereka akan tertawa dan mengatakan betapa menjijikkan hal itu." (viva)<br /><br />"Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17)<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-5508601327508487522011-01-02T22:18:00.002+07:002011-01-02T22:25:15.635+07:00Menjaga Anak Aman dari Bahaya Internet<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWgCNSw0Y7oxyOAHLRolUTByGJNAR6uKM92o6bJAD7-TEigFhMZ7D1naSAgX1jdBP7ogE9fR322rGCAS47d7tLN3ZTMIGfcRqdC69M_HbkyEVMuLaD0ADkPxc9U2-MfiwiVvN8Jc_hrL62/s1600/laptopkid.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 130px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWgCNSw0Y7oxyOAHLRolUTByGJNAR6uKM92o6bJAD7-TEigFhMZ7D1naSAgX1jdBP7ogE9fR322rGCAS47d7tLN3ZTMIGfcRqdC69M_HbkyEVMuLaD0ADkPxc9U2-MfiwiVvN8Jc_hrL62/s200/laptopkid.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557609963468042162" border="0" /></a>Internet telah banyak menunjukkan potensi bahaya pada anak-anak. Akun pemangsa anak, penjualan online obat-obat berbahaya, dan berbagai macam muatan seksual adalah masalah yang sangat nyata di Internet. Banyak orangtua yang hati-hati dan membatasi apa yang anak-anak mereka lakukan dengan komputer, tetapi ada banyak yang tidak. Ada orangtua yang tidak peduli bahkan tidak menyadari potensi risiko buruknya.<br /><span class="fullpost"><br />Pada awal November Family Online Safety Institute mengadakan konferensi tahunan di Washington, DC. dengan topik: “Internet Freedom, Safety & Citizenship: A Call to Action” (Kebebasan Internet, Keamanan & Kewarganegaraan: Sebuah Panggilan Untuk Melakukan Tindakan). Konferensi ini berfokus terutama pada apa yang dilakukan anak-anak dengan teknologi komunikasi.<br /><br />Konferensi tahun ini dihadiri hampir 500 peserta, termasuk pembicara dari beberapa perusahaan ternama, seperti Microsoft dan Yahoo. Selain dari mereka yang hadir dalam konferensi, lebih dari 500.000 orang membaca acara tersebut melalui Twitter seolah-olah konferensi sedang berlangsung, menurut Marian Merritt dari blog Symantec.<br /><br />Saat acara sedang berlangsung, 1485 orang mengirimkan hashtag Twitter tunggal, #fosi2010. (Hashtag atau # adalah keyword atau tag yang ada pada pesan twitter). Dari 1485 “tweet” di Twitter, sebuah perangkat digunakan untuk melihat berapa banyak orang membaca tweet. Penghitungan akhir berjumlah 575.394 orang. (Salah satu peserta, Denise Terry dari SafetyWeb.com menggunakan alat yang disebut “TweetReach” untuk menemukan jumlah ini)<br /><br />Perangkat ini menampilkan beberapa pertanyaan serius. Jika lebih dari setengah juta orang dapat ditarik oleh sebuah ‘hashtag’ hanya dalam beberapa hari, maka berapa banyak orang yang benar-benar membaca informasi anak-anak kita? Berapa banyak orang sebenarnya sedang melakukan kontak dengan anak-anak kita? Dan apa yang kita ketahui tentang orang-orang ini? Hal ini sangat mungkin jika satu anak membuat posting topik yang sesuai, mereka juga dapat berhubungan dengan setengah juta orang lebih dalam satu atau dua hari.<br /><br />Anak-anak kita sekarang terhubung lebih dari yang mungkin kita pikirkan. Dengan munculnya media sosial dan koneksi Internet yang semakin cepat, orang-orang kini sangat erat terhubung ke seluruh penjuru dunia. Percakapan digital sekarang terjadi secara real-time, dan tidak lagi terbatas pada komputer di rumah. Wi-Fi hotspot dan ponsel cerdas telah membawa teknologi ke manapun kita pergi.<br /><br />Jadi, bagaimana kita melindungi anak-anak kita dari pengaruh hal-hal tertentu di Internet? Untungnya, ada banyak alat yang dirancang untuk mengatasi masalah ini.<br /><br />Sebagian besar sistem operasi sekarang hadir dengan kontrol orangtua. Windows 7 sekarang hadir dengan berbagai macam peralatan untuk orang tua, baik bagi program dan bagi konten web. Membatasi program dapat membantu melindungi komputer dari malware atau virus yang menggunakan program lain untuk mendapatkan akses ke sistem komputer. Filter website bisa digunakan dalam banyak hal, seperti memblokir akses ke situs dewasa atau situs perjudian.<br /><br />Mac OS X dan Ubuntu Linux, dua-duanya dibuat dengan alat pengatur untuk pengawasan orangtua.<br />Ada juga berbagai layanan yang dapat membantu melindungi pengguna internet dengan jenis perlindungan yang berbeda.<br /><br />OpenDNS memiliki alat ampuh yang disebut “Family Shield”. Tool/alat ini tidak perlu diinstal, dan bisa digunakan tak peduli apakah Anda menggunakan Windows, Mac, atau Linux. Ia memblok komputer dari situs-situs yang tidak diinginkan, seperti situs dewasa, situs phising, atau website yang dikenal untuk menyebarkan virus. Tool ini juga membuat sulit untuk menerobos perlindungan, seandainya pengguna dengan sengaja berusaha untuk masuk ke sebuah website yang telah diblokir.<br /><br />Mereka menawarkan versi gratis, serta versi berbayar. Versi berbayar dilengkapi dengan filter lagi.<br />Ada banyak produk lainnya yang tersedia untuk membantu kita melindungi diri dari isi yang tidak diinginkan.<br /><br />Selain dari solusi ini, banyak layanan online yang mulai menawarkan keamanan dan pilihan privasi. Kebanyakan mesin pencari utama memiliki filter konten, terutama ketika mencari gambar atau video.<br />Di sisi lain, seperti YouTube, bahkan tidak mengizinkan konten dewasa di situs mereka. Di YouTube, pengguna diperlukan untuk mendaftar dan login untuk memverifikasi usia mereka sebelum mendapatkan akses ke konten yang ditandai sebagai porno atau menye-rang kalangan tertentu.<br /><br />Selain itu, orang bisa langsung memblokir situs-situs di perambah web yang mereka gunakan. Mozilla Firefox, Safari, dan Internet Explorer semua memiliki kemampuan untuk memblokir situs-situs yang tidak diinginkan.<br /><br />Setiap alat yang digunakan untuk memblokir atau filter konten web merupakan langkah ke arah yang benar. Namun, ada satu cara yang sangat efektif untuk menjaga anak-anak tetap aman, yang tidak memerlukan teknologi: yaitu dengan berbicara dengan mereka dan mendidik mereka.<br /><br />Ada banyak organisasi yang memberikan orang, sumber-sumber untuk melindungi diri mereka (para orangtua) dan anak-anak mereka saat menggunakan internet. The Family Online Safety Institute, misalnya, menawarkan sumber-sumber untuk membantu orang tua. Informasi ini dibuat dalam bentuk pendidikan. Informasi ini meliputi cara-cara untuk mendidik anak-anak Anda secara efektif dan bahan bacaan yang dapat diberikan orang tua kepada anak-anak untuk dibaca sendiri.<br /><br />Banyak anak-anak sekarang yang tidak bisa lepas dari komputer. Hal ini dapat memberi mereka ‘bingkai’ alami saat menggunakan komputer, bila dibandingkan dengan orangtua yang tidak belajar menggunakan komputer sampai akhir hayatnya nanti.<br /><br />Untungnya, ada banyak orang di luar sana mencari jalan ke luar bagi anak-anak. Organisasi seperti SafetyWeb dan the Family Online Safety Institute dapat membantu orangtua untuk memahami bahaya penggunaan internet dan mendapatkan alat untuk membantu menjaga keluarga mereka agar aman. (The Epoch Times)</span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-79064950042573272072010-12-28T09:43:00.002+07:002011-01-02T22:27:56.457+07:00Berapa Durasi Ideal Anak Nonton TV Sehari?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimnboh4hw30owOV3MRgHqe8-oVcuoUGfJ7e00Yug_itN27d1KZuiEoBvbcqxj_TWPgsb1Yi2wOJbY1Y_W1LW1u02foA4gr4LdpK383Jcvrj-9zO4QgA2sa1nuBy5QLjU0SCtCX-BldHe7Y/s1600/anak_nonton_tv.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimnboh4hw30owOV3MRgHqe8-oVcuoUGfJ7e00Yug_itN27d1KZuiEoBvbcqxj_TWPgsb1Yi2wOJbY1Y_W1LW1u02foA4gr4LdpK383Jcvrj-9zO4QgA2sa1nuBy5QLjU0SCtCX-BldHe7Y/s200/anak_nonton_tv.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557610680086229746" /></a><br />Buah hati Anda hobi menonton televisi? Jika iya, mungkin saatnya Anda perlu memperhatikan berapa lama si kecil menonton TV dalam sehari. Sebab, menurut Prof. Matt Sanders, direktur 'Parenting and Family Support Centre di University of Queensland, menonton TV adalah kegiatan pasif.<br /><span class="fullpost"><br />"Jika anak-anak terlalu banyak menghabiskan waktu menonton televisi, mereka akan kehilangan kesempatan untuk belajar melalui kegiatan interaktif. Karena itu, menyelesaikan PR, bermain di luar ruangan, berolahraga, dan membaca merupakan sederet aktivitas yang perlu dilakukan anak-anak," ujar Prof. Sanders.<br /><br />Idealnya, Sanders melanjutkan, seperti dikutip dari laman www.couriermail.com.au, anak diusia 7-11 tahun minimal bisa menonton televisi selama 21 jam selama satu minggu. Itu berarti 3 jam dalam sehari.<br /><br />"Sedangkan bagi anak-anak sampai usia 12 tahun, saya sarankan maksimal hanya satu jam per hari selama seminggu khusus di hari sekolah dan sedikit lebih lama di akhir pekan."<br /><br />Dia juga menyarankan, pengaturan menonton program televisi untuk anak perlu direncanakan. Beritahu pada anak-anak Anda tentang rencana Anda dan meminta bantuan mereka membatasi menyaksikan acara televisi.<br /><br />Baca panduan menonton TV dengan anak Anda dan tuliskan program mana yang ingin mereka nonton. Bila Anda dan buah hati setuju dengan aturan ini, jelaskan aturan-aturan dasar baru, seperti 'hanya menonton program yang dipilih', 'televisi akan dimatikan pada waktu tertentu', atau 'tidak boleh nonton TV sebelum PR selesai'.<br /><br />Saat menetapkan aturan menonton televisi, penting untuk memasukkan sesuatu untuk memerangi anak-anak agar bisa mengurangi kebiasaannya di depan layar kaca. Misalnya, ajak mereka menonton acara yang mendidik.<br /><br />"Membuat aturan ini terkadang sulit bagi orangtua. Tapi, cara ini perlu dilakukan sejak dini, agar buah hati Anda tidak tumbuh menjadi anak yang malas. Agar lebih efektif, sebaiknya Anda baru menonton televisi setelah si kecil tidur," kata Prof Sanders menganjurkan. (VIVAnews) </span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-43003662461347819332010-12-21T10:25:00.004+07:002010-12-21T10:28:02.780+07:00Televisi Memicu Anak Aktif secara Seksual<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSJC9pJ0WJcX7ildomm5DIWqxDig05ruvy-Xoo6ueXNrV8M3B59l7n4-dwWgxlfI81xmB7r9x4npkDuKxPQb8eUdl6SxGKTCRnMbNsrgw6_kwASnaCgZeKASKa3OrdqQE00_OOhCdZEyeC/s1600/anak_nonton_tv.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 134px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSJC9pJ0WJcX7ildomm5DIWqxDig05ruvy-Xoo6ueXNrV8M3B59l7n4-dwWgxlfI81xmB7r9x4npkDuKxPQb8eUdl6SxGKTCRnMbNsrgw6_kwASnaCgZeKASKa3OrdqQE00_OOhCdZEyeC/s200/anak_nonton_tv.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5552971809392218978" border="0" /></a>Studi yang dilakukan Children's Hospital Boston menemukan bahwa anak-anak yang sering menonton tayangan televisi atau film dewasa akan tumbuh aktif secara seksual di usia dini.<br /><br />Studi dilakukan terhadap 754 anak yang dipantau secara berkala sejak usia enam, 12, hingga 18 tahun. Seluruhnya adalah anak-anak yang terpapar tayangan berformat dewasa. Dan, seluruhnya menyatakan tumbuh aktif secara seksual begitu memasuki usia puber.<br /><span class="fullpost"><br />"Televisi dan film adalah salah satu sumber utama informasi tentang hubungan seks untuk remaja. Penelitian kami menunjukkan bahwa sikap seksual mereka bisa timbul lebih awal," kata salah satu peneliti, Dr Hernan Delgado, seperti dikutip dari laman Modernmom.<br /><br />Anak-anak usia 6-8 tahun yang terbiasa menonton tayangan dewasa memiliki risiko 33 persen lebih tinggi mengalami aktif seksual di usia dini dibandingkan mereka yang tak pernah melihat tayangan dewasa.<br /><br />"Anak-anak tidak punya pengalaman hidup maupun perkembangan otak untuk bisa membedakan antara realitas mereka bergerak menuju fiksi yang berarti hanya untuk menghibur," David Bickham, staf ilmuwan di Pusat Media dan Kesehatan Anak, menambahkan.<br /><br />"Anak-anak belajar dari media, dan ketika mereka menonton media dengan referensi seksual. Penelitian kami menunjukkan mereka lebih cenderung untuk terlibat dalam aktivitas seksual lebih awal dalam hidup." (VIVAnews)<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-88596807441181816382010-12-21T10:20:00.003+07:002010-12-21T10:31:28.390+07:00Bahaya Selalu Menuruti Kemauan Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTdhvF9eptNXwn1MxPjUgf_0NufrSB6LFFSmZwD7tADAmtgDE8wO9wbX4Le61ONMyaxUrlGOwcTRQmoGXh2iYPMF9mKYNHgrea_gjc-aB6CaRsOYbx6YY1fUsKOuBRRr9piMaz2oHDj_Ot/s1600/anak+menangis.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTdhvF9eptNXwn1MxPjUgf_0NufrSB6LFFSmZwD7tADAmtgDE8wO9wbX4Le61ONMyaxUrlGOwcTRQmoGXh2iYPMF9mKYNHgrea_gjc-aB6CaRsOYbx6YY1fUsKOuBRRr9piMaz2oHDj_Ot/s200/anak+menangis.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5552970225573913218" border="0" /></a>Apakah Anda termasuk orang tua yang kerap mengikuti keinginan anak, alias orangtua penurut? Hati-hati, hal ini bisa menumbuhkan perilaku manja dan egois pada si kecil.<br /><br />Memang, jika berada dalam situasi saat anak ngotot, seringkali orangtua terpaksa menuruti keinginan untuk menghindari konflik lebih besar. Terutama jika sedang ada di ruang publik. Anak sangat pintar, dan bisa 'memanipulasi' untuk mendapatkan keinginanannya. Sehingga, terkadang orangtua terjebak dalam situasi selalu menuruti keinginan anak.<br /><span class="fullpost"><br />Ingin mengubah kebiasaan ini? Cobalah lakukan 3 hal berikut untuk mendisplinkan anak, dan agar Anda tidak menjadi orangtua terlalu penurut:<br /><br />1. Tenang dan tegas<br />Menghadapi anak-anak yang menangis atau marah, Anda harus tetap tenang. Anak-anak sangat fokus pada ekspresi wajah, nada suara dan bahasa tubuh Anda. Jika mereka marah atau khawatir, mereka hampir tidak mendengar kata-kata Anda. Jangan berteriak atau membentaknya, karena mereka berhenti untuk mendengarkan dan tidak merasa takut.<br /><br />Jadi, Anda harus tenang dan tegas. Tatap matanya dan lihat dengan tajam, tunjukkan kalau Anda tidak menyukainya. Mintalah padanaya dengan baik, untuk berhenti melakukan hal yang tidak baik.<br /><br />2. Konsisten<br />Jika Anda memiliki peraturan baik di rumah maupun di luar rumah, usahakan untuk selalu menerapkannya. Bila sewaktu-waktu Anda membiarkannya, anak-anak malah bingung dan beranggapan tidak masalah jika melanggar peraturan. Konsistensi sangat penting agar anak tidak membuat Anda menurutinya.<br /><br />3. Konsekuensi<br />Pekerjaan orangtua adalah memuji anak saat mereka melakukan hal baik dan memberikan hukuman jika anak melanggar peraturan. Hal ini untuk menunjukkan pada anak setiap hal memiliki konsekuensi. Jangan segan untuk memberikan hadiah atau sekedar pujian, jika anak mendapat nilai bagus atau membantu mengerjakan pekerjaan rumah.<br /><br />Lalu, jika dia melakukan kesalahan berikanlah hukuman yang sesuai dengan kesalahannya. Dengan begitu anak menghargai Anda sebagai orangtua dan menaruh hormat, bukan hanya sekedar rasa takut. (VIVAnews) </span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-61497236408258998442010-12-21T10:01:00.002+07:002010-12-21T10:15:15.261+07:00Dampak Pubertas Dini pada Perilaku Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8-tfyoloWAJoIakC6NG6XNykZenXz7lAns3J3QJ5itWfyjD60VEkRt7BjNk2HvclrzM8PSUmiVe9yf5Mo_oamM9s6Yo8UP8Z74l8pjUNRwcVy-v27QfHGAF2WwTg1nIOVTs5Mi-XnEnSd/s1600/youth.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8-tfyoloWAJoIakC6NG6XNykZenXz7lAns3J3QJ5itWfyjD60VEkRt7BjNk2HvclrzM8PSUmiVe9yf5Mo_oamM9s6Yo8UP8Z74l8pjUNRwcVy-v27QfHGAF2WwTg1nIOVTs5Mi-XnEnSd/s200/youth.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5552968712959985938" border="0" /></a>Waspadai perilaku anak laki-laki yang terlalu agresif. Bila anak memiliki kelakuan buruk, hal itu bisa mengubah tingkat stres yang berhubungan dengan masa pubertas yang datang terlalu dini atau justru terlambat.<br /><span class="fullpost"><br />Para ilmuwan yang dipimpin Profesor Elizabeth Susman, dari Pennsylvania State University, menemukan, anak laki-laki yang mengalami pubertas dini memiliki tingkat alpha amilase rendah dan kadar kortisol lebih tinggi. Akibatnya akan mempengaruhi perilaku mereka menjadi antisosial. Sedangkan pada anak perempuan tidak terdapat pengaruh serupa.<br /><br />Para peneliti menguji perilaku 135 anak laki-laki dan perempuan usia 8 - 13 tahun dengan tanda-tanda antisosial. Di antaranya, tindakan agresif, suka melanggar aturan, sering membangkang, mencari perhatian dan gangguan perilaku. Tes juga meliputi sampel air liur untuk menentukan tahap pubertas anak.<br /><br />Menurut Prof Susman yang dimuat dalam jurnal Psychoneuroendocrinology, masa pubertas memberikan risiko biologis serta perilaku antisosial. Pasalnya, saat memasuki pubertas, anak laki-laki menghasilkan hormon testosteron yang mempengaruhi tingkat stres.<br /><br />"Dibandingkan anak perempuan, anak laki-laki memiliki lebih banyak hormon biologis penyebab perilaku antisosial," katanya seperti dikutip dari laman Telegraph.<br /><br />Dia menyarankan agar orangtua jeli memperhatikan tanda-tanda awal dan akhir pubertas pada anak-anak mereka. "Orang tua dan penyedia layanan kesehatan harus menyadari pubertas menyebabkan tidak hanya perubahan biologis tapi juga perilaku anak." (VIVAnews)</span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-34761456483488458842010-12-20T11:17:00.001+07:002010-12-20T11:34:22.645+07:00Facebook Lebih Penting dari Keluarga?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixkWkKXy43dB773puoMkqcRP9_O_mH-10wQ4pyw_NaM-XNVUFuR3V4mlJ71iPsu5bvun-c1cOh0SDT2cKptmcQNhVN976IpMbmPA4AUugB5wZQHZYhyphenhyphenV3OEdttQ7hQumby9XJJowV9olA-/s1600/anak+dan+sms.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 119px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixkWkKXy43dB773puoMkqcRP9_O_mH-10wQ4pyw_NaM-XNVUFuR3V4mlJ71iPsu5bvun-c1cOh0SDT2cKptmcQNhVN976IpMbmPA4AUugB5wZQHZYhyphenhyphenV3OEdttQ7hQumby9XJJowV9olA-/s200/anak+dan+sms.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5552618133070872802" border="0" /></a>Fakta mengejutkan diketahui dari survei yang dilakukan oleh National Family Week, sebuah gerakan tahunan di Inggris yang dibentuk untuk meningkatkan kualitas hubungan keluarga. Lewat poling ini terungkap, bagi anak-anak, khususnya usia remaja, Facebook dan Twitter lebih penting daripada keluarga mereka.<br /><span class="fullpost"><br />Sebanyak 28 persen dari anak berusia 15 tahun mengungkap laman yang paling penting bagi mereka adalah Facebook, Twitter dan MSN. Lalu, jejaring sosial memiliki dampak lebih besar pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Lalu, ketika ditanya mengenai tiga hal yang paling penting bagi mereka, anak perempuan menjawab pertama, memiliki teman; kedua, keluarga; dan ketiga, akun jejaring sosial.<br /><br />Lalu, pada anak laki-laki, tiga hal yang paling penting bagi mereka adalah pertama keluarga, kedua uang dan ketiga popularitas serta memiliki teman. Hanya enam persen dari anak laki-laki yang memilih situs jejaring sosial, jika dibandingkan anak perempuan adalah empat di antara sepuluh anak.<br /><br />Survei ini melibatkan 3.000 orangtua dan 1.000 anak di seluruh wilayah Inggris. Dari survei diketahui orangtua sangat membesar-besarkan peran mereka dalam kehidupan anak-anak. Dari dua pertiga orang tua (66 persen) mengatakan, mereka berpikir kalau merekalah yang paling berpengaruh pada kehidupan anak. Tetapi, hanya 49 persen anak yang mengatakan hal sama.<br /><br />Survei juga mengukur waktu yang dihabiskan para remaja bersama keluarga. Hasilnya, sebanyak seperempat (26 persen) dari anak laki-laki, beranggapan tidak menghabiskan waktu yang cukup untuk keluarga, dibandingkan dengan anak perempuan hanya 16 persen. Lalu, satu dari empat anak laki-laki ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya, dan anak perempuan yang memiliki keinginan tersebut hanya 15 persen. (VIVAnews)<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-11802714750960522082010-12-20T11:15:00.003+07:002010-12-20T11:17:09.770+07:00The Last Song: Kisah Anak Korban Perceraian<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsJuiYVK18BHzlRqTvQIDW8N4X-6tHDqULD4JyanEczY2yhJFyCXSqJHE33UKXWJsLoja7yfqETornwpaa96r3IcWgJZnZHR1yZPw1-HPC4UncXNvTHpUmNDGsT4-3ibmvpsI3BMf15VUo/s1600/last-song.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 106px; height: 130px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsJuiYVK18BHzlRqTvQIDW8N4X-6tHDqULD4JyanEczY2yhJFyCXSqJHE33UKXWJsLoja7yfqETornwpaa96r3IcWgJZnZHR1yZPw1-HPC4UncXNvTHpUmNDGsT4-3ibmvpsI3BMf15VUo/s200/last-song.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5552613683290957170" border="0" /></a>Diangkat dari novel laris karya Nicholas Sparks, film The Last Song mengisahkan tentang Veronica Miller atau Ronnie (Miley Cyrus), seorang gadis remaja yang kecewa berat karena harus menghadapi kenyataan pahit ketika kedua orangtuanya bercerai.<br /><span class="fullpost"><br />Ayahnya yang seorang profesor Juilliard School dan pemain piano konser meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah katapun dan bermukim di kota lain, di sebuah rumah dekat pantai. Ronnie yang tidak terima atas perceraian tersebut, memilih untuk tinggal bersama ibunya, Kim (Kelly Preston) dan membenci ayahnya. Tak ingin kebencian Ronnie terhadap ayahnya terus berlarut-larut, ibunya memutuskan agar Ronnie dan adiknya menghabiskan waktu liburan musim panas bersama sang ayah, Steve (Greg Kinnear).<br /><br />Dari kota besar New York mereka menuju ke kota kecil di Pulau Tybee, di Georgia. Ronnie dan adiknya, Jonah (Bobby Coleman) tiba di rumah pantai ayah mereka yang sudah beberapa tahun tidak dilihatnya. Kehidupan Ronnie di masa liburan yang dianggapnya sebagai ’siksaan bagai di neraka’ ternyata merupakan masa yang penuh dengan sentuhan Ilahi karena di sanalah Ronnie menemukan begitu banyaknya cinta kasih. Cinta dari seorang pemuda di kota kecil itu, cinta adiknya dan yang tidak pernah terbersit sedikitpun dalam pikirannya adalah cinta sejati ayahnya.<br /><br />Seperti ayahnya, bakat Ronnie adalah bermain piano klasik, tapi ia kemudian menolak untuk bermain lagi sejak orangtuanya berpisah. Pertemuan kembali Ronnie dan Steve terus menimbulkan perdebatan dan selama liburan itu Steve berusaha memulihkan hubungan melalui kesukaan mereka bersama dalam musik. Sementara itu, dengan dibantu Jonah, Steve juga bekerja membenahi kembali jendela kaca patri dari sebuah gereja yang baru terbakar. Kebanyakan orang di kota menyalahkan Steve atas kebakaran itu di mana Steve sendiri sedang tertidur dalam gedung waktu itu.<br /><br />Di Pulau Tybee, Ronnie bertemu seorang pemuda, Will Blakelee (Liam Hemsworth), seorang pria pemain bola voli pantai yang populer dan mereka memulai hubungan asmara yang mulai melembutkan hati Ronnie. Segera, bagaimanapun juga, rahasia keluarga akan terbuka antara Will dan keluarga Ronnie. Akan ketahuan siapa sebenarnya yang sengaja membakar tetapi tidak mengungkapkan hal itu, membiarkan warga kota berpikir itu adalah Steve. Steve memiliki rahasia yang terus ia jaga dari kedua anaknya.<br /><br />Kisah ini, seperti umumnya novel Nicholas Sparks, sangat banyak menguras emosi. Sparks adalah penulis 'The Notebook' dan 'A Walk to Remember' yang keduanya juga telah sukses difilmkan. Miley Cyrus yang melejit karena film 'Hannah Montana' di Disney Channel, memberikan permainan yang menarik sebagai remaja pemberontak. Peran Bobby Coleman sebagai adik, berhasil mencuri perhatian dalam sikap rasa tak bersalah dan sakit hati saat mencoba untuk menyelesaikan jendela kaca patri tanpa bantuan ayahnya.<br /><br />Menurut penilaian Movieguide, film ini menyajikan tema tentang pengampunan dan anugerah. Ronnie belajar bahwa ia, bersama dengan keluarga dan teman-temannya, adalah orang-orang yang sedang dalam proses pembentukan Allah. Meskipun bukan secara terang-terangan, iman kepada Allah, cinta dan kehormatan tetap dijunjung tinggi dalam film ini. Meskipun Ronnie digambarkan sebagai remaja pemberontak, dia tidak minum atau merokok ganja seperti yang dilakukan teman-temannya yang lain.<span style="font-weight: bold;"> (Hartono Tj) </span>— dari berbagai sumber<br /><br />Genre: Drama<br />Pemain: Miley Cyrus, Greg Kinnear, Kelly Preston, Liam Hemsworth, Bobby Coleman, Hallock Beals<br />Sutradara: Julie Anne Robinson<br />Studio: Offspring Entertainment<br />Distributor: Touchstone Pictures (Disney)<br />Durasi: 107 menit<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-60759716193918632052010-12-18T11:17:00.004+07:002010-12-18T11:19:27.110+07:00I Kissed Dating Goodbye<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnQEh0h1BiOKXrE6NB4EQpHsxnROg8RTXIrOJ7X0ca8PlafHMrkgm8nwPO4j0sd3G3uhFrxBwKvcYnx1XnETfJybtHBuZ1koHZqhx1jGDOUFy4K5mmHcIxu0NuORDUtErfnfYgivqnXAK9/s1600/kissed_dating_goodbye.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnQEh0h1BiOKXrE6NB4EQpHsxnROg8RTXIrOJ7X0ca8PlafHMrkgm8nwPO4j0sd3G3uhFrxBwKvcYnx1XnETfJybtHBuZ1koHZqhx1jGDOUFy4K5mmHcIxu0NuORDUtErfnfYgivqnXAK9/s200/kissed_dating_goodbye.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551871765807530066" border="0" /></a>Sebuah hubungan yang intim adalah suatu pengalaman indah yang diinginkan Allah untuk kita nikmati. Bagaimanapun juga, Allah menyatakan bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja, sehingga Ia menciptakan wanita untuk menjadi penolong yang sepadan baginya (Kejadian 2:18). Setiap orang menginginkan keintiman. Ada berbagai macam hubungan intim di dalam kehidupan, seperti hubungan intim dengan teman, dengan seorang anggota keluarga, atau dengan teman sekerja.<br /><span class="fullpost"><br />Tetapi hubungan intim yang paling mendalam dan paling berarti (di luar hubungan seorang Kristen dengan Allah), adalah hubungan intim antara suami dan istri, yang tidak hanya berbagi hati mereka, tetapi juga tubuh mereka dalam keintiman seksual.<br /><br />Kesamaan dari hubungan-hubungan tersebut adalah kepercayaan. Kita bisa berhubungan dekat dengan orang-orang yang telah membuktikan kesetiaan mereka kepada kita, orang-orang yang melalui ujian waktu telah menunjukkan bahwa mereka akan berhati-hati menjaga apa yang telah kita percayakan kepada mereka. Kita berhubungan intim dengan orang-orang yang memiliki komitmen terhadap diri kita.<br /><br />Pada peralihan abad ke-20, hubungan antara keintiman dan komitmen lebih kuat dibandingkan pada zaman sekarang. Biasanya seorang pemuda dan pemudi terlibat dalam hubungan cinta hanya jika mereka berencana untuk menikah. Tetapi perubahan sikap dalam budaya membawa perubahan radikal. Pandangan-pandangan baru memungkinkan orang-orang untuk melibatkan diri dalam semua getaran cinta tanpa bermaksud untuk menikah. Cinta dan percintaan menjadi sesuatu hal yang dapat dinikmati oleh orang-orang hanya untuk kesenangan mereka saja. Dua orang dapat pergi bersenang-senang dan menikmati keintiman seksual tanpa suatu tanggung jawab apapun akan suatu hubungan.<br /><br />Orang Kristen setuju bahwa keintiman seksual di luar komitmen seumur hidup dalam pernikahan adalah dosa. Di dalam Amsal 7 kita membaca mengenai perempuan sundal yang memikat korbannya dengan tawaran kesenangan seksual tanpa adanya tanggung jawab. "Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara" (ay. 18). Beginilah cara kerja dosa. Dosa memanggil kita untuk ’memuaskan diri kita dengan cinta’ tanpa peduli tentang kebaikan orang lain. Dosa menawarkan keintiman tanpa kewajiban komitmen.<br /><br />Keintiman tanpa komitmen bertentangan dengan apa yang diajarkan Alkitab mengenai kasih sejati. Keintiman seperti itu egois, bertentangan dengan kasih yang tidak mementingkan diri sendiri; bukannya sabar tetapi tidak sabar; bukannya mencari kebaikan bagi orang lain tetapi berfokus pada kebutuhan sesaat.<br /><br />Itulah sebabnya Joshua Harris—penulis buku ini—mengingatkan bahwa ’keintiman adalah upah dari komitmen’. Prinsip Kecil ini adalah suatu cara praktis untuk mempraktikkan ’aturan emas’ dalam bercinta yaitu memutuskan untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain tanpa pernah menuntut keintiman yang tidak dapat Anda sejajarkan dengan komitmen Anda.<br /><br />Dan itulah sebabnya Joshua mengaku, mengapa ia berhenti berkencan. Bukan karena tidak ingin menikah, atau bukan karena tidak mau menikmati percintaan. Tetapi karena ia menyadari bahwa ia perlu menunda bercinta sampai dapat menyejajarkan pengejaran akan keintiman dengan pengejaran akan komitmen.<br /><br />Berpijak dari Prinsip Kecil ini, Joshua menuliskan banyak kisah hubungan yang berakhir dengan luka dan kekecewaan dalam buku yang ditulisnya ketika berumur 21 tahun ini. Pengalaman pribadinya pun juga menjadi bagian dari kisah-kisah itu. Tentunya prinsip yang diajukan Josh ini tidak lantas akan membuat percintaan menjadi sempurna atau tidak berisiko. Tetapi hal itu setidaknya dapat menuntun dan mengarahkan kita kepada hubungan yang sehat dan berkenan kepada Allah.<br /><br />Fokus utama dari buku I Kissed Dating Goodbye ini adalah mengenai menikmati masa lajang dan bagaimana menantikan saat untuk menjalin hubungan cinta sampai seseorang siap untuk menikah. Joshua ingin menantang kaum lajang untuk mempertimbangkan kembali cara mereka menjalin hubungan cinta dalam terang firman Tuhan. "Jika kita tidak sungguh-sungguh siap berkomitmen, mengapa kita masuk ke dalam hubungan intim dan romantis? Mengapa kita tidak menikmati persahabatan dengan lawan jenis dan menggunakan energi kita sebagai kaum lajang untuk melayani Allah?" tanya Josh.<br /><br />I Kissed Dating Goodbye menunjukkan makna dari mempercayakan kehidupan cinta kita kepada Tuhan. Joshua membagikan kisahnya bahwa dengan menghentikan kencan, kita akan menemukan bahwa Tuhan mempunyai sesuatu yang lebih baik, suatu kehidupan yang penuh dengan cinta yang tulus, kemurnian yang sejati dan kondisi lajang yang mempunyai tujuan. Anda berani menerima tantangannya? (Hartono Tj)<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Data buku:</span><br />Judul asli: I Kissed Dating Goodbye<br />Penulis: Joshua Harris<br />Copyright: 1997, 2003 by Joshua Harris<br />Penerjemah: Claudia Kristanti<br />Penerbit: Immanuel Publishing House, Jakarta 2006<br />Tebal: 222 halaman<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tentang penulis:</span><br />Joshua Harris adalah pendeta dari Covenant Life Church, sebuah gereja yang berkembang di pinggiran Maryland Washington DC, AS. Ia menjadi pembicara tingkat nasional dan memimpin sebuah konferensi tahunan bagi mahasiswa yang diberi nama New Attitude. Joshua mulai menulis sebagai editor dari New Attitude, sebuah majalah Kristen untuk para remaja yang bersekolah di rumah (homeschooling). Buku I Kissed Dating Goodbye adalah buku pertama Josh, dan dalam tahun yang sama, ia pindah dari Oregon ke Gaithersburg, Maryland, untuk dilatih bagi pelayanan pastoral di bawah bimbingan CJ Mahaney.<br /><br />Lima tahun kemudian setelah berhenti untuk bermain-main dengan berkencan, ia bertemu dengan Shannon, bertunangan dan kemudian menikah dengannya. Ia membagi kisah cinta mereka dan pelajaran-pelajaran yang Allah ajarkan kepada mereka di dalam buku keduanya, Boy Meets Girl: Say Hello to Courtship. Joshua dan Shannon memiliki dua anak, Emma Grace dan Joshua Quinn. Untuk mengetahui lebih jauh, kunjungi websitenya di<span style="color: rgb(0, 0, 153);"> www.joshharris.com</span><br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-85124796392874930082010-12-18T10:51:00.004+07:002012-02-12T18:20:58.306+07:00Ayo, Ajak Bayi "Membaca"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBB753d_zLS9L4-ur-N3ACNj3Ki6cLtdeWzLiSeq5oduZFq4YDFcowr9ZY_Bp-SqWSKoiOH6GBKAG5S_AAHrz64KMxm7VD0Trv2eyYdo3l5lxOb70UQEPx00zHOvnYBJHpNsSu6U5Rd4DL/s1600/read+for+baby.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 126px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBB753d_zLS9L4-ur-N3ACNj3Ki6cLtdeWzLiSeq5oduZFq4YDFcowr9ZY_Bp-SqWSKoiOH6GBKAG5S_AAHrz64KMxm7VD0Trv2eyYdo3l5lxOb70UQEPx00zHOvnYBJHpNsSu6U5Rd4DL/s200/read+for+baby.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551870161673490658" border="0" /></a>Membacakan buku pada bayi tidak hanya menjadi pengisi aktivitas dengan bayi, tetapi juga memiliki manfaat untuk perkembangan bayi Anda. Karena itu, segeralah ajak bayi Anda membaca.<br /><br />Mengajak bayi membaca akan meningkatkan kosakata bayi, merangsang imajinasinya, dan meningkatkan kemampuan komunikasi si kecil. Makin sering Anda mengajak bayi berbicara, makin baik perkembangan bahasanya.<br /><span class="fullpost"><br />Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa, bahkan kecerdasan, berkaitan dengan jumlah kata yang didengar bayi setiap harinya. Dalam sebuah studi, bayi-bayi yang orangtuanya rajin mengajaknya berbicara (sekitar 2.100 kata setiap hari) memiliki skor lebih tinggi dalam sebuah tes standar yang dilakukan saat mereka berusia 3 tahun.<br /><br />Anda bisa mulai mengajaknya bercakap-cakap dengan memperkenalkan anggota tubuhnya atau menyebutkan benda-benda yang dilihatnya ketika Anda mengajak si bayi berjalan-jalan di sekitar rumah. Membacakan cerita juga menjadi salah satu cara interaksi verbal yang menyenangkan.<br />Kapan mulai membacakan cerita pada bayi? Sebenarnya tidak ada kata terlalu dini. Para ahli dari American Academy of Pediatric merekomendasikan orangtua untuk membacakan cerita kepada bayi berusia 6 bulan dengan suara keras setiap hari. Di usia 6 bulan biasanya bayi sudah mulai menikmati gambar-gambar menarik dan berwarna.<br /><br />Jim Trelease, pengarang buku Read Aloud Handbook, menyatakan, orangtua sudah bisa mulai membacakan buku sejak bayi lahir. Apalagi, kegiatan membaca bersama ini bisa meningkatkan ikatan antara orangtua dan bayi.<br /><br />Pada bulan-bulan awal kehidupan bayi, Anda tidak perlu bingung memilih tema cerita yang akan dibacakan. Pada periode ini bayi lebih tertarik pada irama suara yang didengarnya, bukan isi kalimatnya. Jadi Anda bisa membacakannya berbagai material bacaan, mulai dari buku cerita anak, majalah, bahkan novel yang sedang Anda baca.<br /><br />Seiring bertambahnya usia, Anda bisa mulai memperkenalkannya pada buku-buku cerita bergambar dan beraneka warna. Ketika membacakan, peluk bayi sehingga ia merasa nyaman. Bacakan dengan suara ekspresif, misalnya, menirukan suara sesuai karakter tokoh cerita. Jangan takut bosan membaca cerita yang sama terus-menerus karena bayi justru menyukai pengulangan. (kompas.com)</span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-81122176040564542582010-12-17T11:33:00.004+07:002010-12-17T11:35:26.550+07:00Garuda di Dadaku<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-bp3wGBajog4iYi2Z_3QUjoA6eeZn7ECGbYcKeZVgmJAIsKbsX5EhU-f5hAGrzH3omiZEgftoeSnxIDCIJj3ChxmZnYozvH6RHgD85F0gegjVyc1sIRON6Ymz3u2o7j2jf83kUFLau8FN/s1600/garuda.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 106px; height: 130px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-bp3wGBajog4iYi2Z_3QUjoA6eeZn7ECGbYcKeZVgmJAIsKbsX5EhU-f5hAGrzH3omiZEgftoeSnxIDCIJj3ChxmZnYozvH6RHgD85F0gegjVyc1sIRON6Ymz3u2o7j2jf83kUFLau8FN/s200/garuda.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551504925695055186" border="0" /></a>Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku<br />Kuyakin hari ini pasti menang<br />Kobarkan semangatmu, tunjukkan mobilitasmu<br />Kuyakin hari ini pasti menang<br /><br />Lagu "Garuda di Dadaku" adalah lagu yang selalu dinyanyikan PSSI (timnas sepak bola Indonesia) setiap akan bertanding.Lagu ini notasinya diambil dari lagu daerah asal Papua, Apusé.<br /><span class="fullpost">Meski sepak bola merupakan olahraga dan hiburan rakyat Indonesia, namun ada semacam pemikiran pada sebagian orang-orang Indonesia bahwa menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan. Dalam film ini, pemikiran itu pula yang selalu terlontar pernyataan-pernyataan Kakek Usman (Ikranegara) agar Bayu (Emir Mahira), cucunya itu tidak akan menjadi pemain sepak bola seperti ayahnya. Melalui film ini, ada pesan khusus kepada kita semua, bahwa kita perlu mengapresiasi olahraga sepak bola dan para pemainnya. Melalui sepak bola nasional, kita mengenal salah satu atlit cerdas yang dimiliki Indonesia, Bambang Pamungkas dan masih banyak deretan nama-nama lainnya yang menjadi icon timnas PSSI di masa lalu.<br /><br />Bayu, 12 tahun yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, menghadapi dilema menyenangkan kakeknya atau meraih mimpi dalam hidupnya menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari Bayu secara diam-diam berlatih sepak bola sendiri dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola "rolling-rolling" untuk sampai ke lapangan bulutangkis bermain dengan anak-anak lainnya. Beruntung Bayu mempunyai sahabat yang bernama Heri (Aldo Tansani) si penggila bola, Heri selalu mendorong agar Bayu untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional.<br /><br />Dengan dukungan sahabatnya ini, Bayu menjadi pantang menyerah untuk meraih mimpinya menjadi pemain sepak bola. Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan kepada Sang Kakek, agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu ini, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus. Konflik inilah yang dikemas secara apik oleh sang penulis dengan menanamkan nilai-nilai pendidikan, semangat hidup dan persahabatan yang terjalin erat di antara anak-anak dari kelas sosial yang berbeda.<br /><br />Bayu, Heri dan Zahra (Marsha Aruan) adalah anak-anak yang mempunyai kendalanya masing-masing, namun mereka bukanlah tipe anak-anak yang loyo, yang gampang menyerah. Heri meski ia cacat tetapi justru menjadi motivator handal bagi Bayu, Zahra dari kalangan jelata pun mempunyai potensi yang bisa diandalkan dengan jiwa seninya. Bayu menghadapi ambisi besar sang Kakek dan harus menjadi anak yang penurut, namun di balik itu, ia justru melakukan sebuah pemberontakan karena ia mempunyai mimpi dan ambisi yang lebih besar untuk menjadi pemain sepak bola. Dan pada akhirnya mimpi Bayu yang kuat ini, berakhir pada kebahagiaan. Lewat kerja keras dan dukungan sahabat-sahabat yang memicu semangatnya dan sekaligus usaha mendapat restu dari sang Kakek.<br /><br />Garuda di Dadaku adalah film Indonesia yang bagus dan mendidik, Ikranegara menampilkan figur kakek yang sesuai dengan karakter cerita. Ari Sihasale melakukan totalitas karakter sebagai seorang pelatih sepakbola. Dan ada haru, kadang juga jenaka dan tawa. Pada bagian ini, apresiasi, layak diberikan kepada Ramzi, yang berperan sebagai Bang Duloh. Apresiasi khusus kepada Aksan Sjuman dan Titi Sjuman, pasangan suami istri ini menghadirkan music score yang bagus sekali, yang mampu membawa para penonton pada suasana batin yang riuh dan gempita. Dengan musik itu, membawa mata kita memandang bagaimana Bayu, sang pemain bola cilik itu menggiring bola di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Bola, bila sudah dalam penguasaan kakinya sulit direbut lawan. Kaki Bayu seolah mencengkram bola itu sekuat burung Garuda. Aksan dan Titi Sjuman memilih scoring musiknya ini ditampilkan oleh Beijing Simphony Orchestra di Beijing, China.<br /><br />Selain pesan-pesan pendidikan, semangat pluralitas dan persahabatan ditampilkan secara lugas. Dalam film ini juga membawa kembali pesan-pesan bagi anak-anak kita untuk kembali mengingat akan lambang negara kita Garuda Pancasila yang tertera jelas pada seragam timnas PSSI. Pancasila sebagai falsafah dasar bernegara dan berpedoman hidup bangsa Indonesia pada masa sekarang ini sedikit demi sedikit telah ditinggalkan dalam sistem pendidikan di Indonesia ini. Sehingga banyak perilaku remaja masa sekarang yang tidak mencerminkan pribadinya sebagai warga Indonesia yang berasaskan pancasila. Melalui "Garuda di Dadaku" mari kita kembali untuk sadar, bahwa Pancasila itu mengandung toleransi, dan sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif yang sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. (Bagus Pramono)<br /><br />Pemain:<br />Emir Mahira: Bayu<br />Aldo Tansani: Heri<br />Marsha Aruan: Zahra<br />Ikranagara: Kakek Usman<br />Maudy Koesnaedi: Ibu Wahyuni<br />Ary Sihasale: Pak Johan, pelatih sekolah sepakbola<br />Ramzi: Bang Duloh<br /><br />Sutradara: Ifa Isfansyah<br />Penulis Skenario: Salman Aristo (Ayat Ayat Cinta, Laskar Pelangi, Kambing Jantan)<br />Penata Musik: Aksan Sjuman dan Titi Sjuman (Laskar Pelangi, King)<br />Produser: Shanty Harmayn<br />Produksi: SBO Films dan Mizan Productions<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7636595123418842167.post-50975516476127555542010-12-17T11:11:00.005+07:002010-12-17T11:22:07.995+07:00Buku: Sex Is Not The Problem (Lust Is)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnEwkDhkmXT9HIFvB9B49rOg3J3VwNjJkJY7QJLE3PFdtZdRWWBiv62HibC5DkwLd6fo4_961Rg_am4lhzByDm7aXwQH6DVsb7O0xOy6ThQai7nRJOgnXCXiCcET48BF003Ia1fVanivqk/s1600/sexisnotproblem.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 106px; height: 130px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnEwkDhkmXT9HIFvB9B49rOg3J3VwNjJkJY7QJLE3PFdtZdRWWBiv62HibC5DkwLd6fo4_961Rg_am4lhzByDm7aXwQH6DVsb7O0xOy6ThQai7nRJOgnXCXiCcET48BF003Ia1fVanivqk/s200/sexisnotproblem.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551500372115093938" border="0" /></a>Bagian dari tantangan yang orang-orang Kristen hadapi dalam dunia yang dipenuhi hawa nafsu ini adalah mengingat bahwa baik seks maupun seksualitas bukanlah musuh kita. Seks bukanlah masalahnya--hawa nafsulah masalahnya. Inilah musuhnya yang telah membajak seksualitas. Kita harus mengingat bahwa tujuan kita adalah untuk menyelamatkan seksualitas kita dari hawa nafsu, sehingga kita dapat mengalaminya sesuai dengan yang Allah maksudkan.<br /><span class="fullpost"><br />Bagian dari tantangan yang orang-orang Kristen hadapi dalam dunia yang dipenuhi hawa nafsu ini adalah mengingat bahwa baik seks maupun seksualitas bukanlah musuh kita. Seks bukanlah masalahnya--hawa nafsulah masalahnya. Inilah musuhnya yang telah membajak seksualitas. Kita harus mengingat bahwa tujuan kita adalah untuk menyelamatkan seksualitas kita dari hawa nafsu, sehingga kita dapat mengalaminya sesuai dengan yang Allah maksudkan.<br /><br />Demikian yang dikatakan Joshua Harris dalam pendahuluan bukunya ini. Lebih lanjut Joshua, mengatakan, "Saya menulis buku ini karena saya telah 'menaklukkan' hawa nafsu dan memiliki sebuah rencana yang sempurna untuk dapat diikuti. Saya menuliskannya karena saya telah mengalami kuasa Allah yang mengubah, dan saya tahu bahwa Ia ingin Anda mengalami kuasa itu juga."<br /><br />"Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus." (Efesus 5:3). Menyimak ayat ini, timbul pertanyaan besar, mengapa standar Allah begitu tinggi? Bagaimana Allah dapat menuntut tidak ada sedikitpun hawa nafsu selagi Ia mengetahui bahwa Ia menciptakan kita dengan dorongan-dorongan seks yang kuat?<br /><br />Salah satu alasan mengapa Allah memanggil kita untuk membersihkan diri kita dari hawa nafsu sepenuhnya adalah karena Ia tahu bahwa hawa nafsu tidak akan pernah terpuaskan. Hawa nafsu akan selalu bertumbuh, dan akhirnya merampas kemampuan manusia dalam menikmati kenikmatan yang benar dan kudus.<br /><br />Dan inilah ide radikal yng ditawarkan: Allah ingin kita merangkul seksualitas kita. Dan memerangi hawa nafsu adalah bagian dari bagaimana kita melakukan itu. Untuk merangkul seksualitas kita secara benar, kita harus membawanya di bawah kekuasaan dari Ia yang menciptakannya. Ketika kita melakukannya demikian, kita tidak berperang melawan seksualitas kita; kita justru memperjuangkannya. Kita menyelamatkan seksualitas dari kehancuran yang ditimbulkan oleh hawa nafsu.<br /><br />Ketika kita merangkul seksualitas kita dan mengklaimnya untuk kekudusan, kita menjadi sejalan dengan maksud Allah menciptakan kita. Ia membuat kita untuk hidup kudus. Dalam kekudusan kita menemukan yang terbaik dan ekspresi yang sangat memuaskan akan seksualitas kita. Dan di dalam kekudusan, kita mengalami kebenaran akan apa yang Allah ciptakan.<br /><br />Lebih jauh, Joshua Harris memaparkan, bagaimana hawa nafsu menipu kita. Dengan spesifik dan jujur, Joshua membagikan pengalamannya dan menyusun sebuah rencana yang dirancang khusus untuk memerangi hawa nafsu dan merayakan kemurnian.<br /><br />Dengan memahami rencana Allah secara benar, akan menolong kita melihat di mana keinginan-keinginan hawa nafsu kita yang akan mensabotase tujuan utama yang ada. Buku ini akan sangat membantu, baik pria maupun wanita yang sedang bergelut dengan hawa nafsunya yang membara. Semoga. <span style="font-weight: bold;">(Hartono Tj)</span><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Data buku:</span><br />Judul asli: Sex Is Not The Problem (Lust Is)<br />Penulis: Joshua Harris<br />Penerjemah: Handy Hermanto<br />Penerbit: Pionir Jaya, Banding, 2006<br />Tebal: 208 halaman<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tentang penulis:</span><br />Joshua Harris adalah pendeta dari Covenant Life Church, sebuah gereja yang berkembang di pinggiran Maryland Washington DC, AS. Ia menjadi pembicara tingkat nasional dan memimpin sebuah konferensi tahunan bagi mahasiswa yang diberi nama New Attitude. Joshua mulai menulis sebagai editor dari New Attitude, sebuah majalah Kristen untuk para remaja yang bersekolah di rumah (homeschooling). Buku I Kissed Dating Goodbye adalah buku pertama Josh, dan dalam tahun yang sama, ia pindah dari Oregon ke Gaithersburg, Maryland, untuk dilatih bagi pelayanan pastoral di bawah bimbingan CJ Mahaney.<br /><br />Lima tahun kemudian setelah berhenti untuk bermain-main dengan berkencan, ia bertemu dengan Shannon, bertunangan dan kemudian menikah dengannya. Ia membagi kisah cinta mereka dan pelajaran-pelajaran yang Allah ajarkan kepada mereka di dalam buku keduanya, Boy Meets Girl: Say Hello to Courtship. Joshua dan Shannon memiliki dua anak, Emma Grace dan Joshua Quinn. Untuk mengetahui lebih jauh, kunjungi websitenya di www.joshharris.com<br /></span>ezramoshttp://www.blogger.com/profile/08929280001989760945noreply@blogger.com0