Ajari Anak Berterima Kasih
Bagi anak kecil, perintah untuk menjadi orang yang tahu berterima kasih tidak bisa otomatis terjadi begitu saja. Orangtua harus mengusahakan hal ini. Kebiasaan untuk mengatakan "terima kasih" juga adalah sesuatu yang sangat baik bagi perkembangan kehidupan sosial seorang anak.
Tapi tujuan utama dari pendidikan "terima kasih" sebenarnya bukan untuk menjadikan seorang anak sebagai burung beo yang hanya sering mengucapkan terima kasih saja, tapi menjadikannya sebagai seorang anak yang tahu makna hidup dengan ucapan syukur.
Nah, bagaimana caranya supaya hal itu bisa terjadi?
Tunjukkan pada seorang anak bagaimana hidup dengan penuh ucapan terima kasih itu.
Pertama, jangan jadi orang dewasa yang suka mengeluh. Jangan suka memberi komentar-komentar penuh keluhan dan kekecewaan didepan anak anda.
Kedua, biasakan untuk memiliki waktu berdoa bersama dengan anak anda. Dan pada saat itu, ucapkan syukur pada Tuhan. Beri anak anda suatu pengertian bahwa dari Tuhan-lah segala sesuatu yang ada, dan karena itulah kita harus mengucap syukur.
Ketiga, biasakan memuji dan menghargai anak jika ia melakukan sesuatu yang baik.
Keempat, biasakan mengucapkan kata terimakasih pada orang-orang disekitar anda, terutama orang-orang yang biasanya diacuhkan. Seperti pada tukang parkir atau pembantu.
Kelima, biasakan untuk memberi kepada orang lain yang membutuhkan.
Ciptakan suasana rumah yang penuh ucapan syukur.
Pertama, biasakan makan bersama dengan keluarga. Dan sebelum semuanya makan, berdoalah bersama.
Kedua, ciptakan momen seminggu sekali untuk berkumpul di rumah, dan bercerita tentang berkat-berkat yang sudah dialami masing-masing orang selama satu minggu tersebut.
Ketiga, biasakan mengungkapkan rasa terimakasih tidak hanya dengan kata-kata tapi juga dengan perbuatan. Misalnya dengan menuliskan ucapan terimakasih di kertas dan menempelkannya di pintu kamar setelah mendapat bantuan tertentu.
Libatkan anak anda dalam kegiatan memberi. Memberi membantu anak untuk tidak fokus hanya pada dirinya sendiri tapi juga kepada orang lain di sekitar mereka.
Pertama, berikan mainan, boneka, atau baju bekas anak kepada anak yatim atau anak jalanan. Beri pengertian kepada anak anda, bahwa mainan dan baju lama-nya itu bisa membawa kegembiraan bagi anak-anak yang lain.
Kedua, bawa anak anda berkunjung ke tetangga atau teman yang sudah tua yang biasanya menyukai mendapat kunjungan dari anak-anak. Dengan begitu, ia belajar untuk memberikan waktunya untuk orang lain.
Ketiga, sekali waktu minta anak anda membawakan kue bikinan rumah atau oleh-oleh ke rumah tetangga atau ke teman-temannya di sekolah.
Keempat, pada saat Natal atau tahun baru, minta anak anda untuk menulis keinginan mereka akan hadiah apa yang mereka inginkan untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain, seperti untuk teman mainnya atau untuk kakak dan adiknya.
Berani mengatakan tidak.
Sangatlah baik untuk bisa memberikan semua kebutuhan anak anda. Tapi tidaklah baik untuk memberikan semua yang mereka inginkan.
Jangan mudah menyerah terhadap rengekan anak. Jika anak mulai sering merengek dan mengeluh, sebaiknya diacuhkan saja sampai dia berhenti sendiri.
Ada cara lain:
Pertama, Berhentikan rengekan dan keluhan sebelum kebiasaan itu dimulai, dengan cara memenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik secara fisk maupun emosional.
Kedua, biasakan anak untuk membantu orang tua sejak dini. Jangan biasakan anak untuk "tidak ada kerjaan" dalam waktu lama. Membantu di dapur, membersihkan kamarnya sendiri, dll, membuatnya memiliki empati sejak dini dan membuatnya lebih mudah mengucap syukur atas apa yang ia miliki.
Ketiga, gunakan setiap kesempatan untuk memberikan pelajaran pada anak. Contohnya, jika anak mengeluh tentang lauk makanan karena menginginkan yang lebih enak yang harus dipesan di restoran tertentu, biarkan dia lapar hari itu. Tidak semua yang ia inginkan harus terlaksana.
Keempat, jangan lupa beri pujian jika anak anda sudah bisa lebih sabar dan mulai sering berterimakasih.
Jangan memaksa.
Anak-anak tetaplah anak-anak. Sebagian besar anak-anak memang masih memiliki sifat egois dan suka mengeluh serta sulit berterimakasih karena tingkat kedewasaan rendah yang membuatnya tidak bisa memikirkan perasaan orang lain. Tapi jangan menyerah untuk memberikan mereka pendidikan tentang terima kasih.
Memiliki anak yang tahu berterima kasih pasti akan sangat membanggakan.
Sumber: CBN
0 komentar:
Post a Comment