Cara Terbaik Mengasihi Anak
Seorang konselor keluarga, Gary Chapman, menyatakan lima bahasa yang dapat membuat anak tidak merasa terabaikan. Para orangtua berusaha keras untuk membuat anaknya merasa dicintai, namun usaha itu mungkin saja tidak berhasil.
"Terkadang seorang anak memiliki alasan yang baik mengapa ia merasa tidak dicintai," tegas Gary Chapman, yang bersama dengan Dr. Ross Campbell menulis "The Five Love Languages of Children" (Northfield). "Itulah mengapa kita harus belajar bagaimana menyatakan cinta dengan suatu cara yang membuat anak merasa dicintai."
Menurut Chapman, kita semua menggunakan sebuah bahasa cinta utama untuk menyatakan cinta kepada sesama. Melalui bahasa itu pula, kita dapat dengan mudah menerima cinta. Tulisan ini memuat bagaimana kita dapat mulai berkomunikasi dengan bahasa baru untuk memastikan anak-anak kita merasa bahwa mereka dicintai.
Sungguh menakjubkan bahwa anak-anak merasa tidak dicintai padahal kasih orang tua begitu besar. Apa ada yang terlewatkan? Kebanyakan dari kita mencintai anak-anak kita dengan cara alami yang kita miliki—cara di mana kita dapat dengan mudah menerima rasa cinta. Jika anak Anda menggunakan bahasa cinta yang berbeda, ia akan merasa dicintai pada tingkat tertentu. Namun, ia takkan merasakan dalamnya rasa cinta yang ia harapkan.
Jadi, orangtua harus benar-benar mencurahkan perhatian pada bahasa yang paling membuat anak merasa dicintai. Apa itu bahasa cinta? Ada lima bahasa cinta, dan bahasa-bahasa itu cukup sederhana, yaitu "melayani, sentuhan fisik, hadiah, waktu berbagi bersama, dan pujian." Kita harus mengasihi anak-anak dengan menggunakan kelima bahasa tersebut. Untuk memastikan bahwa anak Anda mengerti benar bahwa Anda mencintainya, penting bagi Anda untuk mengungkapkan bahasa cinta utama mereka.
Bagaimana bisa orangtua mengenali bahasa cinta utama seorang anak yang masih kecil? Anda tidak dapat mengenali bahasa cinta utama seorang bayi atau balita, jadi berikan saja kepada mereka banyak cinta dengan menggunakan lima bahasa di atas. Namun pada umur 3 atau 4 tahun, bahasa cinta seorang anak mulai berkembang, dan pada umur 5 atau 6 tahun, bahasa cinta seorang anak telah benar-benar berkembang.
Saat seorang anak mengembangkan sebuah bahasa cinta, bagaimana orang tua dapat mengetahui bahasa cinta yang mana yang mereka kembangkan? Untuk mengetahuinya dibutuhkan proses tiga tahap. Pertama, amati bagaimana anak Anda mengekspresikan cintanya pada Anda. Misalnya, bahasa cinta anak laki-laki kami adalah sentuhan fisik. Saat ia berumur sekitar lima tahun, saya perhatikan bahwa saat saya pulang dari kerja, ia akan melompat kepada saya dan mengacak-acak rambut saya. Ia menyentuh saya karena ia ingin disentuh. Jika anak Anda selalu menghampiri dan memeluk Anda, sentuhan fisik mungkin adalah bahasa cintanya.
Atau katakan saja anak Anda selalu mengatakan, "Kamu adalah Ibu terbaik di dunia." Jika ia sering memuji Anda, maka pujian mungkin adalah bahasa cinta utamanya.
Setelah Anda melihat bagaimana anak Anda mengekspresikan cinta, apa langkah selanjutnya? Hal berikutnya yang perlu dicari adalah apa yang diminta sang anak dari Anda. Jika dia selalu meminta Anda membetulkan sesuatu yang rusak atau membantunya mengerjakan pekerjaan rumah, maka tindakan melayanilah yang membuatnya merasa paling dicintai. Namun, jika anak Anda selalu meminta Anda bercerita untuknya atau bermain bersama, maka waktu berbagi bersama mungkin adalah bahasa cinta utamanya.
Apa tahap ketiga untuk mengetahui bahasa cinta utama anak? Kenali apa yang paling tidak ia senangi. Jika dia sering mengatakan, "Ayah pergi untuk urusan bisnis, tapi tidak membawakanku oleh-oleh!" maka ia mungkin sedang mengatakan kepada Anda bahwa bahasa cinta utamanya adalah menerima hadiah.
Saat orangtua mengetahui bahasa cinta apa yang digunakan oleh anak, mengapa penekanan penggunaan bahasa itu penting? Kita harus menggunakan bahasa cinta utama anak karena bahasa itulah yang akan membuatnya benar-benar merasa dicintai oleh orang tuanya. Hal itu akan memberikan kenyamanan dan rasa diperlakukan dengan baik yang ia butuhkan.
Bagaimana kita bisa bertahan menghadapi anak yang menggunakan bahasa cinta utamanya untuk membuat kita merasa bersalah atau untuk memanipulasi kita? Hal ini berbahaya, apalagi yang bahasa cintanya adalah menerima hadiah. Anak-anak disuguhi dengan iklan-iklan televisi yang mengiklankan semua barang yang mereka "harus miliki". Orangtua tidak boleh memberikan segala sesuatu yang anak mau, meski hadiah adalah bahasa cinta utama anak Anda.
Bagaimana orangtua dapat membatasi hadiah tanpa membuat anak merasa ekspresi cinta Anda terhadapnya terbatas? Tanpa harus menghabiskan uang ekstra, orangtua dapat membuat hadiah dari benda-benda yang biasa. Katakan saja anak Anda membutuhkan seragam sekolah atau alat musik untuk les piano. Anda membeli apa yang mereka perlukan lalu membungkusnya dengan kertas kado. Buatlah apa yang mereka butuhkan itu sebagai hadiah dan berikan kepada anak di hadapan seluruh keluarga. Sang anak merasa dicintai, dan itu tidak membuat orang tua mengeluarkan uang ekstra.
Bagaimana dengan hadiah yang tidak membutuhkan biaya ekstra? Apa pun dapat menjadi hadiah—kulit kerang, batu-batu yang indah, buat pohon cemara. Bagi anak yang bahasa cinta utamanya adalah hadiah, apa pun hadiahnya tidak akan menjadi masalah. Yang dia pikirkan bahwa Anda telah memikirkannya dan membawakannya hadiah. Itulah yang terpenting.
Kini tentang bahasa cinta yang berupa sentuhan fisik. Saat anak-anak bertambah dewasa, mereka sering kali menolak sentuhan kasih dari orang tua. Apa jalan terbaik untuk menanganinya? Kita harus sensitif terhadap bagaimana anak-anak berubah pada awal masa-masa remajanya. Jika anak Anda kaku saat Anda memeluknya, itu artinya ia tidak menginginkan kasih sayang dalam bentuk seperti itu pada saat itu. Di depan teman-teman mereka, anak laki-laki tidak mau dipeluk, terutama oleh ibunya. Namun saat mereka sendirian dan sang ibu memeluk mereka, maka mereka akan menyambut pelukan itu. Beda lagi dengan ayah. Seorang ayah dapat berjalan dengan anak saat teman-temannya ada di sekitarnya dan menepuk pundak sang anak. Anak laki-laki dapat menerima perlakuan seperti itu di depan teman-temannya.
Bagaimana dengan remaja putri? Banyak ayah menghindari sentuhan fisik, namun anak perempuan mereka masih memerlukannya. Jelas, seorang ayah tidak akan lagi mencium bibir anak perempuan atau bergulat dengannya. Namun, seorang ayah harus memeluk anak perempuannya dan menepuk punggungnya serta membelai rambutnya.
Jika seorang ayah tidak mengekspresikan cintanya dengan menyentuh anak perempuannya, sang anak akan berpaling kepada orang lain. Dari sanalah terjadi banyak penyimpangan seksual. Anak perempuan yang tidak merasakan cinta dari ayah mereka, akan mencari cinta dari orang lain.
Kebanyakan anak tidak akan tiba-tiba mengatakan, "Rasanya aku kurang dicintai hari ini." Bagaimana orang tua dapat mengukur seberapa baik mereka telah mengomunikasikan cinta mereka? Caranya adalah dengan menanyakan langsung kepada sang anak. Saya sering menggunakan ukuran nol sampai sepuluh. Sepuluh artinya tangki cinta Anda penuh dan meluap. Nol artinya Anda tidak merasakan cinta sama sekali. Sang anak mungkin berkata, "Tangki cintaku menuju garis batas dua." Anda dapat bertanya, "Apa yang dapat Ayah/Ibu lakukan untuk mengisi tangki itu sehingga penuh?" Jika ia menanggapinya dengan respons yang masuk akal, maka tindak lanjutilah apa yang ia minta. Namun pada masa awal remaja, anak mungkin mencoba menggunakan situasi tersebut untuk memanipulasi Anda.
Apakah ada cara lain yang lebih baik? Anda dapat mengetahuinya dengan mengamati tingkah laku anak Anda. Seringkali, jika anak mencari perhatian, itu karena tangki cintanya hampir kosong. Itu pertanda bahwa Anda harus lebih sadar untuk memujinya, membantunya dengan melayaninya, atau menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya—apa pun bahasa cinta utamanya.
Saat Anda memenuhi kebutuhan pokok anak-anak untuk dicintai, Anda telah meletakkan pondasi untuk memenuhi kebutuhannya yang lain. Jika Anda mencintai anak Anda dengan menggunakan bahasa cinta utama anak Anda, segala sesuatu di rumah akan menjadi semakin baik. Anda akan melihat perbedaan besar dalam hubungan keluarga Anda.
By Ron R. Lee | Sumber: ChristianityToday.Com/Artikel The Best Way to Love Your Child — PEPAK
0 komentar:
Post a Comment