Showing posts with label doa. Show all posts
Showing posts with label doa. Show all posts

Mengajar Anak Berdoa Sebelum Belajar

Paulus menulis pada rekan sekerjanya, Timotius, tentang sifat yang harus dimiliki dalam Kristus Yesus. Ia berkata, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Lukas menggambarkan Yesus ketika masih kecil "makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia." (Lukas 2:52)

Tujuan yang harus kita tunjukkan pada anak kita adalah mereka mempunyai pikiran sehat, yang bisa membedakan antara kejahatan dan kebaikan, dan yang ditetapkan oleh Tuhan. Kita harus selalu menunjukkan pada anak- anak kita untuk meraih hikmat, kemampuan untuk berpikir, dan menggunakan rasio dalam situasi apa saja seperti cara berpikir Yesus.

Untuk mendapatkan ini, kita bisa mendorong anak-anak kita untuk berdoa, "Jadikan pikiran saya untuk berpikir dengan cara Engkau merancangnya, Tuhan!" Terutama, anak Anda bisa berdoa untuk kemampuan berkonsentrasi.

"Bantu saya, Bapa di sorga, untuk bisa memusatkan perhatian pada satu topik. Tolong saya untuk berkonsentrasi penuh untuk mempelajari bahan ini."

Anak Anda bisa juga berdoa untuk kemampuan menimbang dan menelusuri sebuah hal.

"Tolong saya, Bapa di sorga, untuk melihat masalah ini dari sudut pandang-Mu. Bimbing pikiran saya, Tuhan. Jangan biarkan pikiran saya melantur."

Ajari anak Anda bahwa pikirannya adalah ciptaan dan karunia Allah, dan Allah ingin kita memakai pikiran kita untuk memikirkan hal-hal yang baik dan memecahkan masalah, supaya dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semua orang.

Ajari anak Anda Filipi 4:8 dan jadikan ayat itu sebagai doa. "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."

"Tolong saya, Bapa di sorga, untuk melihat kebenaran-Mu di dalam hal ini. Tolong saya untuk melihat hal-hal mulia dalam pelajaran sejarah ini, untuk memusatkan pada aspek yang baik dalam kisah ini, untuk mencari keindahan dalam pelajaran sains ini."

Akhirnya, dorong anak Anda untuk berdoa sebelum memilih pelajaran baru, ulangan, atau mengerjakan pekerjaan rumah:

"Bantu saya untuk mempelajari ini semampu saya, untuk mengerti bahan ini dan bisa melihat bagaimana saya bisa menggunakannya suatu hari. Tolong saya bertanya ketika saya tidak mengerti. Beri guru saya hikmat untuk mengajar pelajaran ini, dan tolong mereka untuk bersabar ketika kami mempelajarinya. Terima kasih karena Engkau memberi saya kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang ciptaan-Mu dan prinsip-prinsip yang Kau tetapkan untuk kehidupan saya.

By Roberta Hromas
Sumber: 52 Cara Sederhana Mengajar Anak Anda Berdoa/Karisma/2009

Read more...

Tips Membaca Alkitab Bersama Anak

Jadwal anak anda sehari-hari mungkin terdiri dari mandi, tidur siang dan tidur malam. Tapi pasti selalu masih ada waktu 5 menit yang kosong untuk membaca Alkitab. Berikut adalah poin-poinnya:

Tentukan waktu membaca Alkitab yang rutin. Cobalah untuk melakukannya pada waktu yang kira-kira sama setiap harinya, mungkin setelah sarapan atau sebelum makan malam.

Bacalah cerita-cerita dari Alkitab anak-anak.
Gunakan Alkitab anak-anak atau Alkitab bergambar. Jangan terlalu panjang-panjang ceritanya, cukup yang singkat saja. Beberapa anak senang memegang Alkitab pada saat anda membacakannya. Menggunakan boneka tangan untuk bercerita pasti sangat menyenangkan.

Perkenalkan bahan-bahan cerita lainnya. Buku mewarnai yang berisi cerita Alkitab juga merupakan cara yang baik sekali untuk membagikan suatu cerita.

Peragakan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar kita. Apabila di cerita Alkitab tersebut terdapat benda-benda yang terdapat di rumah anda, gunakanlah. Benda pendukung yang dapat dilihat membuat sebuah cerita menjadi nyata bagi anak-anak. Jika anda sedang membaca mengenai bahtera Nuh, ambil bantal kursi untuk dijadikan bahtera, lalu taruh mainan binatang-binatangan di atasnya.

Nyanyikan lagu-lagu yang menyenangkan dan riang. Anda bisa memulai waktu membaca Alkitab dengan menyanyikan lagu-lagu rohani yang anda bisa dapatkan di toko-toko buku Kristen. Melompat-lompatlah dan bertepuk tangan.

Berikan ayat untuk dihafal. Pilihlah sebuah ayat dari Alkitab dan hapalkan setiap hari sampai anak anda dapat mengingatnya. Latihlah dengan cara meminta dia mengisi kata yang hilang.

Buatlah doa yang mudah dan ringan bagi anak anda. Pada awalnya, anda harus memberikan contoh doa yang simpel. Seperti, "Terima kasih, Tuhan untuk matahari. Terima kasih untuk hari ini. Amin." Setelah beberapa saat, tanyakan pada anak anda apakah ada yang ingin dia doakan.

Bersabarlah. Kadang-kadang, waktu membaca Alkitab harus dipersingkat karena anak-anak mengantuk atau sedang tidak mood. Tujuannya adalah supaya tetap berkomitmen untuk tetap mempertahankan rutinitas membaca Alkitab yang positif sebanyak mungkin. Hal itu akan menjadi bagian dari hari-hari anak anda yang berkata: "Mari ambil waktu untuk bersenang-senang dengan Tuhan!"

by Lynne M. Thompson

Read more...

Arti Penting dari Belajar Berdoa

Apabila kita mengajar anak-anak untuk tidak sekadar berdoa, melainkan untuk menempatkan doa sebagai landasan hidup dan jati diri mereka yang sebenarnya, maka kita memberikan anugerah, manfaat, dan berkat-berkat utama yang dapat mereka peroleh dalam kehidupan, yaitu persekutuan dan persahabatan dengan Allah.

Mari kita mempertimbangkan manfaat-manfaat yang diperoleh dari doa, sama seperti kita mempertimbangkan manfaat-manfaat dari pelajaran musik. Manfaat apa saja yang dapat diberikan oleh kehidupan doa yang sehat bagi anak-anak kita? Sangat banyak! Manfaat-manfaat itu mengalir dari hubungan yang baik dengan Allah. Alkitab, Firman Allah, dengan jelas menggambarkan beberapa manfaat ini, dari kehidupan batiniah yang lebih baik sampai pada kedudukan dan penghormatan yang dapat kita peroleh. Dari manfaat-manfaat berdoa yang kami paparkan di bawah ini akan semakin terlihat arti pentingnya belajar berdoa bagi anak-anak.

Kehidupan Batiniah yang Lebih Baik
Apabila kita mengajar anak-anak kita untuk berdoa, maka mereka akan belajar tentang sukacita dan kedamaian yang telah tersedia bagi mereka. Sukacita dan damai sejahtera itu melebihi semua yang dapat kita berikan kepada mereka, karena tidak seperti kita, Allah selalu siap untuk mendengar dan menolong. Kita dijanjikan untuk menerima damai sejahtera yang sempurna (Yesaya 26:3), sukacita dari Allah yang menghapuskan segala ketakutan (Mazmur 21:6-7) dan hati yang gembira (Mazmur 105:3).

Dua penulis Perjanjian Baru menggambarkan sukacita dan damai sejahtera yang diperoleh dengan berdoa:
"Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." (Yohanes 16:24)
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:6-7)

Pertumbuhan Rohani
Setiap orangtua menginginkan anak-anaknya bertumbuh secara rohani. Kita ingin agar putra-putri kita bertumbuh dalam pengertian, kebijaksanaan, dan kepenuhan Allah. Melalui doa, anak-anak kita dapat bertumbuh dengan cara demikian:
"Ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutnya datang pengetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:3-6)
"Dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah." (Efesus 3:19).

Kekuatan dan Keberanian
Kadangkala, ketakutan anak-anak kita sungguh tidak beralasan, namun itulah kenyataannya. Pada saat anak-anak kita tumbuh dewasa, rasa takut itu tidak hilang begitu saja; rasa takut itu hanya berubah wujudnya. Dengan memperlengkapi anak-anak kita dengan doa, berarti kita memberikan kekuatan, bahkan keberanian untuk menghadapi dunia mereka. Kitab Suci menggambarkan jawaban- jawaban yang diperoleh melalui doa.
"Aku telah mencari Tuhan, lalu ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada- Nya maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu- sipu." (Mazmur 34:5-6)
"Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku. (Mazmur 138:3)

Dilindungi dan Dilepaskan dari yang Jahat
Banyak hal yang mengancam anak-anak kita dewasa ini, mulai dari kekerasan sampai obat-obatan terlarang. Mereka juga terancam oleh pengaruh-pengaruh si jahat. Melalui doa-doa kita dan anak-anak kita, maka mereka akan terlindung dan dibebaskan dari yang jahat:
"Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya." (Mazmur 34:17)

Tujuan, Bimbingan, dan Arah bagi Kehidupan Mereka
Allah menginginkan agar kita dan anak-anak kita mencari-Nya untuk memperoleh bimbingan dan arah dalam hidup kita. Ia memiliki maksud tujuan bagi setiap kita, dan Dia berjanji bahwa Dia akan memenuhi panggilan itu apabila kita memintanya:
"Aku berseru kepada Allah, Yang Maha tinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku." (Mazmur 57:2)

Pemeliharaan
Anak-anak kita berdoa kepada Allah yang Maha Pengasih, yang memiliki hasrat dan kuasa untuk memberikan segalanya yang kita (mereka) perlukan. Yang perlu mereka lakukan hanyalah memohon kepada-Nya. Seperti yang dikatakan Yesus kepada orang-orang yang mendengarkan Dia, jika seorang anak dapat mengandalkan bapanya yang ada di dunia untuk memberikan segala yang baik kepadanya, ..."apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (Matius 7:9-11).

Berikut ini adalah dua ayat dalam Perjanjian Baru yang menggambarkan betapa Allah kita yang Maha murah akan memberi kepada mereka yang meminta kepada-Nya:
"Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukannya. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:31-33)
"Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32)

Dikabulkannya Keinginan Kita
Manfaat lain dari doa adalah bahwa Allah mengabulkan keinginan- keinginan kita. Melalui doa dan hubungan yang mendalam kita belajar untuk bersukacita di dalam Dia, dan Ia mulai mengabulkan keinginan-keinginan hati kita:
"Dan bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu." (Mazmur 37:4)

Pertolongan dan Dorongan
Melalui doa-doa mereka, anak-anak kita dapat menemukan pertolongan dan dorongan dalam mereka melakukan aktivitas sehari- hari. Sebagai Bapa, Allah mendengar, menghibur, dan melimpahkan kasih karunia-Nya kepada anak-anak kita ketika mereka berdoa kepada-Nya:
"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian, menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16)

Kedudukan dan Penghormatan
Akhirnya, Allah meninggikan dan memberikan kehormatan bagi mereka yang menghormati Dia: "Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim; direndahkannya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur 75:6-7) "Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, maka Ia akan meninggikan kamu." (Yakobus 4:10)

Jika saya berkata, "Saya tahu rahasia yang dapat membantu Anda membesarkan anak-anak yang memiliki damai sejahtera di dalam hati mereka, senantiasa bertumbuh secara rohani, berani, memiliki karakter yang kuat, terhindar dari malapetaka, dan menjauhi yang jahat," inginkah Anda mengetahui rahasianya? Jika rahasia ini dapat membantu anak-anak Anda untuk memiliki arah dan tujuan yang kuat, segala yang mereka butuhkan, dan membuat mereka dihormati dan ditinggikan oleh teman-teman ataupun rekan-rekan mereka, apakah Anda ingin tahu rahasianya? Rahasianya sederhana saja: AJARLAH MEREKA BERDOA!

By Rick Osborne | Sumber: Cara Mengajar Anak Anda Berdoa, Gospel Press, 2002

Read more...

Berilah Anak Anda Hati yang Berpaut kepada Allah

Apakah yang harus Anda lakukan supaya dapat memberi kepada anak Anda kasih yang matang dan penuh gairah kepada Allah, agar mereka memiliki hidup rohani yang bertumbuh? Bagaimanapun juga, sudah merupakan rencana Allah bahwa orangtua maupun para pendidik bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan nilai-nilai hidup rohani yang sejati kepada anak-anak mereka. Jadi, jawabannya dimulai dari diri Anda sendiri.

Teladan apa yang telah Anda tunjukkan di pentas kehidupan keluarga Anda? Iman Timotius yang tulus mula-mula terdapat di dalam diri neneknya, Lois, dan ibunya, Eunike (2 Timotius 1:5). Anak-anak Anda tidak akan menangkap apa yang tidak ada pada Anda. Sesungguhnya, jika kehidupan rohani Anda sendiri saja lemah, maka hal ini hanya akan membuat mereka kebal terhadap hal-hal rohani, sehingga mereka tidak dapat menerima apa yang sebenarnya harus mereka terima.

Kata-kata Paulus dalam 2 Timotius 3:14,15 menunjukkan bahwa sasaran kita yang sesungguhnya adalah tahap yang ketiga dari tiga tahap yang ada. Yang pertama ialah pengetahuan (informasi yang dapat diandalkan tentang Allah). Yang kedua ialah belajar (penerapan pribadi dari kebenaran-kebenaran Allah itu). Dan yang ketiga ialah hikmat (suatu pola dalam memandang sesuatu yang sesuai dengan sudut pandang Allah). Orangtua yang berhasil dalam menolong anak-anak mereka untuk mencapai tahap yang ketiga biasanya adalah orang-orang yang aktif dalam beberapa aspek kunci. Namun sebelum memperhatikan beberapa saran yang praktis, marilah pertama-tama secara pribadi kita memeriksa diri kita sendiri.

1. Apakah kehidupan rohani saya pantas untuk ditiru? Apakah saya suka berdoa secara pribadi sebagai seorang juru syafaat yang mendoakan berbagai kebutuhan keluarga saya?

2. Apakah saya mempunyai kehausan yang wajar untuk perkara-perkara rohani, atau apakah berdoa, pemahaman Alkitab, dan kegiatan-kegiatan gereja itu hanya sekadar kebiasaan rutin atau sesuatu yang sebenarnya tidak mutlak harus dilakukan?

3. Apakah tindakan disiplin saya terhadap anak saya itu menimbulkan di dalam dirinya suatu rasa hormat yang seimbang terhadap kekuasaan atau wewenang yang akan menolong dia untuk secara sukarela bersedia taat kepada kekuasaan Allah?

4. Apakah saya mengajak anak saya untuk membuka firman Allah waktu membicarakan masalah-masalahnya, waktu membahas sifat-sifat positif yang perlu diraih, waktu membahas peristiwa-peristiwa dunia yang memprihatinkan anak itu, atau waktu menjawab pertanyaan-pertanyaannya tentang hidup ini?

5. Apakah kalau anak saya datang kepada saya untuk mengemukakan apa yang dibutuhkannya, respon saya yang wajar ialah berdoa diiringi dengan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan? Apakah dia melihat saya sebagai orang yang selalu membawa pertama-tama berbagai persoalan yang dihadapi kepada Allah? Apakah keluarga kita suka berdoa bersama-sama secara wajar dan spontan pada waktu-waktu tertentu selain daripada waktu makan atau waktu hendak tidur malam?

Penyelidikan psikologi menunjukkan bahwa sekitar 85% dari kepribadian anak Anda pada waktu ia menjadi dewasa sudah terbentuk pada waktu anak itu menjelang umur enam tahun. Jadi, kesempatan terbaik Anda agar dapat dengan berhasil mengasihi dan menertibkan anak Anda secara efektif ialah selama enam tahun pertama itu, yang juga merupakan tahun-tahun yang kritis itu. Kemudian, untuk menangani 15% yang tersisa, berikut ini ada beberapa saran:

1. Jika Anda belum pernah menyerahkan anak Anda kepada Allah secara khusus dengan menyebutkan namanya, lakukan hal ini sekarang juga. Serahkanlah anak Anda kepada-Nya dan akuilah bahwa anak itu akan berada di dalam tangan Anda hanya untuk sementara waktu saja.

2. Bimbinglah anak Anda kepada Kristus. Sedini mungkin jelaskanlah Injil secara sederhana dan dengan bahasa yang dapat ia mengerti. Supaya sejak kecil sekali anak Anda dapat mengerti dengan jelas bahwa dirinya adalah orang berdosa dan bahwa satu-satunya jalan untuk mendapat pengampunan dosa dan hidup yang kekal ialah dengan percaya bahwa Tuhan Yesus sudah mati di kayu salib untuk menanggung hukuman dosanya. Terangkan juga bahwa dengan menerima Tuhan Yesus di dalam hidupnya ia akan diberi kesanggupan untuk dapat mentaati firman Allah dengan kekuatan Roh Allah sendiri.

3. Berdoalah untuk anak Anda setiap hari. Usahakanlah untuk selalu mengetahui berbagai kebutuhannya yang khusus sehingga Anda dapat berdoa untuk dia secara spesifik. Biarlah anak Anda mengetahui bahwa Anda berdoa untuk dia. Jangan lupa untuk senantiasa menunjukkan berbagai jawaban doa yang diperoleh dalam kehidupan anak Anda. Seringlah berdoa untuk kepentingannya di masa yang akan datang, seperti waktu liburan, teman hidup, dan anak-anak mereka kelak.

4. Binalah suatu suasana yang seimbang antara gelak tawa, petualangan, kejutan, saling memperhatikan, musik indah, buku-buku yang bermutu, dan kawan-kawan yang baik. Buatlah agar mereka betah tinggal di rumah Anda. Salah satu cara untuk menguji kenyamanan suasana rumah Anda ialah dengan melihat apakah anak-anak tetangga suka berkumpul di situ!

5. Sering-seringlah menyediakan waktu untuk bergaul dan untuk saling berbagi pengalaman rohani sebagai satu keluarga, rancanglah saat itu sedemikian rupa supaya dapat dinikmati dan masih dalam jangkauan perhatian anak Anda. Ajaklah dia untuk ikut berpartisipasi. Sesuaikan bahan pembicaraannya dengan batas-batas kemampuan anak Anda. Berilah anak Anda penghargaan untuk ayat-ayat Alkitab yang dihafalkannya.

6. Sediakan waktu untuk kebaktian keluarga yang dilakukan secara spontan. Jika ada kejadian menggembirakan atau yang patut dirayakan, bersyukurlah kepada Allah dengan menyanyi dan berdoa bersama.

7. Libatkan anak Anda dalam kegiatan Kristen yang efektif seperti retret dengan pemuda gereja, berkemah di waktu libur, dan acara-acara pramuka atau acara muda-mudi yang disponsori oleh gereja Anda.

8. Jawablah pertanyaan-pertanyaan anak Anda tentang perkara-perkara rohani dengan serius. Jangan menertawakannya jika ia ingin mengetahui apakah nyamuk itu akan masuk surga; pakailah pertanyaan itu sebagai kesempatan untuk membicarakan tentang janji kehidupan yang kekal yang dikaruniakan oleh Allah kepada kita di dalam Yesus Kristus. Jika Anda belum mengetahui jawabannya, akuilah dengan terus terang; lalu selidikilah Alkitab bersama untuk memperoleh keterangan yang lebih lanjut.

9. Pakailah kesempatan hari libur atau peristiwa-peristiwa istimewa lainnya untuk berbicara tentang iman Anda. Mungkin tidak ada saat yang lebih baik untuk membicarakan tentang kasih Allah kepada umat manusia selain pada malam Natal, atau tentang kekuasaan-Nya pada hari Paskah? Bahkan hari ulang tahun pun dapat dijadikan kesempatan untuk menekankan keunikan dan betapa berharganya orang yang sedang berulang tahun itu di dalam pemandangan Allah, dan hari ulang tahun pernikahan adalah saat yang wajar untuk membahas rencana Allah tentang pernikahan.

10. Tolonglah anak Anda agar ia mengenal dengan baik dan merasa betah berada di gereja Anda dengan para anggota gereja yang lain, dengan berbagai upacara kebaktian, dan segala macam kegiatannya.

11. Usahakanlah supaya anak Anda mengetahui atau membaca riwayat hidup tokoh-tokoh Kristen dan terbuka terhadap musik Kristen masa kini yang mengandung amanat yang jelas.

12. Gantungkanlah peta dunia pada dinding di rumah Anda dan pelajarilah secara teratur daerah-daerah yang dilanda bala kelaparan, pergolakan politik, dan kebutuhan rohani. Mintalah keterangan dari kelompok-kelompok utusan Injil tentang apa yang sedang dilakukan Allah di berbagai negara.

13. Undanglah para utusan Injil dan orang-orang yang mengabdikan diri sepenuhnya untuk melayani Tuhan berkunjung ke rumah Anda. Doronglah anak Anda untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui bagaimana Allah telah memanggil orang-orang itu.

14. Tempelkanlah potret-potret para utusan Injil yang pernah Anda jumpai di tempat yang mudah terlihat di ruang keluarga Anda. Berkirimlah surat dengan mereka. Berdoalah bagi mereka dan sebagai keluarga berilah persembahan untuk kebutuhan mereka.

15. Dalam masa liburan keluarga kunjungilah badan-badan misi atau kelompok pelayanan di dalam kota atau di daerah tempat Anda berlibur.

16. Perhatikanlah kawan-kawan anak Anda yang belum mengenal Kristus. Berdoa dan buatlah rencana untuk dapat bergaul bersama-sama dengan mereka supaya terbuka kesempatan untuk menceritakan berita Injil kepada mereka. Usahakanlah agar Anda dan anak Anda siap dan mengetahui apa yang harus dikatakan apabila terbuka kesempatan itu.

17. Dalam masa remaja, anak Anda sudah harus mempunyai iman yang mampu berdiri sendiri terlepas dari iman Anda sendiri. Seorang anak remaja cenderung untuk mulai mempertanyakan banyak hal yang dahulu sudah diterimanya. Jangan panik. Berdoa dan sediakanlah buku-buku yang dapat memberikan jawaban yang mantap bagi pertanyaan-pertanyaannya, dan perhadapkan dia dengan orang-orang rohani yang terampil berkomunikasi dengan anak-anak remaja. Anda sendiri harus terbuka untuk dengan tenang membahas semua ini dengan anak Anda; di atas segalanya dan lebih daripada sebelumnya, praktekkanlah apa yang Anda ajarkan.

Dalam Amsal 22:6, Allah berjanji Anda dapat memberikan kepada anak Anda hati yang berpaut kepada Dia. Hal ini merupakan proses pertumbuhan bersama yang berjalan terus setiap hari yang akan memberikan kegembiraan yang segera dan keuntungan yang kekal. *

Sumber: j-hop.org/BIC Hongkong

Read more...

Suami Isteri: Perlukah Berdoa Bersama?

Rumah tangga adalah unit terkecil dari sebuah lembaga agama. Suasana akrab dengan sesama tampak dalam lingkup keluarga. Suami isteri saling memahami, anak-anak memahami orangtua mereka, begitu pula sebaliknya. Jadi, dalam doa, mereka mengerti betul apa yang mereka kehendaki bersama. Berbeda dengan kebaktian di gereja. Di gereja, semua orang datang berkumpul dan mendoakan hal yang sama namun tidak selamanya mengerti betul keperluan masing-masing. Tetapi, di dalam keluarga, ayah mendoakan anak-anak mereka, anak-anak mendoakan orangtua mereka, ibu mendoakan kesejahteraan semua keluarga.

Masing-masing individu di dalam keluarga mengerti betul apa yang mereka doakan. Begitu yakin atas permintaan mereka itu, karena suasana akrab ada di dalam mereka, tanpa rasa curiga. Karena saling mempedulikan, mereka berada di dalam persatuan dan kesatuan. Permintaan mereka jelas dan Tuhan yang mereka sembah dan yakini ada dan mendengar doa mereka. Sebagaimana mereka melihat kenyataan bahwa orangtua, bapak dan ibu mereka ada di tengah-tengah mereka, demikian pulalah mereka memastikan bahwa Bapa yang di sorga itu pun mendengar doa mereka dengan kapasitas dan kenyataan yang tidak meragukan.

Kapan Berdoa Bersama?
Pada waktu anak-anak bangun, dapat diadakan ibadah singkat, mendengarkan firman Tuhan sejenak sebelum melakukan kegiatan sehari-hari. Anak-anak dapat berpartisipasi dalam doa, mendoakan keperluan keluarga dan diri mereka, didukung anggota keluarga lainnya.

Pada waktu makan bersama, pemimpin doa dapat bergantian dan semuanya "mengaminkan" bahwa Tuhan yang memberikan makanan mereka sehari-hari. Mereka yakin bahwa Tuhan juga akan memberikan makanan bagi mereka untuk hari esok.

Ketika hendak tidur, anak-anak dan orangtua berdoa bersama, bersyukur kepada Tuhan karena mereka telah menjalani hari yang nyaman dan penuh dengan perjuangan, dengan baik. Oleh karena itu, mereka bersyukur kepada Tuhan bahwa waktu tidur, istirahat dengan tenang, diberikan Tuhan kepada mereka serta memohon perlindungan Tuhan, dalam suasana tidur yang tenang ini, agar Tuhan menjaga mereka sepenuhnya. Mereka sama sekali tidak berdaya dalam suasana tidur itu sehingga hanya dengan penjagaan Tuhan saja mereka dapat bangun keesokan harinya.

Begitu pun ketika mereka bangun, mereka berdoa dan bersyukur kepada Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup hari ini. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi esok hari. Hanya Tuhan yang memiliki hari esok, dan hari esok itu diberikan Tuhan kepada umat manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Setiap hari selalu baru. Baru bagi umat manusia. Doa-doa yang baru pun disampaikan kepada Tuhan.

Saat Teduh untuk Diri Sendiri
Kalau anggota keluarga yang ada masih terlalu kecil dan individualistis, biasanya ibulah menjadi pihak paling sibuk. Namun demikian, seorang ibu hendaknya mengambil waktu yang tenang untuk dirinya sendiri, untuk berjumpa dengan Tuhannya. Banyak kecemasan yang dirasakan seorang ibu yang tidak pernah dirasakan atau dicemaskan sang suami. Derita anak adalah derita ibu, kata ungkapan. "Sorga berada di bawah telapak kaki ibu," kata orang lagi. Jadi derita dan surga ada dan bertumpu pada perilaku kehidupan seorang ibu.

Oleh karena itu, sudah selayaknya seorang ibu menyediakan waktu berdoa seorang diri. Manakala semua anggota keluarga sudah tidur dengan tenang, ia perlu bangun dan berdoa, mengutarakan kepada Tuhan semua masalah yang dialami, dihadapi dan digelisahkannya. Saat itu digunakan untuk mencurahkan segenap keluh kesah kepada-Nya, pelindung yang Maha Tangguh, Maha Kuasa dan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Yesus Kristus akan mendengarkan doa seorang ibu karena memang Ia pun pernah merasakan kasih sayang seorang ibu ketika Ia berada di dunia ini sebagai Anak Manusia, yang lahir di tengah-tengah keluarga Yusuf dan Maria. Berdoalah kepada-Nya, hai kaum ibu, Ia akan mendengarkan keluh kesahmu. Tidak ada kesukaran dunia ini yang tidak pernah dirasakan-Nya, tidak ada derita manusia seberat derita yang pernah ditanggung-Nya. Dalam usia yang singkat, sebagai manusia, Ia telah menanggung penderitaan umat manusia sampai kepada kematian sekalipun.

Utarakanlah persoalanmu kepada-Nya, maka Ia akan memberikan kekuatan dan jalan keluar yang baik kepadamu. Tidak ada masalah yang tidak dapat dipecahkan-Nya. Tidak ada kesulitan besar di dunia ini yang tidak dapat diselesaikan-Nya. Ingatlah, bahwa Dialah pencipta, penyedia segala keperluan hidup umat manusia dan segala makhluk yang hidup di bawah langit bumi ini.

Tiada gunung kesulitan yang tidak dapat didaki bersama Yesus Kristus. Tidak ada lembah derita yang begitu dalam yang tidak dapat dijangkau Yesus Kristus. Tidak ada laut perjuangan hidup yang paling kuat gelombangnya yang tidak dapat diteduhkan oleh Kristus. Tidak ada penyakit yang begitu parah yang tidak dapat disembuhkan oleh Kristus. Tidak ada lembah maut yang begitu kelam yang tidak dapat ditaklukkan oleh Kristus. Tiada tangisan yang begitu sedih yang tidak dapat dihiburkan oleh Kristus. Tengadahkan wajahmu ke atas, ulurkan tanganmu dua-duanya kepada-Nya, maka Ia akan melihatmu dan mengulurkan tangan pertolongan untukmu. Gunakanlah saat teduh itu dengan hati sungguh-sungguh.

Ketika Jarak Memisahkan Suami dan Isteri
Kehidupan kota yang begitu rumit dan dinamis membuat suami dan isteri bekerja di tempat yang berbeda dan jauh jaraknya. Karena "jarak" ini banyak godaan yang dihadapi kedua belah pihak. Iblis mencari celah-celah untuk merenggangkan hubungan suami dan isteri karena jarak ini.

Mungkin, Hawa cepat jatuh ke dalam godaan ular itu karena ia berjauhan dari Adam. Dalam jarak yang berjauhan ini, perhatian kadang-kadang terpusat pada sesuatu yang menggoda itu saja, dan tidak menyadari bahaya yang mengancam. Bahaya itu muncul bukan secara tiba-tiba. Datangnya sangat pelahan dan halus, nyaris tidak terasa dan tahu-tahu kita sudah terperangkap di dalamnya. Waktu dan tempat sangat memegang peranan penting dalam "penggodaan." Semakin jauh Anda dari pusat kendali, semakin berkurang tenaga pengendalian Anda.

Doa adalah komunikasi dengan Tuhan. Seringlah berdoa di mana pun Anda berada. Seorang isteri yang jauh dari suaminya harus menyiapkan diri untuk lebih banyak berdoa, baik untuk suaminya dan juga untuk dirinya sendiri. Doa akan meneguhkan iman, memberikan ketentraman kepada jiwa dan mendatangkan keteduhan bagi batin dan perasaan. Juga bagi sang suami, banyak godaan di tempat pekerjaan yang dapat membuat perhatiannya untuk sementara jauh dari kepentingan keluarga.

Kepeduliannya terhadap keluarga hendaknya diungkapkan dalam doa dan Tuhan akan mengatasi jarak itu serta menanamkan "rasa rindu" di dalam diri masing-masing anggota keluarga, untuk berkumpul bersama-sama. Tuhan itu Maha Tahu dan Maha Kuasa. Ia mengetahui kekurangan-kekurangan umat-Nya dan mampu memberi kekuatan kepada mereka apabila mereka memohon pertolongan kepada-Nya. Ia akan menjawab pada waktu yang tepat.

Suami yang jarang berdoa, lebih dekat kepada bencana yang dapat muncul sewaktu-waktu. Isteri yang lupa berdoa, berarti membiarkan pencobaan mengancam rumah tangganya dan kemungkinan akan lebih banyak menuai ketidakbahagiaan.

Doa yang Efektif
Bagaimana cara berdoa yang efektif? Tanyakan kepada diri kita sendiri. Di dalam lingkungan keluarga, sebagaimana yang telah kita bicarakan pada awal tulisan ini, doa yang efektif itu adalah doa yang disampaikan dengan hati yang tulus, pada saat yang tepat dan kemudian menunggu jawaban dengan sabar. Doa menjadi efektif kalau kita membiarkan Tuhan menyelesaikan persoalan bagi kita. Persoalan kita diselesaikan-Nya? Tanya kita lagi. Ya, dengan semboyan "Ora et Labora." Bekerja dan berdoa.

Di dalam keluarga, doa yang efektif ialah apabila masing-masing pasangan memperlakukan pasangannya dengan penuh pertimbangan, penguasaan diri dan merindukan kesejahteraan pasangannya. Artinya, saling mendoakan dengan penuh kesungguhan. Tanpa pamrih.

Doa sang suami akan menjadi efektif apabila ia melakukan hal yang berikut ini:
"Demikianlah juga kamu," kata Petrus dalam 1 Petrus 3:7, "hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah." Petrus mengungkapkan hubungan suami-istri di sini dengan pengakuan bahwa pihak istri itu adalah "kaum yang lemah" atau memang dalam posisi yang lemah menurut pendapat orang pada zaman itu. Kalau mereka memang lemah maka adalah menjadi kewajiban yang kuat untuk menolongnya.

Banyak perempuan yang memperjuangkan hak-hak asasi kaumnya, karena diperlakukan tidak sebagaimana wajarnya sebagai sesama manusia, juga di dalam keluarga. Sang suami, yang merasa dirinya kuat, bantulah isterimu yang lemah. Maka doamu akan dijawab oleh Tuhan. Mengapa suami berdoa kepada Tuhan? Ya, setidaknya karena ia merasa lemah di hadapan Tuhan untuk menghadapi perjuangan hidup. Kalau Tuhan menolongnya, pertolongan berikutnya wajarlah diberikannya kepada isterinya. Dengan demikian, doanya akan dijawab.

Lebih lanjut Petrus mengatakan di dalam ayat yang sama: "Hormati mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya 'doamu jangan terhalang'." (tulisan tambahan dengan tanda petik dari penulis). Jelas sekali di sini diberikan jawaban bagaimana doa yang efektif itu. "Hormati mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia," artinya, ada kesamaan derajat antara suami dan istri. Doa yang tidak disertai dengan rasa hormat dan kasih sayang tidak akan dijawab oleh Tuhan. Hal itu dikatakan dengan jelas di sini. Hal itu juga berarti, bahwa barangsiapa yang menyiksa isterinya, doanya tidak akan dijawab. Mari kita camkan itu. Sebagai ahli waris kasih karunia, yakni Kerajaan Allah, istri harus diperlakukan dengan baik dan ramah, sederajat, karena sama-sama calon warga sorga.

Sikap dalam doa, hendaknya diungkapkan dengan rasa hormat dan ketenangan yang meneduhkan jiwa dan lingkungan. Kalau kita meminta kepada Tuhan (berdoa), perlukah kita berteriak-teriak seolah-olah Ia kurang peka terhadap permintaan kita?

Coba kita perhatikan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Roma 8:2, "Demikianlah juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."

Sang rasul mengatakan di sini bahwa kita ini lemah, dan selalu memerlukan kekuatan dari Tuhan, bahkan, kadang-kadang seruan kita tidak terucapkan karena tekanan yang begitu dalam menekan sanubari kita. Saat hening, saat teduh, saat yang khusyuk, sangat kita perlukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan.

Suami isteri dan anak-anak dalam keluarga yang berdoa bersama-sama akan tetap dalam ketentraman dan kebahagiaan bersama-sama. Tuhan akan mendengarkan doa mereka. *

By Wina | Sumber: Kalam Hidup, Juni 2005/Yayasan Kalam Hidup, Bandung/e-KONSEL

Read more...

Keluarga dan Doa

Kesatuan inti dari persekutuan dalam tubuh Kristus adalah keluarga. Secara rohani kita berkata bahwa keluarga merupakan tempat utama untuk mengajarkan pentingnya tugas berdoa yang dipercayakan kepada kita.

Helen Shoemaker mengatakan bahwa keluarga itu laksana sebuah orkes kecil. Seorang pemimpin atau dirigen diperlukan, agar setiap alat musik dapat dimainkan dengan nada yang tepat. Hanya keluarga yang “bernada tepat” sajalah yang mampu menciptakan keharmonisan bunyi di telinga mereka sendiri, supaya terdengar indah merdu di kalangan masyarakat. Tentu, hanya Bapa Sorgawi yang dapat menjadi Pemimpin orkes keluarga yang berdaulat dan tetap, dan kita memohon pada-Nya untuk melakukan hal ini ketika kita menyelenggarakan doa keluarga. Ada beberapa saran yang perlu disampaikan kepada setiap anggota keluarga mengenai hal ini:

1. Sisihkanlah waktu tertentu untuk mengadakan doa keluarga.
Penting untuk disadari bahwa doa keluarga itu menentukan harkat atau ukuran bagi kehidupan keluarga. Inilah sebabnya kita perlu menyisihkan waktu untuk bersekutu sekeluarga bersama Tuhan setiap hari. Donald Demaray mengutarakan pandangan ini: “Doa keluarga tidak meninggalkan bekasnya yang kosong melompong, melainkan ia mengaliri jalan kehidupan keluarga itu sendiri. Sesungguhnya, ini suatu jalan hidup.”

2. Latihlah putra-putri Anda berdoa.
Tahun-tahun pertama dalam hidup seorang anak, merupakan masa pembentukan kepribadiannya yang utuh. Alkitab berkata: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Ams. 22:6). Prinsip ini dapat diterapkan dalam hal berdoa, sebagaimana itu berlaku dalam perkara atau latihan yang lain. Bukankah kira-kira lebih dari seabad yang lalu, Horace Bushnell berkata “Biarlah setiap ibu dan ayah menyadari bahwa ketika anak mereka berumur sekitar tiga tahun, orang tua telah membentuk lebih dari separuh watak anak itu.” Kiranya doa juga diajarkan kepada putra putri kita sebelum mereka mencapai usia tiga tahun. Jikalau, kita berbuat demikian, maka benih kuasa doa telah ditanamkan sebagai bekal mereka selama hayat di kandung badan.

3. Selalu doakan putra putri Anda.
Hal terpenting yang harus kita perbuat bagi anak-anak kita adalah dengan mendoakan mereka setiap hari. Dibandingkan dengan doa, tiada suatu perkara pun yang lebih penting bagi perkembangan rohani mereka. Salah satu waktu yang paling baik untuk berdoa bagi mereka ialah pada saat anak-anak itu sudah tertidur lelap. Ibu yang tekun dan penuh kasih, yang mendoakan anak-anaknya akan melihat “buah yang tetap” di masa mendatang. Professor Hallesby mengatakan, “Kawan, jika Anda tak dapat meninggalkan harta kekayaan bagi putra putri Anda, janganlah khawatir. Dan jangan juga bersusah payah setengah mati untuk mengumpulkan harta bagi mereka. Sebaliknya perhatikanlah dan doakanlah mereka siang malam.” Itu berarti dengan doa-doa, Anda meninggalkan bagi mereka harta yang tak ternilai, yang mengikuti mereka sepanjang umur.

4. Nantikanlah jawaban doa keluarga.
Apabila suatu keluarga mulai berdoa bersama, maka mereka akan melihat hasilnya. Mungkin beberapa jawaban doa baru akan kelihatan atau terbukti beberapa hari setelah doa dinaikkan. Helen Shoemaker mengatakan bahwa ada 3 bentuk jawaban doa yang khusus dapat diharapkan: Pertama, orang yang berdoa bersama akan mampu melihat sesamanya dengan kacamata yang baru. Kita akan menyadari bahwa setiap anggota keluarga memerlukan sesuatu dan masing-masing memiliki masalahnya sendiri. Kedua, perasaan akan pentingnya menciptakan tujuan bersama. Doa bersama menolong kita untuk menentukan sasaran-sasaran sebagai keluarga. Lewat doa bersama, pembentukan watak juga terjadi.

Mereka berdoa bersama, mereka juga bertumbuh dan berkembang bersama. Dan serentak menuju kedewasaan. Akhirnya, doa keluarga menolong mengembangkan kesatuan hati dalam doa dengan saudara seiman di seluruh dunia. Helen Shoemaker berkata bahwa dengan berdoa bersama kita diajar untuk bekerja dengan berdaya cipta, dan sebagai sebuah regu kita ikut serta memenuhi keperluan manusia. Kita dapat naikkan bersama segala permohonan tentang keperluan sehari-hari di seluruh dunia yang berkenaan dengan penginjilan dunia. *

Sumber: Sahabat Gembala/Yayasan Kalam Hidup, Bandung

Read more...

Berdoa Bagi Anak-anak Anda

Pada waktu-waktu tertentu ada pokok-pokok doa khusus yang dinaikkan seorang ibu bagi anak-anaknya. Namun pada umumnya ada beberapa hal pokok yang selalu penting untuk didoakan:

Berdoalah untuk kesehatan dan keselamatan mereka. Dunia yang semakin padat dan sibuk ini menyimpan semakin banyak bahaya. Baik itu di rumah, di sekolah, di tempat rekreasi, apalagi di jalan. Banyak hal yang tak terduga bisa saja mencelakakan anak-anak kita. Sebab itu berdoalah agar Allah melindungi anak-anak kita setiap saat. Mintalah juga hikmat dan kekuatan dari Allah untuk menghadapi setiap tekanan yang mungkin terjadi.

Berdoalah untuk perkembangan mental dan fisik mereka. Memohonlah kepada Allah agar menolong setiap anak Anda yang mungkin mengalami trauma dalam perkembangannya. Berdoalah juga agar pertumbuhan mental mereka juga seiring dengan perkembangan jasmani mereka. Berdoalah agar mereka tidak mengalami kesulitan dalam menjalani perkembangan mereka, sebaliknya, dapat menikmatinya. Mintalah agar pengetahuan dan hikmat mereka terus bertambah-tambah.

Berdoalah untuk perkembangan rohani mereka. Perhatikanlah kehidupan rohani anak-anak Anda. Berdoalah agar mereka semakin mengenal Allah, selalu berpikir tentang Allah, dan memiliki komitmen pribadi kepada Allah. Mintalah agar Allah membangkitkan dalam dirinya keinginan untuk mempelajari firman Allah, hidup dalam ketaatan, dan untuk menang terhadap godaan. Jangan lupa berdoa agar mereka juga mendapat kesempatan untuk bersaksi kepada orang lain.

Berdoalah memohon hidup yang berkelimpahan bagi mereka. Manakala Yesus menjanjikan hidup yang berkelimpahan (Yoh. 10:10), janji itu juga dimaksudkan untuk anak-anak. Hidup yang berkelimpahan berarti hidup yang punya tujuan, arti, sukacita, dan kepuasan. Berdoalah agar mereka mengalami kepuasan dalam keseharian mereka. Berdoalah agar sukacita yang mereka alami tidak sekadar senyuman di bibir, melainkan juga merasuk di dalam hati. Berdoalah agar mereka merasa sebagai bagian dari pekerjaan Allah di dunia ini. Berdoalah bagi teman-teman mereka. Anak-anak cenderung memilih teman-teman yang ada di dekatnya. Mau tidak mau, apa saja yang dilakukan ataupun dikatakan oleh teman-teman mereka sangatlah mempengaruhi perilaku hidup mereka. Alkitab berkata, "Anak-anak pun sudah dapat dikenal daripada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya" (Ams. 20:11). Sebutkan nama teman-teman anak Anda itu ketika berdoa.

Berdoalah bagi calon pasangan hidup mereka kelak. Berapa pun umur anak Anda saat ini; tiga bulan, tiga tahun, tiga belas tahun, atau tiga puluh tahun, berdoalah bagi calon pasangan hidup mereka. Berdoalah agar calon pasangan mereka itu akan menjadi pendamping yang setia seumur hidup. Berdoalah agar para calon itu menerima Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Mintalah agar para calon itu memiliki temperamen dan sifat yang dapat membangkitkan hal-hal positif dalam diri anak Anda.

Berdoalah untuk penerimaan diri mereka. Memohonlah agar anak-anak Anda menikmati untuk menjadi dirinya sendiri, dan tidak meratapi keberadaannya karena membandingkan diri dengan orang lain. Berdoalah agar mereka memiliki kepercayaan diri yang kuat, dengan menyadari betapa istimewa dirinya bagi Allah, bagi Anda, dan bagi komunitasnya. Berdoalah agar mereka dapat menerima usianya, kemampuan mentalnya, juga tingkat keahliannya yang sekarang, sehingga dapat menikmati kepuasan dalam aktivitas mereka setiap hari.

Berdoalah agar mereka memiliki visi yang besar. Siapa yang tahu apa yang dipersiapkan Allah bagi anak-anak Anda? Mulailah bersiap untuk menyambutnya sekarang juga. Berdoalah agar mereka dapat belajar untuk melihat jauh ke depan, bagaimana tindakan hari ini dapat mempengaruhi hari esok. Mintalah juga agar ada tantangan-tantangan yang baik, yang akan membentuk anak-anak Anda.

Berdoalah untuk kerukunan mereka dengan saudara kandung. "Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!" (Mzm. 133:1). Berdoalah agar di tengah dunia yang semakin jahat ini mereka selalu rukun dengan saudara-saudaranya, saling menghargai dan menghormati. *

By Stephen & Janet Bly | Sumber: "How to be a Good Mom"

Read more...

Mengajarkan Berdoa kepada Anak

Ada banyak cara untuk mengajarkan hal berdoa kepada anak dan tidak ada cara yang salah atau benar dalam melakukan hal tersebut. Dalam proses mengajarkan doa kepada anak-anak, kita juga dapat mengajarkan rencana Tuhan akan keselamatan. Beberapa hal berikut ini merupakan hal-hal yang dapat Anda sampaikan mengenai doa kepada anak-anak dan dapat Anda kembangkan sendiri menurut kebutuhan dalam pelayanan Anda.

Allah mengasihimu—tanpa syarat; Dia ingin mendengar dan menjawab doamu. Anak-anak harus diyakinkan bahwa Allah selalu mendengarkan doa mereka, bahkan jika mereka baru saja melakukan hal-hal yang tidak disenangi-Nya, Allah akan mengampuni mereka. Allah selalu tahu apa yang ada di dalam hati kita. Sangat penting untuk selalu jujur dan benar, terutama di hadapan Allah.

Apakah doa itu?
Sangat penting untuk mengajarkan kepada anak bahwa doa kita bukanlah sekadar permohonan untuk mendapatkan segala sesuatu yang kita mau dari Tuhan. Doa adalah cara yang Tuhan pakai untuk menyatakan kehendak-Nya di dunia ini. Cara-Nya adalah dengan berkomunikasi dengan umat-Nya. Doa dapat mencakup seluruh dunia dan seakan-akan menyatukan dunia dengan sorga. Doa menyatakan dengan bebas apa yang ada di dalam hati kita kepada Tuhan. Komunikasi ini berkembang sesuai dengan semakin intimnya hubungan kita dengan Tuhan. Doa adalah menceritakan kepada Tuhan segala ketakutan, kekhawatiran, dan perhatian kita. Hal tersebut berarti kita bercerita kepada Tuhan tentang masalah, kebutuhan, atau hal-hal yang tidak kita mengerti. Dengan doa, kita juga mengucap syukur kepada Tuhan. Doa adalah percakapan kita dengan Tuhan. Kita dapat berbicara kepada-Nya seperti kita berbicara kepada teman kita.

Apakah Tuhan selalu menjawab doa kita?
Ya, Tuhan selalu menjawabnya, tetapi jawaban-Nya tidak selalu sesuai dengan apa yang kita kehendaki atau harapkan. Dia dapat berkata, "ya", "tidak", atau "tunggu". Tuhan menjawab doa untuk memberkati, mengajar, membimbing, atau melindungi kita. Dia dapat saja menjawab walaupun Dia tahu jawaban itu bukan yang terbaik menurut kita, tetapi jawaban yang Dia berikan akan memberikan kita pelajaran yang amat berharga. Tuhan menjawab doa kita untuk memberikan apa yang benar-benar kita butuhkan dan diberikan-Nya di waktu yang tepat. Kadang waktu-Nya tidak sesuai dengan waktu kita, tetapi Tuhan tahu bahwa penting bagi kita untuk menunggu. Dia selalu tahu apa yang kita inginkan dan kita dapat memercayai bahwa Dia akan melakukan apa yang terbaik untuk kita.

Bagaimana seharusnya kita berdoa?
Di dalam nama Tuhan Yesus. Hal yang paling penting dalam mengajarkan doa kepada anak-anak adalah bahwa doa harus selalu dilakukan dalam nama Tuhan Yesus. "dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya" (Yoh. 14:13-14).

Bagian-bagian dalam doa
Tentu saja tidak ada suatu aturan/pola tertentu mengenai doa, tetapi hal tersebut dapat menolong anak-anak. Orang dewasa biasanya memiliki rencana doa. Beberapa membagi doa ke dalam beberapa bagian yaitu doa penyembahan (adoration), pengakuan dosa (confession), ucapan syukur (thanksgiving), atau permohonan (supplication). Untuk anak-anak, kita dapat menggunakan kata-kata yang lebih sederhana untuk membagi doa, misalnya memuji dan menyembah Tuhan, mengakui dosa-dosa kita, berterima kasih kepada Tuhan, berdoa untuk kebutuhan orang lain, dan berdoa untuk kebutuhan pribadi kita.

Kapan seharusnya kita berdoa?
Beberapa anak tahu dan memiliki waktu-waktu tertentu untuk berdoa, sebelum makan dan tidur di malam hari. Saat mereka telah menyadari bahwa Allah selalu mendengarkan mereka dan Dia tidak pernah berlibur atau tertidur, itu berarti anak sudah siap untuk menerima pengajaran bahwa kita dapat berbicara dengan Tuhan di waktu-waktu tertentu, atau sesering mungkin. Penting bagi anak untuk mengetahui bahwa mereka dapat berbicara kepada Tuhan kapan saja mereka membutuhkan atau kapan saja mereka ingin menyatakan sukacita atau ucapan syukur mereka. Penting pula bagi mereka untuk tahu bahwa ada waktu-waktu khusus yang bisa ditetapkan untuk berdoa secara pribadi dan ada waktu lain di mana kita perlu berdoa bersama-sama dengan orang lain. Kisah Para Rasul menuliskan contoh di mana orang Kristen berkumpul untuk berdoa bersama.

Satu cara yang baik untuk memberikan ilustrasi bahwa doa pribadi dapat dilakukan setiap saat adalah dengan menyatakan teladan Yesus, yang memiliki waktu yang berbeda-beda untuk berdoa. Beberapa di antaranya adalah doa pagi (Mrk. 1:35), doa sore (Mrk. 6:46-47), dan doa malam (Luk. 6:12).

Sumber: Nethomeschool.com/PEPAK

Read more...

recent comments


Cari di ezramos.blogspot.com...

recommended links

     » Christian Men's Network Indonesia
     » Wanita Bijak
     » Christian Parent
     » All About Parenting
     » Focus On The Family
     » Children’s Ministry Online
     » Jesus for Children
     » Salvation Kids
     » Kid Explorers
     » CBH (Children's Bible Hours)
» Blog ini didedikasikan untuk kedua anak yang kami kasihi, Ezra dan Amos serta kepada seluruh orangtua Kristen yang memiliki anak-anak agar mereka tetap memegang teguh komitmen dan tanggung jawab atas kehidupan anak-anak yang telah Tuhan percayakan kepada mereka. God bless you!

"Hai anakku, jika hatimu bijak, hatiku juga bersukacita." (Ams. 23:15)

meet the parents

Add me Add me

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP