Showing posts with label latest issue. Show all posts
Showing posts with label latest issue. Show all posts

Hati-hati Saat Dandani Anak Seperti Putri Raja

Mengenakan buah hati dengan gaun, sepatu cantik, lengkap dengan mahkota berhias manik-manik, mungkin terlihat wajar. Namun, menurut seorang psikolog, hal ini bisa berdampak negatif pada perkembangan psikologisnya karena menyampaikan pesan berbahaya.

Yaitu, membuat putri Anda mempercayai sebuah dongeng yang ceritanya selalu berakhir bahagia selamanya. Menurut Dr. Jennifer L. Hardstein, penulis buku 'Princess Recovery: A How-To Guide to Raising Strong, Empowered Girls Who Can Create Their Own Happily Ever Afters', seseorang yang mengadaptasi ide dari buku dongeng dapat berdampak langsung pada tingkat kepercayaan dirinya.

Ia mencontohkan, seperti dongeng klasik Sleeping Beauty dan Cinderella, yang sebenarnya menggambarkan ide kalau seseorang yang cantik dan memiliki banyak busana dan sepatu bagus, akan bisa dengan mudah menemukan cinta dan popularitas. Kondisi ini oleh Hardstein digambarkan sebagai 'Princess Syndrome'.

Pesan semacam ini, menurut Hardstein, memiliki dampak besar pada kepercayaan diri seorang gadis dan membuat sulit bagi anak untuk memahaminya saat tumbuh dewasa. Bahwa kecerdasan, kemurahan hati dan keinginan besar merupakan nilai yang lebih penting.

"Para gadis mendapatkan pesan ini di mana-mana. Nilai yang mereka pahami didasarkan pada bagaimana mereka melihat hal-hal yang mereka miliki dan itu sangat dangkal," Dr. Jennifer L. Hardstein, dikutip Daily Mail.

Ia juga memperingatkan tentang pengaruh mainan, seperti boneka barbie atau tokoh lain, yang mengenakan riasan tebal. Hal ini akan memberikan ide yang buruk pada anak-anak terkait penampilan. (Vivanews)

Read more...

Televisi Memicu Anak Aktif secara Seksual

Studi yang dilakukan Children's Hospital Boston menemukan bahwa anak-anak yang sering menonton tayangan televisi atau film dewasa akan tumbuh aktif secara seksual di usia dini.

Studi dilakukan terhadap 754 anak yang dipantau secara berkala sejak usia enam, 12, hingga 18 tahun. Seluruhnya adalah anak-anak yang terpapar tayangan berformat dewasa. Dan, seluruhnya menyatakan tumbuh aktif secara seksual begitu memasuki usia puber.

"Televisi dan film adalah salah satu sumber utama informasi tentang hubungan seks untuk remaja. Penelitian kami menunjukkan bahwa sikap seksual mereka bisa timbul lebih awal," kata salah satu peneliti, Dr Hernan Delgado, seperti dikutip dari laman Modernmom.

Anak-anak usia 6-8 tahun yang terbiasa menonton tayangan dewasa memiliki risiko 33 persen lebih tinggi mengalami aktif seksual di usia dini dibandingkan mereka yang tak pernah melihat tayangan dewasa.

"Anak-anak tidak punya pengalaman hidup maupun perkembangan otak untuk bisa membedakan antara realitas mereka bergerak menuju fiksi yang berarti hanya untuk menghibur," David Bickham, staf ilmuwan di Pusat Media dan Kesehatan Anak, menambahkan.

"Anak-anak belajar dari media, dan ketika mereka menonton media dengan referensi seksual. Penelitian kami menunjukkan mereka lebih cenderung untuk terlibat dalam aktivitas seksual lebih awal dalam hidup." (VIVAnews)

Read more...

Dampak Pubertas Dini pada Perilaku Anak

Waspadai perilaku anak laki-laki yang terlalu agresif. Bila anak memiliki kelakuan buruk, hal itu bisa mengubah tingkat stres yang berhubungan dengan masa pubertas yang datang terlalu dini atau justru terlambat.

Para ilmuwan yang dipimpin Profesor Elizabeth Susman, dari Pennsylvania State University, menemukan, anak laki-laki yang mengalami pubertas dini memiliki tingkat alpha amilase rendah dan kadar kortisol lebih tinggi. Akibatnya akan mempengaruhi perilaku mereka menjadi antisosial. Sedangkan pada anak perempuan tidak terdapat pengaruh serupa.

Para peneliti menguji perilaku 135 anak laki-laki dan perempuan usia 8 - 13 tahun dengan tanda-tanda antisosial. Di antaranya, tindakan agresif, suka melanggar aturan, sering membangkang, mencari perhatian dan gangguan perilaku. Tes juga meliputi sampel air liur untuk menentukan tahap pubertas anak.

Menurut Prof Susman yang dimuat dalam jurnal Psychoneuroendocrinology, masa pubertas memberikan risiko biologis serta perilaku antisosial. Pasalnya, saat memasuki pubertas, anak laki-laki menghasilkan hormon testosteron yang mempengaruhi tingkat stres.

"Dibandingkan anak perempuan, anak laki-laki memiliki lebih banyak hormon biologis penyebab perilaku antisosial," katanya seperti dikutip dari laman Telegraph.

Dia menyarankan agar orangtua jeli memperhatikan tanda-tanda awal dan akhir pubertas pada anak-anak mereka. "Orang tua dan penyedia layanan kesehatan harus menyadari pubertas menyebabkan tidak hanya perubahan biologis tapi juga perilaku anak." (VIVAnews)

Read more...

Facebook Lebih Penting dari Keluarga?

Fakta mengejutkan diketahui dari survei yang dilakukan oleh National Family Week, sebuah gerakan tahunan di Inggris yang dibentuk untuk meningkatkan kualitas hubungan keluarga. Lewat poling ini terungkap, bagi anak-anak, khususnya usia remaja, Facebook dan Twitter lebih penting daripada keluarga mereka.

Sebanyak 28 persen dari anak berusia 15 tahun mengungkap laman yang paling penting bagi mereka adalah Facebook, Twitter dan MSN. Lalu, jejaring sosial memiliki dampak lebih besar pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Lalu, ketika ditanya mengenai tiga hal yang paling penting bagi mereka, anak perempuan menjawab pertama, memiliki teman; kedua, keluarga; dan ketiga, akun jejaring sosial.

Lalu, pada anak laki-laki, tiga hal yang paling penting bagi mereka adalah pertama keluarga, kedua uang dan ketiga popularitas serta memiliki teman. Hanya enam persen dari anak laki-laki yang memilih situs jejaring sosial, jika dibandingkan anak perempuan adalah empat di antara sepuluh anak.

Survei ini melibatkan 3.000 orangtua dan 1.000 anak di seluruh wilayah Inggris. Dari survei diketahui orangtua sangat membesar-besarkan peran mereka dalam kehidupan anak-anak. Dari dua pertiga orang tua (66 persen) mengatakan, mereka berpikir kalau merekalah yang paling berpengaruh pada kehidupan anak. Tetapi, hanya 49 persen anak yang mengatakan hal sama.

Survei juga mengukur waktu yang dihabiskan para remaja bersama keluarga. Hasilnya, sebanyak seperempat (26 persen) dari anak laki-laki, beranggapan tidak menghabiskan waktu yang cukup untuk keluarga, dibandingkan dengan anak perempuan hanya 16 persen. Lalu, satu dari empat anak laki-laki ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya, dan anak perempuan yang memiliki keinginan tersebut hanya 15 persen. (VIVAnews)

Read more...

recent comments


Cari di ezramos.blogspot.com...

recommended links

     » Christian Men's Network Indonesia
     » Wanita Bijak
     » Christian Parent
     » All About Parenting
     » Focus On The Family
     » Children’s Ministry Online
     » Jesus for Children
     » Salvation Kids
     » Kid Explorers
     » CBH (Children's Bible Hours)
» Blog ini didedikasikan untuk kedua anak yang kami kasihi, Ezra dan Amos serta kepada seluruh orangtua Kristen yang memiliki anak-anak agar mereka tetap memegang teguh komitmen dan tanggung jawab atas kehidupan anak-anak yang telah Tuhan percayakan kepada mereka. God bless you!

"Hai anakku, jika hatimu bijak, hatiku juga bersukacita." (Ams. 23:15)

meet the parents

Add me Add me

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP