Showing posts with label keselamatan. Show all posts
Showing posts with label keselamatan. Show all posts

Pentingnya Literatur Kristen Bagi Anak

Sebuah pepatah lama mengatakan, "Pena lebih tajam dari pada pedang!" Apakah pepatah tsb. terdengar agak berlebihan? Tidak, karena kita tahu dari sejarah bahwa hasil karya literatur (tulisan/traktat/buku) dalam banyak hal telah memberikan pengaruh (baik dalam hal negatif atau positif) terhadap gerakan-gerakan yang terjadi dalam sejarah. Misalnya, berhasilnya gerakan komunis di masa lalu adalah karena propaganda yang disebarkan melalui tulisan. Hitler telah mempengaruhi bangsa Jerman dengan tulisan-tulisan yang menyesatkan sehingga menyebabkan 6 juta orang Yahudi mati. Tapi di lain pihak, karya literatur juga telah memberikan pengaruh yang positif misalnya: terjadinya Reformasi Gereja atau kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, dll.

Mengapa literatur dapat memberikan pengaruhi yang besar seperti itu? Karena literatur memiliki kekuatan yang sanggup mempengaruhi akal pikiran manusia secara luar biasa. Melalui karya literatur manusia dapat melihat wawasan dunia dengan sangat luas. Tulisan memiliki kuasa untuk membangkitkan daya imaginasi yang kuat dan memberikan kesan yang sangat mendalam. Kekuatan lain dari literatur adalah dapat dibaca berulang-ulang. Kalau tulisan-tulisan hasil pemikiran manusia saja dapat melakukan hal yang hebat apalagi literatur yang diinspirasikan oleh Allah, yaitu Alkitab!

Dasar-dasar Alkitabiah Pentingnya Literatur Kristen Bagi Anak
Literatur Kristen pertama yang kita harus sebutkan adalah Alkitab. Alkitab adalah Firman Allah yang hidup dan yang berkuasa menghidupkan manusia. "Firman Allah hidup dan kuat," (Ibr. 4:12). "beritakanlah seluruh firman hidup itu..." (Kis. 5:20). Alkitab juga berkata bahwa, oleh karena Firmanlah kita memiliki iman, "Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Allah." (Rm. 10:17). Alkitab adalah sarana untuk mendidik kita dalam segala kebenaran, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2Tim. 3:16).

Lebih jelas lagi dalam Kitab Ulangan 6:7-9, Allah memerintahkan kepada umat Israel untuk mengajarkan Firman Tuhan, secara khusus disebutkan kepada anak-anak: "mengajarkan berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." Menggunakan sarana literatur untuk mengajarkan Firman Tuhan adalah sangat ideal karena kita dapat menggunakannya/membacanya berulang-ulang tanpa kuatir melupakan bagian-bagiannya. Selain itu kita bisa membawanya kemanapun kita pergi dan membacanya kapan saja.

Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga membutuhkan berita keselamatan dan pertumbuhan rohani. Oleh karena itu literatur Kristen juga akan menolong anak-anak untuk mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam Dia. Yang membedakan antara literatur Kristen untuk orang dewasa dan untuk anak adalah metode penyampaiannya. Dengan tanpa mengurangi maknanya, kebenaran Firman Tuhan untuk anak-anak disampaikan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu melalui gambar-gambar dan cerita-cerita menarik sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan anak.

Bagaimana dengan buku-buku/karya tulisan Kristen lain (selain Alkitab)? Karya literatur dari orang-orang beriman yang telah diubahkan oleh Firman Allah, yang berisi kesaksian dan pikiran Kristen, adalah tulisan yang telah diterangi oleh Roh Kudus dan dipakai oleh Allah untuk melaksanakan rencanaNya. Selain untuk menyampaikan kesaksian akan kebenaran Allah, literatur Kristen ditujukan untuk membantu pertumbuhan hidup rohani orang Kristen dan mendewasakan imannya, serta mengembangkan wawasan Kristen secara lebih luas. Dalam hal yang terakhir ini, literatur Kristen memegang peranan yang sangat penting karena akan membuka wawasan Kristen yang luas. Hal ini akan menolong orang Kristen untuk dapat menjadi "garam" dan "terang" di manapun mereka ditempatkan Tuhan, sesuai dengan situasi dan talenta yang mereka miliki. Hal ini berlaku bagi anak-anak, karena dengan terbukanya wawasan Kristen anak, maka akan membuka kesempatan bagi mereka untuk mengintegrasikan hidup sehari-hari mereka dengan kebenaran Alkitab.

Ada cukup banyak penulis-penulis Kristen yang terpanggil untuk menulis buku-buku cerita dan bacaan anak yang sangat berguna untuk mengajar anak tentang kebenaran Firman Tuhan. Namun menulis bahan bacaan untuk anak tidaklah selalu mudah. Pada satu sisi penulis harus dapat menjiwai pikiran anak sehingga dapat berbicara kepada jiwa mereka dengan bahasa yang dapat dimengerti anak. Tapi pada sisi yang lain penulis harus benar-benar mengerti pengajaran Firman Tuhan sehingga ia tidak memberikan penafsiran yang salah dalam tulisannya. Oleh karena itu sekalipun kelihatannya sederhana, orangtua harus cukup berhati-hati dalam memilihkan buku cerita dan bacaan Kristen untuk anak.

Macam-macam Literatur Kristen untuk Anak
Ada berbagai jenis literatur untuk anak. Abad 21 mungkin termasuk abad istimewa untuk anak, karena abad ini adalah abad di mana informasi bisa didapatkan dengan seluas-luasnya, khususnya dengan kemajuan teknologi internet. Anak bisa mendapatkan kesempatan sebesar- besarnya untuk mengeksplorasi sumber-sumber informasi dengan sangat cepat; baik lewat internet maupun TV, video atau media massa lain. Oleh karena itu anak-anak perlu bimbingan orangtua atau orang dewasa lain (guru) agar tidak terjerumus pada hal-hal yang menyesatkan dan dosa.

Berikut ini beberapa kategori buku dan jenis literatur lain yang sering kita jumpai di toko-toko buku Kristen:

  • Alkitab untuk anak yang dilengkapi dengan gambar-gambar.
  • Cerita bergambar mengenai kisah-kisah dalam Alkitab.
  • Cerita rohani mengenai kehidupan seorang anak Kristen.
  • Cerita binatang (fabel) yang mengandung nilai Kristiani.
  • Renungan harian untuk anak-anak.
  • Majalah Sekolah Minggu untuk anak-anak.
  • Cerita misi untuk anak.
  • Bahan doa untuk anak.
  • Buku lagu-lagu rohani.
  • Buku-buku permainan untuk mengenal Alkitab lebih baik.
  • Buku-buku permainan umum untuk anak.
  • Buku-buku prakarya/kegiatan untuk anak.
  • VCD lagu-lagu rohani untuk anak.
  • VCD film Kristen untuk anak.
  • Game komputer Alkitab untuk anak.

Memperkenalkan Buku Cerita kepada Anak
Untuk anak kecil (belum bisa membaca sendiri), mengenalkan buku dapat dilakukan dengan cara membacakan buku-buku cerita yang baik pada anak-anak, baik kisah-kisah dalam Alkitab maupun cerita lain yang mengandung kebenaran iman Kristen dan kebajikan. Cerita-cerita yang dibantu dengan beberapa gambar-gambar akan memudahkan anak-anak memahami cerita yang disampaikan dan lebih menarik. Tapi cerita-cerita yang terlalu banyak gambar (seperti komik) justru akan membatasi daya imajinasi anak.

Sebelum Anda membacakan cerita untuk anak, seharusnya Anda sudah membaca cerita tsb. lebih dulu. Akan lebih baik lagi bila Anda cukup hafal dengan jalan ceritanya supaya ketika bercerita nada suaranya tidak terdengar seperti membaca, tapi bisa memberikan intonasi suara dan gerakan-gerakan yang sesuai. Posisi membaca sebaiknya berhadapan dengan anak-anak, dan buku dihadapkan ke anak-anak, supaya anak-anak dapat melihat isi maupun gambar yang terdapat dalam buku tersebut. Oleh karena itu disarankan orang tua/guru untuk cukup hafal ceritanya sehingga tidak perlu melihat terus kepada buku.

Bacalah cerita dengan suara yang cukup jelas didengar anak-anak. Selingi cerita dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memastikan bahwa anak telah mengikuti cerita dengan baik. Pada setiap akhir cerita diskusikan bersama anak-anak pelajaran apa yang mereka dapatkan dari cerita tsb. Semakin menarik cara membaca Anda, semakin terangsang anak untuk mendengarkan. Demikian juga, semakin tertarik mendengarkan cerita-cerita tersebut semakin cepat anak terdorong untuk belajar membaca sendiri.

Untuk anak yang telah bisa membaca sendiri, memperkenalkan buku cerita bisa dilakukan memperlihatkan buku tsb. kepada mereka dengan menceritakan hal yang menarik dari buku tsb. Lalu ajaklah mereka untuk membaca sendiri buku-buku tsb. Ketika mereka mulai membaca buku, kadang masih diperlukan mendampingi mereka membaca. Tujuannya adalah untuk menolong mereka mengerti/mempelajari isinya secara maksimal. Selain itu kehadiran Anda akan membuat anak disiplin membaca sampai akhir. Setelah membaca, sangat baik jika bisa berdiskusi bersama tentang isi cerita buku tsb. dan juga untuk menanyakan pelajaran apa yang mereka dapatkan dari cerita tsb. Lalu tantang mereka bagaimana mengaplikasikan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: Christian Counseling Center Indonesia

Read more...

Dapatkah Anak Kecil Datang untuk Diselamatkan?

Banyak kelompok Kristen maupun orang-orang skeptis bertanya dapatkah anak kecil diselamatkan. Pertanyaan skeptis tersebut muncul karena mereka meragukan keselamatan bagi setiap orang, apalagi bagi mereka yg tidak mengerti teologi dengan segala kerumitannya. Orangtua Kristen pun seringkali was-was karena mereka memahami keselamatan namun harus menunggu sampai anak-anak mereka cukup dewasa untuk mengerti dan meyakini keselamatan tersebut.

Selama masa pelayanan-Nya sebagai manusia, Yesus Kristus telah menyambut dan memberkati anak-anak. Markus 10:13-16 menceritakan hal menarik tentang anak-anak. "Lalu orang banyak membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-muridNya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil ia tidak akan masuk kedalamnya. Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tanganNya atas mereka Ia memberkati mereka."

Saat anak-anak kecil dibawa pada Yesus, mereka memang masih terlalu kecil untuk mengerti betapa luar biasanya pertemuan itu, tapi mereka tentu dapat merasakan kehangatan kasih Yesus. Dan setelah mereka dewasa, mereka pasti membalas kasih-Nya. Kata Ibrani yang digunakan untuk "anak kecil" pada ayat tersebut, menerangkan bahwa anak-anak tersebut benar-benar masih sangat kecil, jadi gagalkah upaya Kristus? Tentu tidak, kata Ibrani yang sama juga digunakan dalam 2 Timotius 3:15 yaitu bahwa sejak masa kecilnya Timotius telah "mengenal kitab suci yang memberi (nya) hikmat dan menuntun kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus."

Ada yang berpendapat bahwa seorang anak harus mencapai usia tertentu (sering disebut sebagai "usia dewasa") agar dapat membuat keputusan rohani dalam hidupnya. Seringkali usia dua belas atau tiga belas tahun dijadikan patokan karena orang Yahudi melakukan upacara khusus di usia tersebut. Tanpa memandang usia tertentu, sebaiknya kita berpegang bahwa jika seorang anak dapat mengerti kebenaran sederhana tentang Injil, maka pada usia itu pula segala perbuatanya harus dapat di pertanggung-jawabkan pada Tuhan.

Anak-anak mudah sekali dipengaruhi orang dewasa, karenanya perlu dicermati agar mereka benar-benar memiliki pendiriannya sendiri. Anak-anak dapat dipaksa "menikah" atau bergaul dengan teman lainnya hanya demi menyenangkan orangtua. Hal demikian terjadi begitu saja tanpa rasa menyesal ataupun percaya pada Yesus Kristus. Namun demikian, jika seorang anak sadar akan dosa dan bertobat serta percaya pada Kristus, dia dapat dan akan diselamatkan, berapapun usianya. Kemarahan Kristus pada para murid mungkin karena mereka menggangap remeh anak kecil.

Khotbah gereja mula-mula menekankan pesan keselamatan yang juga melibatkan anak-anak. Dengan mengacu pada "generasi ini" Petrus berkata, "Bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil Tuhan Allah kita." (Kisah 2:39). Janji apakah yang sedang dibicarakan Petrus? Petrus berbicara mengenai janji Allah tentang keselamatan bagi semua orang yang percaya Kristus adalah Anak Allah dan menerimaNya dengan iman dan pertobatan. (Kisah 2:22-42).

Bahkan orang dewasa diingatkan untuk bertingkah laku seperti anak-anak. Saat pria "dewasa" sibuk memikirkan siapa yang berhak mendapat tempat tertinggi, Kristus berkata, "Jika kamu tidak bertobat dan tidak menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk kedalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga" (Matius 18:3-4). Dalam banyak hal, anak kecil lebih gampang menerima kebenaran rohani dibanding orang dewasa.

Anak-anak dalam lingkungan Kristen biasanya lebih cepat menerima Kristus dalam hidupnya dibanding anak-anak lain yang bukan dari lingkungan Kristen, dan alasannya sangatlah jelas. Keluarga Kristen sejati memiliki alkitab sebagai landasan dan mereka mengajarkannya pada anak-anak. Karena "iman datang dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Allah" (Roma 10:17), orang yang sering diajar mengenal Firman akan lebih cepat menerimaNya dibanding orang yang jarang atau yang tidak pernah mendengar Firman. Karena itu, Tuhan memberikan berbagai perintah dalam Alkitab agar orang tua lebih memperhatikan pertumbuhan rohani anak-anak mereka. Di atas segalanya, adalah gegabah menetapkan umur tertentu bagi Roh Kudus yang berkuasa mendatangkan pertobatan dan iman.

Tuhan dapat dan pasti akan memanggil anak-anak untuk menerima keselamatan. Dia memanggil Samuel pada usianya yang masih sangat muda, hingga bahkan pada mulanya imam Eli pun tidak menyangka (1 Samuel 3). Rencana keselamatan Tuhan begitu sederhana sehingga anak-anak akan mampu mengerti dan menerimanya.

By Henry Morris & Martin Clark | Sumber: The Bible Has the Answer/Master Books/1987

Read more...

Apakah Anak-anak Kita Harus Mengenal Tuhan?

Ya, anak-anak kita perlu mengenal Tuhan secara pribadi dalam hidup mereka. Ini berarti bahwa kita sendiri harus mengenal Tuhan karena Tuhan bisa menjadi lebih nyata bagi mereka jika Tuhan sudah nyata bagi kita. Ada orang-orang yang menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah Kristen karena mereka ingin anak-anak mereka memperoleh pendidikan Kristen meskipun mereka sendiri bukan orang Kristen. Dulu saya pernah mengirim sebuah e-mail berbau Kristen kepada orang seperti itu—dan e-mail itu dikembalikan kepada saya. Saya sangat terkejut. Saya hanya berharap jika putrinya bersekolah di sekolah Kristen, setidaknya ibu itu sendiri harus mau membuka diri terhadap pesan-pesan kristiani. Ternyata saya salah. Saya rasa ini cukup tragis.

Anak-anak membutuhkan lebih dari sekadar nilai-nilai Kristen. "Mengkristenkan" mereka tidaklah cukup. Apa pun itu tidak akan benar-benar cukup, kecuali pengalaman Kristen yang dialami secara pribadi dan sungguh-sungguh. Mereka membutuhkan persekutuan dengan Tuhan, Pribadi yang menciptakan mereka. Tuhan jauh lebih mengenal dan mengasihi mereka daripada kita. Hal itu memang sulit dipahami jika kita sangat mengasihi mereka—tapi jika ada Pribadi yang lebih mengasihi mereka, maka tentu saja mereka harus mengenal-Nya, bukan?

Kita hidup di dunia yang begitu menakutkan. Ada banyak sekali pengaruh-pengaruh buruk di luar sana yang dapat menghancurkan anak-anak kita, baik secara fisik, mental, emosional, atau secara spiritual. Ada banyak hal yang menakjubkan juga di dunia ini—dan semuanya berasal dari Tuhan, Pencipta segala yang baik. Cara yang paling bisa diandalkan untuk melindungi anak-anak kita supaya tidak menjadi sasaran pengaruh buruk dan supaya mereka memeroleh hal-hal yang baik adalah dengan membimbing mereka kepada Pribadi yang akan memberikan fondasi yang kuat dalam hidup mereka.

Amsal 3:6 menasihati kita untuk mengakui-Nya di dalam segala jalan kita dan Dia akan mengarahkan jalan kita. Sudah pasti setiap orang tua menginginkan anaknya bisa melewati dunia yang berbahaya ini dengan bimbingan seorang Pribadi yang akan memimpin mereka ke segala yang benar, baik, dan bermanfaat. Jika kita menginginkannya, kita sendiri harus mengakui Tuhan di hadapan mereka sejak mereka masih kanak-kanak. Sehingga kemungkinan besar mereka akan mengakui Tuhan seiring mereka bertumbuh dewasa. Anak-anak yang paling manis dan lugu pun dapat masuk ke jalan yang salah saat mereka melalui masa-masa labil di usia remaja mereka. Jujur, saya akan sangat takut mengambil risiko membesarkan anak pada masa-masa ini tanpa mereka memiliki pengetahuan akan Tuhan dan rencana-rencana-Nya untuk hidup mereka.

Selama bertahun-tahun, saya mengetahui banyak orang tua yang membiarkan anaknya memutuskan sendiri saat mereka dewasa nanti apakah mereka akan pergi ke gereja atau tidak. Hal ini hanyalah usaha untuk menghindari kewajiban dan itu tidak akan berhasil. Mungkin hanya ada sedikit anak yang tumbuh tanpa pengaruh Kristen yang kemudian mencari Tuhan sendiri. Namun, Anda sama saja dengan berjudi jika melakukan hal itu, pasalnya ada banyak kemungkinan yang mungkin akan terjadi. Mereka membutuhkan peran orang tua untuk menunjukkan jalannya. Bahkan, mengirim anak-anak Anda ke sekolah minggu atau kegiatan-kegiatan gereja yang lain pun tidaklah cukup. Mereka perlu tahu bahwa kekristenan adalah sesuatu yang Anda yakini dan seriusi—bahwa kekristenan adalah sesuatu yang bukan hanya bermanfaat di masa kecil, tapi juga di sepanjang hidup seseorang. Jika tidak, mereka hanya akan percaya pada Tuhan seperti halnya mereka percaya pada sinterklas, kelinci Paskah, dan peri gigi.

Kita menemukan hikmat lagi di dalam kitab Amsal, di mana kita diperintah untuk "mendidik orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu" (Amsal 22:6).

Jelas, tidak ada kebijakan asuransi dalam mendidik anak. Kita tidak dapat menjamin bahwa anak-anak kita tidak tersesat meski kita telah dengan setia menuntun mereka di jalan yang benar. Akan tetapi, kesempatan mereka untuk berjalan di jalan yang benar akan meningkat tajam jika kita mau dengan konsisten menunjukkan mereka jalan kepada Tuhan dan mendorong mereka untuk menjadikan Allah sebagai Tuhan dalam hidup mereka. Tuhan akan memberi mereka petunjuk hidup, makna, dan pemenuhan hidup. Tanpa Tuhan, hidup akan menjadi sebuah jalan simpang-siur yang mustahil untuk dilalui, yang terlalu membingungkan sehingga anak-anak berjalan kian-kemari tanpa tujuan, dan dengan mudahnya menjadi mangsa orang-orang yang berniat jahat, yaitu mereka yang sudah tercengkeram dalam lingkaran musuh Allah.

Tanpa Tuhan juga, apa pun yang ditawarkan dunia seakan-akan hampa dan tak berarti. Bahkan anak-anak yang sepertinya memiliki banyak potensi dan masa depan yang cerah dapat merasakan adanya jurang kehampaan yang besar dalam jiwa mereka. Ada sebuah kutipan yang terkenal, yang saya yakini keluar dari mulut Pascal, yang mengatakan bahwa "ada kekosongan yang diciptakan Tuhan dalam jiwa manusia yang hanya bisa diisi oleh Tuhan sendiri."

Jika Tuhan tidak disertakan dalam kehidupan anak-anak, mereka mungkin mencoba mengisi hidup mereka dengan banyak hal—baik dan jahat—dalam usaha untuk mencapai kepuasan atas kebutuhan mereka. Tapi pada akhirnya, tidak ada yang lebih berarti daripada Tuhan yang adalah pusat dari segalanya. Mungkinkah itu yang menjadi alasan mengapa banyak anak muda pada zaman ini sangat tidak bahagia, bahkan sangat tertekan? Mungkinkah hal itu ada hubungannya dengan sikap mereka yang cenderung merusak diri? Mungkinkah hal itu yang menjadi alasan mengapa bunuh diri menjadi hal umum di kalangan para remaja dan muda dewasa?

Jika kita tidak berhasil memberikan makna paling pokok yang mereka butuhkan dalam hidup mereka, berarti kita membiarkan mereka jatuh terperosok, tak peduli seberapa banyak kesenangan duniawi, pengetahuan, kesempatan, dan keberuntungan yang mungkin kita berikan kepada mereka. Sudah menjadi tanggung jawab kita sendiri untuk membuat anak-anak kita mengenal Tuhan. Dia adalah Batu Karang yang teguh di mana semua kehidupan harus dibangun di atasnya supaya bisa bertahan dari badai hidup dan menjadi cahaya yang memberi inspirasi kepada sesama yang menjalani kehidupan di masa yang akan datang.

Sumber: Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen (PEPAK)

Read more...

recent comments


Cari di ezramos.blogspot.com...

recommended links

     » Christian Men's Network Indonesia
     » Wanita Bijak
     » Christian Parent
     » All About Parenting
     » Focus On The Family
     » Children’s Ministry Online
     » Jesus for Children
     » Salvation Kids
     » Kid Explorers
     » CBH (Children's Bible Hours)
» Blog ini didedikasikan untuk kedua anak yang kami kasihi, Ezra dan Amos serta kepada seluruh orangtua Kristen yang memiliki anak-anak agar mereka tetap memegang teguh komitmen dan tanggung jawab atas kehidupan anak-anak yang telah Tuhan percayakan kepada mereka. God bless you!

"Hai anakku, jika hatimu bijak, hatiku juga bersukacita." (Ams. 23:15)

meet the parents

Add me Add me

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP