Menjadi Orangtua Kristen

Orangtua Kristen - Memilih
Orangtua Kristen mempunyai tugas yang sulit dalam membesarkan anak-anak mereka dalam dunia "kebenaran". Zaman dahulu, anak-anak tumbuh dalam masyarakat yang dengan jelas menentukan apa yang benar dan apa yang salah. Orangtua dipandang sebagai figur yang berkuasa atas hidup anak-anak mereka. Sekarang, oleh karena perubahan zaman, anak-anak kita melakukan konsep tindakan tidak bermoral, anti-keluarga, dan anti-orang tua, baik di sekolah dan di media—sesuatu yang tidak pernah terjadi pada zaman dahulu.

Orangtua menunjukkan perhatian yang semakin meningkat kepada anak-anak mereka karena anak-anak itu terdorong untuk menghindari peraturan-peraturan yang ketat dan kebenaran yang alkitabiah. Pada saat penerapan hukum Allah disebutkan, berbagai organisasi sibuk memperingatkan orangtua agar tidak memaksakan nilai-nilai mereka sendiri terhadap anak-anak. Tetapi, para orangtua Kristen memahami kebohongan dalam kejahatan yang mengubah kebenaran Allah. Alkitab mengatakan, "... kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orangtua," (Roma 1:30). Pemberontakan dan ketidaktaatan yang saat ini terjadi, merupakan akibat dari hancurnya kekuasaan orangtua. Sekarang ini, orangtua harus memilih siapa dan apa yang akan membentuk kehidupan anak-anak mereka. Tanpa diragukan lagi, Allah masih menganggap orangtua bertanggung jawab kepada anak-anak mereka, yaitu untuk mengajar dan mendisiplinkan mereka.

Orang tua Kristen - Mengajar
Pada masa Perjanjian Lama Musa mengingatkan bangsa Israel akan tanggung jawab mereka kepada anak-anak dan cucu mereka. "Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu." (Ulangan 4:9). Kita semua harus percaya bahwa anak-anak kita akan mengambil pilihan yang tepat berdasarkan pelajaran yang diajarkan. Jika anak kita menemukan uang di halaman, apa yang akan dilakukannya? "Tongkat ukur" jenis apa yang akan digunakan anak sebagai tolok ukur dalam melakukan kejujuran? Mungkin anak itu akan bertanya bagaimana ayahnya mengembalikan kelebihan uang kembalian yang diberikan oleh kasir.

Pada saat mengajar anak-anak kita, kita tidak hanya memberikan daftar peraturan yang harus ditaati saja. Kita juga harus menggunakan "action speak" (tindakan nyata) dengan melatih mereka sesuai dengan standar Allah. Dengan hidup yang benar orangtua memberikan pemahaman kepada anak-anak mereka tentang bagaimana peraturan yang Allah berikan telah membangun seluruh hidup kita. Dengan demikian, pada saat anak-anak kita dewasa, mereka akan membangun kebiasaan untuk melakukan hal-hal yang benar, melayani Allah melalui keputusan yang mereka ambil sendiri.

Setiap orangtua mempunyai tujuan untuk melihat anak-anak menerima tanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil sendiri. Bila anak-anak kita belajar dari kesalahan mereka dan menerima koreksi yang benar, itu berarti kita telah mendidik mereka dengan benar. Seorang ayah mencoba mengambil jalan pintas dalam menjelaskan tanggung jawab dengan mengatakan, "Bukan apa yang kamu lakukan, tetapi apakah kamu terjebak atau tidak. Dan bila kamu terjebak ... kamu harus mau membayar konsekuensinya!" Jelas tidak ada jalan pintas untuk mengajar anak-anak. Ajaran orangtua merupakan suatu perjalanan yang sulit, yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung selama bertahun-tahun. Mungkin sering kali anak-anak kita mengambil keputusan yang salah atau bahkan memilih untuk menolak ajaran kita. Inilah masa-masa di mana disiplin benar-benar diperlukan.

Orang tua Kristen - Mendisiplin
Setiap beberapa tahun, teori-teori tentang displin yang "benar" selalu berubah, namun Alkitab tidak pernah berubah. Jika anak-anak tidak patuh, mereka harus menerima koreksi (pembenaran). Alkitab mengajarkan bahwa hal ini harus dilakukan dengan tongkat dan teguran. "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya" (Amsal 29:15). Sering kali orangtua bosan dalam mendisiplin anak-anak yang masih kecil. Terkadang hari-hari tertentu menjadi hari yang penuh dengan omelan dan kemarahan. Para orangtua pun bertanya-tanya apakah mereka sudah menghancurkan setiap kesempatan untuk membangun hubungan yang penuh kasih dengan anak-anak mereka. Bahkan mereka mungkin tergoda untuk menyerah. "Hanya Tuhan yang tahu apa yang harus dilakukan terhadap anak ini," gerutu mereka. Ya, hanya Tuhan!

Allah memilih setiap orang tua dengan sangat teliti. "Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, ...." (Kejadian 18:19). Allah memercayakan anak-anak kepada Anda supaya Anda merawat mereka dengan sungguh-sungguh. Dia ingin Anda tahu itu, koreksi yang tegas akan melatih anak-anak Anda supaya mematuhi Dia. "Hai anak-anak, taatilah orangtuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan" (Kolose 3:20). Koreksi yang konsisten dan penuh kasih akan membantu anak-anak Anda untuk belajar kebenaran yang alkitabiah, seperti disiplin diri. Allah tahu Abraham akan membesarkan anak-anaknya dengan takut akan Tuhan, maka dari itu Tuhan memberkati dia. Dengan menerapkan standar Allah kita juga dapat menerima berkat Allah sebagai orangtua.

Sumber: www.allaboutparenting.org/SABDA

0 komentar:

recent comments


Cari di ezramos.blogspot.com...

recommended links

     » Christian Men's Network Indonesia
     » Wanita Bijak
     » Christian Parent
     » All About Parenting
     » Focus On The Family
     » Children’s Ministry Online
     » Jesus for Children
     » Salvation Kids
     » Kid Explorers
     » CBH (Children's Bible Hours)
» Blog ini didedikasikan untuk kedua anak yang kami kasihi, Ezra dan Amos serta kepada seluruh orangtua Kristen yang memiliki anak-anak agar mereka tetap memegang teguh komitmen dan tanggung jawab atas kehidupan anak-anak yang telah Tuhan percayakan kepada mereka. God bless you!

"Hai anakku, jika hatimu bijak, hatiku juga bersukacita." (Ams. 23:15)

meet the parents

Add me Add me

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP