Buku: Sex Is Not The Problem (Lust Is)

Bagian dari tantangan yang orang-orang Kristen hadapi dalam dunia yang dipenuhi hawa nafsu ini adalah mengingat bahwa baik seks maupun seksualitas bukanlah musuh kita. Seks bukanlah masalahnya--hawa nafsulah masalahnya. Inilah musuhnya yang telah membajak seksualitas. Kita harus mengingat bahwa tujuan kita adalah untuk menyelamatkan seksualitas kita dari hawa nafsu, sehingga kita dapat mengalaminya sesuai dengan yang Allah maksudkan.

Bagian dari tantangan yang orang-orang Kristen hadapi dalam dunia yang dipenuhi hawa nafsu ini adalah mengingat bahwa baik seks maupun seksualitas bukanlah musuh kita. Seks bukanlah masalahnya--hawa nafsulah masalahnya. Inilah musuhnya yang telah membajak seksualitas. Kita harus mengingat bahwa tujuan kita adalah untuk menyelamatkan seksualitas kita dari hawa nafsu, sehingga kita dapat mengalaminya sesuai dengan yang Allah maksudkan.

Demikian yang dikatakan Joshua Harris dalam pendahuluan bukunya ini. Lebih lanjut Joshua, mengatakan, "Saya menulis buku ini karena saya telah 'menaklukkan' hawa nafsu dan memiliki sebuah rencana yang sempurna untuk dapat diikuti. Saya menuliskannya karena saya telah mengalami kuasa Allah yang mengubah, dan saya tahu bahwa Ia ingin Anda mengalami kuasa itu juga."

"Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus." (Efesus 5:3). Menyimak ayat ini, timbul pertanyaan besar, mengapa standar Allah begitu tinggi? Bagaimana Allah dapat menuntut tidak ada sedikitpun hawa nafsu selagi Ia mengetahui bahwa Ia menciptakan kita dengan dorongan-dorongan seks yang kuat?

Salah satu alasan mengapa Allah memanggil kita untuk membersihkan diri kita dari hawa nafsu sepenuhnya adalah karena Ia tahu bahwa hawa nafsu tidak akan pernah terpuaskan. Hawa nafsu akan selalu bertumbuh, dan akhirnya merampas kemampuan manusia dalam menikmati kenikmatan yang benar dan kudus.

Dan inilah ide radikal yng ditawarkan: Allah ingin kita merangkul seksualitas kita. Dan memerangi hawa nafsu adalah bagian dari bagaimana kita melakukan itu. Untuk merangkul seksualitas kita secara benar, kita harus membawanya di bawah kekuasaan dari Ia yang menciptakannya. Ketika kita melakukannya demikian, kita tidak berperang melawan seksualitas kita; kita justru memperjuangkannya. Kita menyelamatkan seksualitas dari kehancuran yang ditimbulkan oleh hawa nafsu.

Ketika kita merangkul seksualitas kita dan mengklaimnya untuk kekudusan, kita menjadi sejalan dengan maksud Allah menciptakan kita. Ia membuat kita untuk hidup kudus. Dalam kekudusan kita menemukan yang terbaik dan ekspresi yang sangat memuaskan akan seksualitas kita. Dan di dalam kekudusan, kita mengalami kebenaran akan apa yang Allah ciptakan.

Lebih jauh, Joshua Harris memaparkan, bagaimana hawa nafsu menipu kita. Dengan spesifik dan jujur, Joshua membagikan pengalamannya dan menyusun sebuah rencana yang dirancang khusus untuk memerangi hawa nafsu dan merayakan kemurnian.

Dengan memahami rencana Allah secara benar, akan menolong kita melihat di mana keinginan-keinginan hawa nafsu kita yang akan mensabotase tujuan utama yang ada. Buku ini akan sangat membantu, baik pria maupun wanita yang sedang bergelut dengan hawa nafsunya yang membara. Semoga. (Hartono Tj)


Data buku:
Judul asli: Sex Is Not The Problem (Lust Is)
Penulis: Joshua Harris
Penerjemah: Handy Hermanto
Penerbit: Pionir Jaya, Banding, 2006
Tebal: 208 halaman

Tentang penulis:
Joshua Harris adalah pendeta dari Covenant Life Church, sebuah gereja yang berkembang di pinggiran Maryland Washington DC, AS. Ia menjadi pembicara tingkat nasional dan memimpin sebuah konferensi tahunan bagi mahasiswa yang diberi nama New Attitude. Joshua mulai menulis sebagai editor dari New Attitude, sebuah majalah Kristen untuk para remaja yang bersekolah di rumah (homeschooling). Buku I Kissed Dating Goodbye adalah buku pertama Josh, dan dalam tahun yang sama, ia pindah dari Oregon ke Gaithersburg, Maryland, untuk dilatih bagi pelayanan pastoral di bawah bimbingan CJ Mahaney.

Lima tahun kemudian setelah berhenti untuk bermain-main dengan berkencan, ia bertemu dengan Shannon, bertunangan dan kemudian menikah dengannya. Ia membagi kisah cinta mereka dan pelajaran-pelajaran yang Allah ajarkan kepada mereka di dalam buku keduanya, Boy Meets Girl: Say Hello to Courtship. Joshua dan Shannon memiliki dua anak, Emma Grace dan Joshua Quinn. Untuk mengetahui lebih jauh, kunjungi websitenya di www.joshharris.com

0 komentar:

recent comments


Cari di ezramos.blogspot.com...

recommended links

     » Christian Men's Network Indonesia
     » Wanita Bijak
     » Christian Parent
     » All About Parenting
     » Focus On The Family
     » Children’s Ministry Online
     » Jesus for Children
     » Salvation Kids
     » Kid Explorers
     » CBH (Children's Bible Hours)
» Blog ini didedikasikan untuk kedua anak yang kami kasihi, Ezra dan Amos serta kepada seluruh orangtua Kristen yang memiliki anak-anak agar mereka tetap memegang teguh komitmen dan tanggung jawab atas kehidupan anak-anak yang telah Tuhan percayakan kepada mereka. God bless you!

"Hai anakku, jika hatimu bijak, hatiku juga bersukacita." (Ams. 23:15)

meet the parents

Add me Add me

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP